Selasa, 30 Maret 2021

 


بسم الله الرحن الرحيم
بماذا يتخلق الولد ؟
Dengan apa seorang anak beradab?
-يَجِبُ عَلَى الْوَلَدِ أَنْ يَتَخَلَّقَ بِالْأَخْلَاقِ الْحَسَنَتِ مِنْ صِغَرِهِ, لِيَعِيْشَ مَحْبُوْبًافِي كِبَرِهِ : يَرْضَ عَنْهُ رَبُّهُ, وَيُحِبُّهُ أَهْلُهُ, وَجَمِيْعُ النَّاسِ. -
1.Wajib atas seorang anak berakhlak dengan akhlak yang baik dari kecilnya, agar kehidupannya dicintai ketika dewasa: Tuhannya Akan Ridho padanya, dan Keluarganya akan Senantiasa Mencintainya, Dan Seluruh Manusia...
وَ يَحِبُّ عَلَيْهِ أَيْضًا, أَنْ يَبْتَعِدَ عَنِ الْأَخْلَاقِ الْقَبِيْحَةِ, كَيْلَ يَكُونَ مَكْرُوهًا : لاَ يَرْضَى عَنْهُ رَبُّهُ, وَلَا يُحِبُّهُ أَهْلُهُ, وَلَا أَحَدٌ مِنَ النَّاسِ
2. Wajib juga atas seorang anak yang beradab, Menjauhi dari Akhlak yang tercela, Agar Tidak menjadi orang yang dibenci: Tuhannya Tidak Ridho Padanya,dan  Keluarganya Tidak Mencintainya dan juga Seluruh Manusia
2.اَلْوَلَدُ الْأَدِيْبُ
-أَلْوَلَدُ الْأَدِيْبُ يَحْتَرِمُ وَالِدَيْهِ وَمُعَلِّمِيْهِ , وَإِخْوَانَهُ الْكِبَارَ, وَكُلَّ مَنْ هُوَ أَكْبَرُ مِنْهُ , وَيَرْحَمُ إخْوَانَهُ الصِّغَارَ, وَكُلَّ مَنْ هُوَ أَصْغَرُ مِنْهُ. -وَيَصْدُقُ فِى كَلَامِهِ, وَيَتَوَاضَعُ مَعَ النَّاسِ, وَيَصْبِرُ عَلَى الْأَذَى, وَلَا يُقَاطِعُ الْأَوْلَادَ, وَلَا يَتَخَاصَمُ مَعَهُمْ, وَلَا يَرْفَعُ صَوْتَهُ إِذَا تَكَلَّمَ أَوْ ضَحِيْكَ
Seorang anak yang beradab
1. Seorang anak yang beradab ia memuliakan kedua orang tuanya dan para Pengajarnya, dan para saudaranya yang lebih besar, dan semua orang yang lebih besar darinya, dan menyayangi saudaranya yang lebih kecil, dan semua orang yang lebih kecil darinya.
2. Dan seorang anak yang beradab selalu jujur dalam setiap perkataannya, dan bertawadhu` (rendah hati) sesama manusia, dan bersabar atas gangguan  dan tidak memutuskan hubungan dengan Anak-Anak (Tetangga), tidak pula berkelahi bersama mereka, dan tidak meninggikan suara apabila sedang berbicara atau tertawa
3.اَلْوَلَدُ الْوَقِحُ
-ألْوَلَدُ الْوَقِحُ : لَا يَتَأَدَّبُ مَعَ وَالِدَيْهِ وَأَسَاتِذَتِهِ, وَلَا يَحْتَرِمُ مَنْ هُوَ أكْبَرُ مِنْهُ , وَلَا يَرْحَمُ مَنْ هُوَ أَصْغَرُ مِنْهُ , وَيَكْذِبُ إذَا تَكَلَّمَ , وَ يَرْفَعُ صَوْتَهُ إذَا ضَحِيْكَ , وَ يُحِبُّ الشَّتْمَ , وَالْكَلَامَ الْقَبِيْحَ , وَالْمُخَاصَمَةَ  وَيَسْتَهْزِئُ بِغَيْرِهِ , وَيَتَكَبَّرُ عَلَيهِ , وَلَا يَسْتَحْيِ أَنْ يَعْمَلَ قَبِيْحًا , وَلَا يَسْمَعُ النَّصِيْحَةَ
Seorang Anak Yang Jelek (Akhlaknya)
Seorang anak yang jelek (Akhlaknya): ia Tidak beradab kepada Kedua Orang Tuanya dan Para Ustadz²nya, ia tidak Menghormati orang yang lebih tua darinya, ia tidak Menyayangi orang yang lebih Muda darinya, ia selalu berbohong apabila berkata-kata, dan mengangkat suaranya apabila tertawa, dan ia suka Memaki, dan Berkata yang Tercela, dan Bertengkar serta Memperolok-olok orang lain, dan ia menyombongkan diri, dan ia tidak malu kalau berbuat yang tercela, dan ia tidak suka mendengar nasihat 
4.يَجِبُ أَنْ يَتَأَدَّبَ الْوَلَدُ مِنْ صِغَرِهِ
-اَحْمَدُ وَلَدٌ صَغِيْرٌ لَكِنَّهُ أَدِيْبٌ , وَلِهَذَا يُحِبُّهُ أَبُوْهُ وَهُوَ أَيْضًا يُحِبُّ السُّؤَالَ عَنْ كُلِّ شَيْءٍ لَا يَفْهَمْهُ. -وَذَاتَ يَوْمٍ تَنَزَّهَ مَعَ أَبِيْهِ فِي بُسْتَانٍ فَرَآى شَجَرَةَ وَرْدٍ جَمِيْلَةً , وَلَكِنَّهَا مُعْوَجَّةٌ, فَقَالَ أَحْمَدُ : مَا أَجْمَلَ هَذِهَ الشَّجَرَةَ! وَلَكِنْ لِمَاذَا يَا أَبِي هِيَ مُعْوَجَّةٌ ؟ فَقَالَ اْلأَبُ : لِأَنَّ الْبُسْتَانِيَّ لَمْ يَعْتَنِ بِتَقْوِيْمِهَا, مِنْ صِغَرِهَا , فَصَارَتْ مُعْوَجَّةً فَقَالَ اَحْمَدُ : اْلأَحْسَنُ أَنْ نُقَوِّمَهَا الْآنَ, فَضَحِكَ أَبُوْهُ وَقَالَ لَهُ : لَا يَتَأَتَّي ذَلِكَ يَاوَلَدِي لِأَنَّهَا قَدْ كَبُرَتْ, وَغَلُظَتْ سَاقُهَا.  فَكَذَلِكَ الْوَلَدُ, الَّذِي لَمْ يَتَأَدَّبْ مِنْ صِغَرِهِ, لَا يُمْكِنُ تَأْدِيْبُهُ فِي كِبَرِهِ.
Seorang anak wajib beradab sejak dari kecilnya
Ahmad seorang anak kecil, akan tetapi ia beradab, oleh karna itu ayahnya mencintainya, dan ia juga suka bertanya dari segala sesuatu yang ia tidak mengerti. 
Pada suatu hari ia berjalan²  bersama ayahnya ke kebun, maka ia melihat pohon bunga yang indah, akan tetapi pohon itu bengkok. Maka Ahmad bertanya: `Betapa indahnya pohon ini! Akan tetapi mengapa ia bengkok wahai ayah?` 
Sang Ayah menjawab: `Karna Tukang Kebun tidak memperhatikan serta tidak meluruskannya semenjak dari kecilnya, maka jadilah ia bengkok`
Ahmad berkata: `Lebih  baik, kita meluruskannya saja sekarang`, Maka tertawa sang Ayah, dan Berkata: `Tidak Mudah yang demikian itu wahai Anakku, karena ia sudah tumbuh besar, dan ranting²nya pun Tebal.
Beginilah seorang anak yang tidak beradab dari kecilnya, tidak mungkin ia beradab pada waktu ia telah besar.
٥- اَللّٰهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى
٥ -أَيُّهَا الْوَلَدُ الْعَزِيْزُ: اَللَّهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى هُوَ الَّذِى خَلَقَكَ, وَحَسَّنَ صُوْرَتَكَ, بِأَنْ أَعْطَكَ عَيْنَيْنِ, تَنْظُرُ بِهِمَا الْأَشْيَاءَ, وَأُذُنَيْنِ تَسْمَعُ بِهِمَا الْأَصْوَاتَ, وَلِسَانًا تَتَكَلَّمُ بِهِ, وَيَدَيْنِ تَسْتَعْمِلُهُمَا فِي أَشْغَالِكَ, وَرِجْلَيْنِ تَمْشِي عَلَيْهِمَا, وَعَقْلًا تَعْرِفُ بِهِ الْخَيْرَمِنَ الشَّرِّ, وَأَنْعَمَ عَلَيْكَ بِالصِّحَّةِ وَالْعَافِيَةِ, وَوَضَعَ الرَّحْمَةَ فِى قُلُوبِ وَالِدَيْكَ, حَتَّى رَبَّيَاكَ تَرْبِيَةًحَسَنَةً. -فَيَجِبُ عَلَيكَ أَنْ تُعَظِّمَ رَبَّكَ وَتُحِبَّهُ, وَتَشْكُرَهُ عَلَى جَمِيْعِ نِعَمِهِ: بِأَنْ تَمْتَثِلَ أَوَامِرَهُ, وَتَجْتَنِبَ نَوَاهِيَهُ, وَأَنْ تُعَظِّمَ أَيْضَا جَمِيْعَ مَلآئِكَتِهِ, وَرُسُلِهِ, وَأَنْبِيَائِهِ, وَالصَّالِحِيْنَ مِنْ عِبَادِهِ, وَتُحِبَّهُمْ لِأنَّهُ تَعَالَى يُحِبُّهُمْ. -إذَا أَحْبَبْتَ رَبَّكَ, وَامْتَثَلَتْ أَوَامِرَهُ, وَاجْتَنَبْتَ نَوَاهِيَهُ, زَادَكَ مِنْ نِعَمِهِ, وَجَعَلَكَ مَحْبُوْبًا بَيْنَ النَّاسِ, وَحَفِظَكَ مِنْ كُلِّ أَذًاى, وَأَعْطَكَ كُلَّ مَا تُرِيْدُ: مِنَ الرِّزْقِ وَ غَيْرِهِ
5. Allah Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi
1. Wahai anak yang Mulia : Allah Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi Dia yang menciptakan mu, dan membaguskan rupa mu, dengan memberi kedua mata kepada mu dengannya kamu bisa melihat segala sesuatu, dan kedua telinga, dengannya kamu bisa mendengar suara, dan lisan yang dengannya kamu mampu berbicara, dan kedua tangan yang dengannya kamu mampu memakai untuk aktifitas mu, dan kedua kaki yang dengannya kamu bisa berjalan, dan akal yang dengannya kamu mengetahui yang Baik dari yang Buruk, dan Dia Memberi Nikmat atasmu berupa kesehatan yang sehat, serta meletakkan rasa sayang di hati kedua orangtuamu sehingga mereka mendidikmu dengan pendidikan yang baik.
2. Maka wajib atasmu untuk mengagungkan serta mencintai Tuhanmu, dan engkau mensyukuri atas segala nikmat-nikmatNya : dengan kamu mematuhi segala perintah-perintahNya, dan menjauhi segala LaranganNya, dan Juga kamu mengagungkan seluruh Para Malaikat-malaikatNya, Rasul-rasulNya, Nabi-NabiNya dan Seluruh orang-orang sholeh dari semua hamba-hambaNya, dan kamu cintai mereka karna sesungguhnya Allah yang Maha Tinggi mencintai mereka.
3. Apabila kamu telah mencintai Tuhanmu, dan mematuhi segala perintah-perintahNya serta menjauhi semua larangan-laranganNya, Dia akan menambah nikmat-nikmatNya kepadamu, dan menjadikanmu orang yang dicintai diantara manusia, serta menjaga mu dari segala gangguan, dan memberi mu segala apa-apa yang kamu mau: dari pada Rezeki atau yang Lainnya
مُحَمَّدٌ وَلَدٌ أَمِيْنٌ, يَخَافُ اللَّهَ, وَيَمْتَثِلُ أَمْرَهُ, وَذَاتَ يَوْمٍ قَالَتْ لَهُ أُخْتُهُ سُعَادُ: يَاأَخِي, إنَّ أَبَانَا قَدْ خَرَجَ مِنَ الْبَيْتِ, فَهَلُمَّ   بِنَا نَفْتَحْ خِزَانَةَ الطَّعَامِ لِنَأْكُلَ مَا فِيْهَا مِنَ الْمَأْ كُوْلَاتِ اللَّذِيْذَةِ, فَأَبُوْنَا لَا يَنْظُرُ إلَيْنَا. فَأَجَابَهَا مُحَمَّدٌ: حَقِيْقَةً يَا أُخْتِي, إنَّ أَبَانَا لَايَنْظُرُ إلَيْنَا, وَلَكِنْ أَمَا تَعْلَمِيْنَ: أَنَّ اللَّهَ هُوَ الَّذِى يَنْظُرُ إلَيْنَا. فَاحْذَرِى مِثْلَ هَذَا الْعَمَلِ الْقَبِيْحِ, لِأنَّكِ لَوْأَخَذْتِ شَيْئًا بِغَيْرِ رِضَا أَبِيْكِ, فَإنَّ اللَّهَ يَغْضَبُ عَلَيْكِ, وَسَوْفَ يُعَاقِبُكِ. فَخَافَتْ سُعَادُ, وَاسْتَحَتْ مِنْ سُوْءِ نِيَّتِهَا, وَقَالَتْ: صَحِيْحٌ كَلَامُكَ يَاأَخِي, وَأَشْكُرُكَ كَثِيْرًا, عَلَى هَذِهِ النَّصِيْحَةِ الطَّيِّبَةِ
   Muhammad seorang anak yang jujur, ia takut kepada Allah, dan ia mematuhi segala perintahNya. Pada suatu hari berkata kakak perempuannya yaitu su`aadah: `Wahai saudaraku, sesungguhnya ayah kita telah keluar dari rumah, maka marilah kita buka lemari makanan untuk kita makan apa-apa yang ada didalamnya dari pada makanan yang lezat, karna ayah tidak akan melihat kita`
  Maka Muhammad menjawab : `benar sekali wahai saudaraku, sesungguhnya ayah kita tidak melihat kita, akan tetapi apakah engkau mengetahuinya bahwa : sesungguhnya Allah lah yang melihat kita`
   `Maka hati-hatilah semisal perbuatan tercela ini, karna sesungguhnya kalau engkau mengambil sesuatu dengan tanpa Ridho ayahmu, Maka sesungguhnya Allah Murka Terhadapmu, dan Dia kelak akan memberi Hukuman kepadamu..`
   Maka takutlah su`adah, dan malu atas keburukan niatnya, dan ia berkata: `benar kata-katamu wahai saudaraku, dan aku bersyukur sekali atas nasihat yang baik ini
حَسَنٌ وَلَدٌ مُطِيْعٌ: يُصَلِّى كُلَّ يَوْمٍ, الصَّلَوَاتِ الخَمْسَ فِي أَوْقَاتِهَا, وَيُوَاظِبُ عَلَى الْحُضُوْرِ فِى الْمَدْرَسَةِ, وَعَلَى قِرَاءَةِ الْقُرْآنِ, وَمُطَالَعَةِ الدُّرُوْسِ فِي الْبَيْتِ, وَلِذَالِكَ يُحِبُّهُ أَبُوْهُ وَأُمُّهُ, وَأَسَاتِذَتُهُ وَجَمِيْعُ النَّاسِ. وَمِنْ عَادَتِهِ إذَا أَرَادَ النَّوْمَ: أَنْ يَّذْكُرَاللَّهَ, وَيَشْكُرَهُ عَلَى أَنْ حَفِظَهُ طُوْلَ يَوْمِهِ, مِنَ الْبَلاَءِ وَالْأَذَى, ثُمَّ يَقُوْلَ: بِاسْمِكَ اللَّهُمَّ أَحْيَا وَأَمُوْتُ, وَإذَا قَامَ مِنْ نَوْمِهِ, يَشْكُرُاللَّهَ عَلَى نِعْمَةِ النَّوْمِ, وَيَقُوْلُ: اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِى أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإلَيْهِ النُّشُوْرُ. وَمِنْ عَادَتِهِ أَيْضًا إذَا أَكَلَ: أَنْ يَقُوْلَ أَوَّلَا: بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ, وَإذَا فَرَغَ مِنْهُ, يَشْكُرُاللَّهَ عَلَى نِعْمَةِ الْأَكْلِ, لِأَنَّهُ يَعْلَمُ أَنَّ اللَّهَ هُوَ الَّذِي أَوْجَدَ لَهُ الطَّعَامَ, وَيَقُوْلُ: أَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَطْعَمَنِى هَذَا الطَّعَامَ, وَرَزَقَنِيْهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّى وَلَا قُوَّةٍ. مَا أَسْعَدَ هَذَا الْوَلَدَ الْمُطِيْعَ: يَرْضَى عَنْهُ رَبُّهُ وَسَوْفَ يُدْخِلُهُ الْجَنَّةَ
   Hasan adalah seorang anak yang ta`at, ia sholat setiap hari, sholat lima waktu, dan ia selalu lazim hadir di madrasah untuk membaca Al Qur`an, dan mengulang-ulang pelajarannya dirumah, dengan begitu ia disukai ayah dan ibundanya, dan para guru-guru nya dan seluruh manusia...
   Dan dari kebiasaannya apabila ingin tidur : dan hendaknya ia mengingat Allah, serta bersyukur atas PenjagaanNya sepanjang hari dari segala Bencana dan Gangguan, kemudia ia berdoa `dengan Nama Allah saya hidup dan dengan NamaNya saya Mati`...Dan Apabila ia telah bangun dari tidurnya, ia bersyukur kepada Allah atas nikmat Tidur, dan bedoa : `Segala puji bagi Allah yang menghidupkan kami setelah matinya kami dan kepadaNya lah kami kembali` ...
   Dan dari kebiasaannya juga apabila makan : maka ia berkata `Bismillah` terlebih dahulu, dan apabila ia selesai dari makannya, ia bersyukur atas nikmat makan, karna sesungguhnya ia mengetahui bahwa Allah yang memberikan makanan kepadanya, dan berdoa `Alhamdulillahi ladzi Ath`amany hadzath tho`aman wa rozaqonihi min ghoiri haulin minni wa laa quwwah`...
   Betapa bahagianya anak yang Ta`at ini : Tuhannya akan Ridho padanya dan kelak akan dimasukannya kedalam syurga.
1.أَيُّهَا الْوَلَدُ الْأَدِيْبُ, كَمَا يَجِبُ عَلَيْكَ أَنْ تُعَظِّمَ رَبَّكَ, سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, يَجِبُ عَلَيْكَ أَيْضًا, أَنْ تُعَظِّمَ نَبِيَّكَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ, وَتمْلَأَ قَلْبَكَ بِمَحَبَّتِهِ, حَتَّى تُحِبَّهُ أكْثَرَ مِنْ مَحَبَّتِكَ لِوَالِدَيْكَ وَلِنَفْسِكَ, لِأَنَّهُ الَّذِي عَلَّمَنَا دِيْنَ الْإسْلَامِ, وَبِسَبَبِهِ عَرَفْنَا رَبَّنَا, وَفَرَّقْنَا بَيْنَ الْحَلَالِ وَالْحَرَامِ, وَلِأَنَّ اللَّهَ تَعَالَى أَحَبَّهُ, فَجَعَلَهُ أَفْضَلَ النَّاسِ, وَصَيَّرَهُ قُدْوَةً لَنَا فِى الْأَخْلَاقِ وَالْأَدَابِ. 2.إذَا أَحْبَبْتَ نَبِيَّكَ صَلىَّ اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّامَ, فَاتَّبِعْهُ فِى سِيْرَتِهِ, وَاعْمَلْ بِنَصَائِحِهِ, لِتَنَالَ مَحَبَّةَ اللَّهِ وَرِضَاهُ
نبيك محمد صلى الله عليه و آله وسلمَ
Nabi mu Muhammad Shollallahu `Alaihi Wa Aalihi Wa Sallam
1. Wahai Seorang Anak yang Beradab: sebagaimana wajib atasmu untuk mengagungkan Tuhanmu yang Maha Suci lagi Maha Tinggi, Wajib juga atasmu untuk mengagungkan Nabi mu Muhammad Shollallahu `Alaihi wa Aalihi wa Sallam, dan memenuhi hatimu dengan mencintainya sehingga Rasa Mencintainya lebih banyak/besar dari rasa cintamu terhadap kedua orang tuamu dan terhadap dirimu sendiri. Karna sesungguhnya beliau yang mengajarkan kita akan Agama Islam, dan dengan sebabnya kita mengetahui Tuhan kita, dan kita mampu membedakan antara yang Halal dan yang Haram. Karna sesungguhnya Allah Ta`ala mencintainya (Nabi Muhammad Shollallahu `Alaihi wa Aalihi wa Sallam), maka Dia (Allah) Menjadikannya (Nabi Muhammad) sepaling unggul/utamanya Manusia, serta menjadikannya contoh/panutan bagi kita didalam akhlak-akhlak dan adab-adabnya
2. Apabila engkau telah mencintai Nabi mu, maka ikutilah didalam perjalanannya, dan Beramal dengan Nashihat²nya agar engkau dapat Cinta dan RidhoNya Allah.
9.آدَابُ الْمَنْزِلِ
1.يَجِبُ عَلَى الْوَلَدِ أنْ يُرَاعِيَ الْأَدَبَ فِي مَنْزِلِهِ, بِأَنْ يَحْتَرِمَ وَالِدَيْهِ, وَإخْوَانَهُ وَأَخَوَاتِهِ, وَكُلَّ مَنْ فِي الْمَنْزِلِ, وَلَا يَعْمَلَ شَيْئًا يُغْضِبُ أَحَدًا مِنْهُمْ, وَلَا يُعَانِدَ  أَخَاهُ الْكَبِيْرَ, وَلَا يُخَاصِمَ أَخَاهُ الصَّغِيْرَ, وَلَا يُؤْذِيَ الْخَاِدمَ, وَإِذَا لَعِبَ بِنَظَامٍ, بِغَيْرِ صِيَاحٍ وَلَا حَرَكَتِ لَا تَلِيْقُ بِهِ, لَا سِيَّمَا إذَا كَانَ أَحَدٌ فِي الْبَيْتِ نَائِمًا اَوْ مَرِيْضًا. 2.وَأَنْ يُحَافِظَ عَلَى أَدَوَاتِ اْلمَنْزِلِ: فَلَا يَكْسِرَ الْأَوَانِيَ, وَلَا يُغَيِّرَ الْأَبْوَابَ, وَلَا يُفْسِدُ الْأَشْجَارَ, وَإِذَا كَانَ عِنْدَهُ هِرٌّ أَوْ دَجَاجٌ, يُقَدِّمُ لَهُ الطَّعَامَ وَالشَّرَابَ وَلَا يُؤْذِيْهِ
آداب المنزلِ
Adab di Rumah
1. Wajib atas seorang Anak untuk Memperhatikan Adab di dalam Rumahnya, dengan Menghormati Kedua Orang Tuanya, dan Saudara-saudara laki-lakinya ataupun kepada Saudari Perempuannya, dab Semua orang didalam Rumahnya, dan tidak melakukan sesuatu yang membuat salah satu dari mereka menjadi Marah, dan tidak membantah saudaranya yang lebih besar serta memusuhi saudaranya yang lebih kecil darinya, dan tidak menyakiti para pembantu, dan apabila bermain maka bermainlah dengan Disiplin, dengan tanpa berteriak-teriak dan tidak bergerak (berlaga) yang tidak sesuai, terutama apabila ada seseorang dirumah yang sedang tidur atau sedang sakit
2. Dan Memelihara terhadap Alat-alat Rumah, maka tidaklah memainkan Alat-alat Dapur, dan tidak mendobrak Pintu, Merusak Pepohonan, dan apabila ada padanya Kucing atau Ayam, maka hendaknya ia memberi kepadanya Makan-makanan dan Minum-minuman dan jangan Menyakitinya.
10.عَبْدُ اللَّهِ فِي مَنْزِلِهِ
عَبْدُاللَّهِ فِي مَنْرِلِهِ مِثَالُ اْلأَدَبِ وَالنَّظَامِ: يَغْتَسِلُ كُلَّ صَبَاحٍ وَمَسَاءٍ, وَيَعْتَنِى بِنَظَافَةِ مَلَابِسِهِ وَكُتُبِهِ, وَيَضَعُهَا مُرَتَّبَةً فَي مَحَلٍّ خَاصٍّ, وَلَا يَتَمَخَّطُ فِي ثَوْبِهِ أَوْ فِي اْلجِدَارِ وَلَكِنْ فِي اْلمِنْدِيْلِ, وَلَا يَبْصُقُ عَلَى اْلقَاعَةِ, وَلَا يُوَسِّخُ اْلأَبْوَابَ, وَلَا يَكْتُبُ فِي اْلجُدْرَانِ, أَوْ يَتَسَلَّقُ اْلأَشْجَارَ, وَلَا يَلْعَبُ بِرَمِى اْلأَحْجَارِ, كَيْلَا يَكْسِرَ زُجَاجَ النَّوَافِذِ, أَوْ يُؤْذِيَ غَيْرَهُ. وَكَانَ عَبْدُاللَّهِ يُصَافِحُ وَالِدَيْهِ, وَإِخْوَانَهُ وَأَخَوَاتِهِ كُلَّ صَبَاحٍ وَ مَسَاءٍ,وَلَا يَدْخُلُ غُرْفَةَ أَحَدٍ مِنْ غَيْرِ اْسْتِئْذَانٍ, وَلَا يُحِبُّ أَنْ يَجْلِسَ مَعَ اْلأَخْدَامِ, وَلِا يُخْبِرُ أَحَدًا, بِمَا يَقَعُ فِي مَنْزِلِهِ. وَمِنْ عَادَتِهِ أَنْ يَنَامَ مُبَكِّرًا, وَيَقُوْمَ مُبَكِّرًا, وَأَنْ يُحَافِظَ عَلَى صَلَوَاتِهِ, وَيُطَالِعَ دُرُوْسَهُ, وَلَا يَلْعَبَ إِلَّا فِي وَقْتِ الَّعِبِ, وَأَنْ يَسْمَعَ نَصَائِحَ أَبِيْهِ وَأُمِّهِ. بِذَالِكَ يَنَالُ عَبْدُاللَّهِ رِضَى وَاِلدَيْهِ وَأَهْلِهِ, وَيَعِيْشُ مَعَهُمْ سَعِيْدًا مَسْرُوْرًا
عبد الله في منزِلهِ
Abdullah dirumahnya
Abdullah didalam rumahnya semisal anak yang Beradab serta Rajin:
ia selalu Mandi setiap Pagi dan Sore hari, dan dia selalu bersungguh2 untuk membersihkan Pakaian2annya juga Kitab-kitabnya (buku2nya) dan meletakannya dengan Rapih ditempat yang khusus, dan ia tidak mengelap ingus ke pakaian atau ke dinding, akan tetapi ia menggunakan sapu tangan,dan tidak meludah ke lantai, tidak juga mengotori pintu dan menulis2 didinding, tidak pula memanjat-manjat dipohon dan tidak melempar2 batu agar tidak memecahkan kaca jendela atau merusak yang lainnya.
Adanya Abdullah itu senantiasa mencium tangan Kedua Orang Tuanya dan saudara-saudaranya yang laki-laki maupun saudaranya yang perempuan setiap Pagi dan Petang, dan ia tidak suka Masuk kamar orang lain tanpa seizin yang mempunyai kamar, dan abdullah tidak suka pula duduk bersama para pembantu, dan tidak suka pula menceritakan apa2 yang terjadi diRumahnya.
Dan daripada kebiasanya Abdullah, ia senantiasa Tidur lebih Awal dan Bangun lebih Awal pula, dan dia senantiasa menjaga Sholat2nya (pada waktunya), dan mengulang2 pelajarannya, dan dia tidak suka bermain kecuali pada waktu bermain, dan ia senantiasa mendengar Nashihat2 Ayah dan Ibundanya.
oleh karena itu Abdullah mendapatkan Ridho kedua OrangTua dan Keluarganya, dan dia hidup bersama mereka dengan bahagia dan riang gembira.

11. أُمُّكَ الرَّحِيْمَةُ

1. إِعْلَمْ يَا بُنَيَّ: أَنْ اُمَّكَ تَبِعَتْ كَثِيْرًا مِنْ أَجْلِكَ: حَمَلَتْكَ فِي بَطْنِهَا تِسْعَةَ أَشْهُرٍ, ثُمَّ أَرْضَعَتْكَ وَرَبَّتْكَ تَرْبِيَةً حَسَنَةً إِلَى أَنْ كَبِرْتَ, وَنَظَّفَتْ جِسْمَكَ وَثِيَابَكَ, وَهَيَّأَتْ فِرَاشَكَ وَطَعَامَكَ, وَحَرَسَتْكَ مِنْ كُلِّ أَذًى. 2. أُمُّكَ رَحِيْمَةٌ بِكَ, وَتُحِبُّكَ كَثِيْرًا, وَتَتَمَنَّى أَنْ تَكُوْنَ أَحْسَنَ اْلأَوْلَادِ, وَهِيَ مَعَ تَعَبِهَا مِنْ اَجْلِكَ صَابِرَةٌ عَلَيْكَ, مَسْرُوْرَةٌ بِكَ, تَفْرَحُ جِدًّا إِذَا فَرِحْتَ, وَرَأَتْكَ بِصِحَّةٍ وَعَافِيَةٍ, وَتَحْزَنُ إِذَا حَزِنْتَ, أَوْ كُنْتَ مَرِيْضًا, فَتَجْتَهِدُ فِي إِحْضَارِ الدَّوَاءِ, وَتَدْعُوْلَكَ بِالشِّفَاءِ, وَلَا تَسْتَرِيْحُ إِلَّا إِذَا تَعَافَيْتَ تَمَامًا. 3. أُنْظُرْ اِلَى أَخِيْكَ الصَّغِيْرِ, كَيْفَ تَتْعَبُ أُمُّكَ فِي تَرْبِيَتِهِ, وَكَيْفَ تُحِبُّهُ مَحَبَّةً شَدِيْدَةً, لِتَعْرِفَ حَالَتَكَ فِي صِغَرِكَ.

أمك الرحيمةُ


  1.  Ingatlah wahai Anakku, sesungguhnya Ibumu sangat capek sekali oleh kamu, ia mengandungmu selama sembilan bulan diperutnya, kemudia menyusui kamu, dan mendidik kamu dengan pendidikan yang baik hingga kamu besar, dan ia senantiasa membersihkan badan dan pakaianmu, dan menyiapkan tempat tidur dan makananmu serta menjaga kamu dari setiap gangguan.
   2. Ibumu begitu sayang kepadamu, dan ia sangat Mencintaimu, dan ia begitu berharap agar engkau menjadi Sebaik-baiknya Anak, dan ia bersama kepayahannya karna kamu ia bersabar terhadapmu, ia bahagia denganmu, dan ia sangat senang apabila kamu senang dan sehat sertai baik, ia senantiasa melihatmu, ia akan sedih jika kamu merasa sedih, atau kamu sakit, maka ia dengan segera mengantarkan atau membawamu obat, serta ia senantiasa mendoakanmu dengan kesembuhan, dan ia tidak akan berisitirahat kecuali apabila kamu telah sembuh secara sempurna.
   3. Lihatlah kepada Adikmu yang masih kecil, bagaimanakah ibumu Capek dalam mendidiknya, dan bagaimanakah ia mencintainya dengan cinta yang amat sangat, agar kamu tahu keadaanmu dahulu waktu masih kecil.

12. آدَابُ الْوَلَدِ مَعَ أُمِّهِ

1. أَيُّهَا اْلوَلَدُ اْلأَدِيْبُ! إِذَا عَرَفْتَ تَعَبَ أُمِّكَ فِي تَرْبِيَتِكَ, وَعُظْمَ مَحَبَّتِهَا لَكَ, فَبِمَا ذَا تَجْزِيْهَا ؟ طَبْعًا إِنَّكَ لَا تَقْدِرُ أَنْ تَجْزِيَ أُمَّكَ, وَمَا عَلَيْكَ إِلَّا أَنْ تَعْمَلَ بِهَذِهِ اْلآدَابِ: 2. أَنْ تَمْتَثِلَ أَوامِرَهَا، مَعَ الْمَحَبَّةِ وَالْإِحْتِرَامِ، وَتَعْمَلَ كُلَّ شَيْءٍ يُفَرِّحُ قَلْبَهَا، وَتَبْتَسِمَ أَمَامَهَا دَائِمًا، وَتُصَافِحَهَا كُلَّ يَوْمٍ، وَتَدْعُوَ لَهَابِطُوْلِ الْعُمْرِ، فِي صِحَّةٍ وَعَافِيَةٍ. 3. وَأَنْ تَحْذَرَ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ يُؤْذِى قَلْبَهَا، فَلَا تَعْبِسَ بِوَجْهِكَ، إِذَا أَمَرَتْكَ بِشَيْءٍ، أَوْ غَضِبَتْ عَلَيْكَ، وَلَا تَكْذِبَ عَلَيْهَا، أَوْ تَشْتِمَهَا، أَوْ تَتَكَلَّمَ أَمَامَهَا بِكَلَامٍ قَبِيْحٍ، أَوْ تَنْظُرَ إِلَيْهَا بِعَيْنٍ حَادَّةٍ، وَلَا تَرْفَعَ صَوْتَكَ فَوْقَ صَوْتِهَا، وَإِذَاطَلَبْتَ مِنْ أُمِّكَ شَيْئًا، فَلَاتَطْلُبْهُ أَمَامَ الضَّيْفِ، وَإِذَا مَنَعَتْكَ فَاْسْكُتُ، وَلَا تَغْضَبْ أَوْ تَبْكِ، أَوْ تُهَمْهِمْ عَلَيْهَا

آداب الولد مع أمهِ
Adab Seorang Anak kepada Ibundanya

1. Wahai Anak yang Beradab! Apabila kamu telah mengetahui capeknya ibumu didalam mendidikmu, serta kebesaran cintanya kepadamu, maka dengan apa kamu membalasnya?
tentu kamu tidak akan Mampu untuk Membalas Ibumu, dan hendaklah kamu melakukan kecuali dengan Adab ini:
2. Hendaknya kamu melakukan dan melaksanakan segala perintah-perintahnya, bersamaan Rasa Suka dan Rasa Hormat, dan kamu melakukan setiap sesuatu yang akan membuat hatinya senang, dan selalu tersenyum dihadapannya, dan selalu mencium tangannya setiap hari, serta mendoakannya Panjang Umur serta diberikan Kesehatan Lahir dan Batin
3. Dan hendaklah kamu Berhati-hatilah dari Sesuatu yang menyakiti Hatinya, maka jangan kamu Bermuka Masam apabila ia Menyuruhmu, atau ketika ia Marah kepadamu, dan jangan kamu Berbohong kepadanya, atau Mencacinya, atau bertutur kata dihadapannya dengan kata-kata yang Buruk, atau kamu Melihat kepadanya dengan Melotot, dan Jangan kamu Mengangkat Suara kamu diatas Suaranya, dan apabila kamu meminta sesuatu kepada ibumu, maka jangan kamu Meminta kepadanya dihadapan Tamu, dan Apabila ia Mencegahmu maka Diamlah, dan jangan Marah atau Menangis atau Merengek-rengek kepadanya.

13. صَالِحٌ وَ أُمُّهُ

صَالِحُ وَلَدٌ بَارٌّ بِأُمِّهِ، وَذَاتَ يَوْمٍ مَرِضَتْ أُمُّهُ، فَحَزِنَ كَثِيْرًا، وَاْسْتَأْذَنَ مِنْ أَسَاتِذَتِهِ: أَنْ يَجْلِسَ عِنْدَهَا فِي الْبَيْتِ، لِيَخْدَمُهَا، لِأَنَّهَامَاعِنْدَهَا خَادِمَةٌ. فَكَانَ صَالِحٌ تَارَةً يَشْتًرِى لَهَا دَوَاءً مِنَ الصَّيْدَلِيَّةِ، وَتَارَةً يَشْتَرِى لَهِا طَعَامًا وَفَوَاكِهَا مِنَ السُّوْقِ، وَيُقَدِّمُ إِلَيْهَا كُلَّمَا تَحْتَاجُ إِلَيْهِ مِنْ طَعَامٍ أَوْدَوَاءٍ، وَيُسَلِّى قَلْبَهَا بِالْكَلَامِ الْجَمِيْلِ. وَبَعْدَ اَيَّامٍ، شُفِيَتْ مِنْ مَرَاضِهَا، فَفَرِحَ صَالِحٌ فَرَحًا شَدِيْدًا، وَلَا يَزَالُ يَدْعُو اللهَ أَنْ يَحْفَظَ أُمَّهُ، وَيُدِيْمَ صِحَّتَهَا

صالح و أمهُ
`Sholeh bersama Ibundanya`

   Soleh adalah anak yang Berbakti kepada Ibundanya, dan pada suatu hati ibundanya Sakit, maka sholeh begitu bersedih, dan ia meminta izin kepada Gurunya untuk menemani disisi ibundanya untuk membantunya, karna ibundanya tidak ada pembantu disisinya.
   Adanya Sholeh, terkadang ia membeli obat untuk ibunya di apotik, dan kadang-kadang ia membeli makanan dan buah-buahan dipasar , dan ia senantiasa mendahulukan setiap sesuatu/kebutuhan ibunya daripada makanan ataupun obat-obatan, dan ia selalu menghibur hati ibunya dengan berbicara yang baik-baik.
   Dan setelah beberapa hari, ibunya sembuh dari sakit, maka sholeh amat sangat senang dan riang bahagia, dan dia senantiasa berdoa kepada Allah untuk menjaga ibundanya, serta melanggengkan kesehatannya.

14. أَبُوْكَ الشَّفِيْقُ

1. إِعْلَمْ اَيُّهَا الْوَلَدُ النَّجِيْبُ: أَنَّ أَبَاكَ يُحِبُّكَ أَيْضًا مِثْلَ أَمِّكَ، فَهُوَ يُخْرَجُ كُلَّ يَوْمٍ مِنَ الْبَيْتِ صَابِرًا عَلَى التَّعَبِ وَالْحَرِّ، فَيَذْهَبُ إِلَى الدُّكَّانِ أَوِالسُّوْقِ، لِيُحَصِّلَ مَا لًا يُنْفِقُهُ عَلَيْكَ، وَيَشْتَرِى لَكَ الْمَلَابِسَ وَالْأَطْعِمَةَ، وَكُلَّ 
شَيْءٍ تَحْتَاجُ إِلَيْهِ، وَهُوَ مَعَ ذَالِكَ مَسْرُوْرٌ وَفَرْحَانٌ

Ketahuilah wahai anak yang mulia, sesungguhnya ayah mu juga mencintaimu seperti ibumu, ia keluar rumah mencari rizki setiap hari dengan sabar atas kelelahan dan panas matahari, ia pergi ke toko dan pasar untuk mencari rizki yang akan dinafkahkannya kepada mu, dan membelikan kamu berbagai pakaian dan makanan, setiap hari kamu membutuhkannya, walaupun demikian ayah mu itu bahagia dan senang
. 2.
وَأَبُوْكَ يُحَافِظَ عَلَى صِحَّتِكَ، وَيَحْرُسُكَ مِنْ كُلِّ مَايُؤْذِيْكَ، فَإِذَا مَرِضْتَ فَإِنَّهُ يَحْزَنُ كَثِيْرًا، وَيَدْعُوْلَكَ طَبِيْبًا، وَيَشْتَرِى لَكَ أَدْوِيَةً، وًلَا يَفْرَحُ إِلَّا إِذَاتَعَافَيْتَ، وَهُوَ دَائِمًا يَدْعُو اللهَ لَكَ بِصِّحَةِ وَاسَّلَامَةِ.

Dan ayah mu menjaga kesehatan mu, menjaga mu dari setiap bahaya, jika engkau sakit sesungguhnya dialah yang sangat bersedih, dan memanggilkan dokter untuk mu, membelikan mu obat-obatan, dan tidak bergembira kecuali jika kamu telah sehat, dan ia senantiasa berdoa kepada Allah untukmu agar senantiasa sehat dan selamat.

 3. وَأَبُوْكَ يُفَكِّرُ كُلَّ وَقْتٍ، فِي شَأْنِ تَرْبِيَتِكَ، وَلِذَالِكَ يُدْخِلُكَ الْمَدْرَسَةَ، وَيَشْتَرِى لَكَ الْكُتُبَ، وَأَدَوَاتِ التَّعْلِيْمِ، لِتَكُوْنَ فِي الْمُسْتَقْبَلِ رَجُلًا كَامِلًا، فِي عِلْمِهِ وَآدَابِهِ، نَا فِعًا لِنَفْسِهِ وَلِقَوْمِهِ.
Dan ayah mu selalu memikirkan mu setiap saat, dalam hal pendidikanmu, oleh karena itu ia memasukkanmu ke sekolah, membelikan mu kutub, dan perlengkapan belajar, agar engkau menjadi laki-laki sempurna di masa mendatang dalam ilmunya, adabnya, dan bermanfaat unuk dirinya dan masyarakatnya.

15. آدَابُ الْوَلَدِ مَعَ أَبِيْهِ

1. أَيُّهَاالْوَلَدُ الْمَحْبُوبُ: يَلْزَمُكَ أَنْ تَتَأَدَّبَ مَعَ أَبِيْكَ كَمَا تَتَأَدَّبَ مَعَ أُمِّكَ، وَأَنْ تَمْتَثِلَ أَوَامِرَهُ، وَتَسْمَعَ نَصَائِحَهُ لِأَنَّهُ لَايَأْمُرُكَ إِلَّابِشَيْءٍ يَنْفَعُكَ، وَلَا يَنْهَاكَ إِلَّا عَنْ شَيْءٍ يَضُرُّكَ. 2. وَأَنْ تَطْلُبَ دَائِمًا رِضَاهُ: بِأَنْ تُحَاِفظَ عَلَى كُتُبِكَ وَمَلَابِسِكَ، وَجَمِيْعِ أَدَوَاتِكَ، وَتُرَتِّبَهَافِي مَوْضِعِهَا، وَلَا تُضَيِّعَ شَيْئًامِنْهَا، وَأَنْ تَجْتَهِدَ فِي مُطَالَعَةِ دُرُوْسِكَ، وَتَعْمَلَ فِي الْمَنْزِلِ وَخَارِجِهِ، كُلَّ شَيْءٍ يُفَرِّحُ قَلْبَهُ، وَأَنْ لَا تُكَلِّفَ أَبَاكَ أَنْ يَشْتَرِيَ لَكَ شَيْئًا مِنَ الْأَشْيَاءِ، وَلَا تُؤْذِيَ أَحَدًا مِنْ إِخْوَانِكَ وَأَخْوَاتِكَ. 3. فَإِذَا أَرْضَيْتَ وَالِدَيْكَ، رَضِيَ عَنْكَ رَبُّكَ، فَعِشْتَ سَعِيْدًا فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ

آداب الولد مع أبيْهِ

Adab seorang anak laki-laki terhadap ayahnya

Wahai anak yang tercinta, wajib atas mu beradab kepada ayamu sebagaimana engkau beradab kepada ibumu, kau kerjakan perintah-perintahnya (ayah), kau dengarkan nasihat-nasihatnya, karena sesungguhnya ayah mu itu tidak akan memerintahkanmu melainkan sesuatu itu pasti bermanfaat bagimu dan tidaklah ia akan melarangmu kecuali terhadap sesuatu yang membahayakanmu.

wajib pula bagimu untuk  selalu meminta ridhonya, dengan cara engkau menjaga kitab-kitab dan pakaianmu, serta seluruh peralatan-peralatanmu, engkau rapikan barang-barang itu ditempatnya, janganlah menyia-nyiakan sedikitpun dari barang-barang itu. Dan juga engkau harus bersungguh-sungguh didalam mutola’ah pelajaranmu, kau kerjakan dirumah dan diluar rumah segala hal yang dapat menyenangkan hatinya. Dan jangan sampai kau membebani ayahmu untuk membelikan sesuatu dari segala sesuatu (maksudnya : barang ini dan itu), dan jangan engaku menyakiti seorang pun dari saudara-saudaranya yang laki-laki maupun saudara2nya yang perempuan. 

apabila kedua orang tuamu ridho terhadapmu, niscaya Tuhanmu pun akan ridho terhadapmu, maka kau akan hidup dalam keadaan bahagia didunia dan diakhirat. 

16. رَحْمَةُ الْأَبِ

كَانَ لِرَجُلٍ وَلَدٌ عَنُوْدُ، وَكَمْ مَرَّةٍ مَنَعَهُ أَبُوْهُ مِنْ إِيْذَاءِ الْحَيَوَانِ، وَطُلُوْعِ الْأَشْجَارِ، وَلَكِنْ لَمْ يَسْمَعْ كَلَامَهُ. وَذَاتَ يَوْمٍ ضَرَبَ قِطًّا، فَعَضَّهُ الْقِطُّ فِي رِجْلِهِ حَتَّى جَرَحَهَا، فَتَوَجَّعَ شَدِيْدًا، فَلَمْ يَسْتَطِعْ أَنْ يَنَامَ، أَوْ يَأْكُلَ، مِنْ شِدَّةِ الْوَجَعِ، فَدَعَالَهُ أَبُوْهُ طَبِيْبًا، وَخَسِرَ عَلَيْهِ كَثِيْرًا: لِأُجْرَةِ الطَّبِيْبِ، وَثَمَنِ الْأَدْوِيَةِ، وَلَكِنْ أَبُوْهُ لَمْ يُبَالِ بِذَالِكَ، لِأَنَّهُ يُحِبُّ أَنْ يَشْتَفِيَ وَلَدُهُ سَرِيْعًا. وَبَعْدَ مُدَّةٍ تَعَافَى الْوَلَدُ، فَتَابَ مِنْ عَادَتِهِ الْقَبِيْحَةِ، وَعَاهَدَ أَبَاهُ، عَلَى أَنْ يَعْمَلَ دَائِمًا بِنَصَائِحِهِ، وَلَايُعَانِدَهُ أَبَدًا، حَتَّى يَسْلَمَ مِنَ الْأَذَى، وَيَعِيْشَ فِي رَاحَةٍ

رحمة الأبِ


Kasih sayang seorang ayah
Dahulu kala terdapat seorang lelaki yang memiliki anak yang durhaka. Sudah berapakali ayanya melarangnya menyakiti binatan dan memanjat pohon akan tetapi ia tidak mendengarkan perkataannya. 

Pada suatu hari, ia memukul seekor kucing. Kemudian kucing itu menggigit kakinya sehingga kucing tersebut melukainya. Lalu anak itu merasa sangat kesakitan. Ia tidak bisa tidur, tidak bisa makan karna sangat sakitnya. Kemudian ayahnya memanggilkan dokter untuknya. Sehingga membuatnya mendapat kerugian yang banyak, sebab membayar upah dokter dan pembelian beberapa obat. Akan tetapi, ayahnya tidak begitu memperdulikan hal tersebut. Karna yang ia inginkan anaknya sembuh dengan cepat. 

Setelah masa hari anak itu sembuh, kemudian ia bertaubat dari kebiasaan buruknya, dan ia berjanji kepada ayahnya untuk senantiasa mengamalkan nasihat-nasihatnya dan tidak melawannya selama-lamanya, sehingga ia dapat selamat dari segala macam bahaya dan hidup dalam keadaan yang nyaman.

Akhlaq 2

17.آدَابُ الْوَلَدِ مَعَ اِخْوَتِهِ

1.إِخْوَتُكَ وَأَخَوَاتُكَ أَقْرَبُ النَّاسِ إِلَيْكَ، بَعْدَ وَالِدَيْكَ، فَإِذَا أَرَدْتَ أَنْ يَفْرَحَ مِنْكَ أَبُوْكَ وَأُمُّكَ، فَتَأَدَّبْ مَعَهُمْ: بِأَنْ تَحَتَرِمَ أَخَاكَ الْكَبِيْرَ،وَأُخْتَكَ الْكَبِيْرَةَ،  وَتُحِبَّهُمَا مَحَبَّةً صَادِقَةً، وَتَتَّبِعَ نَصَائِحَهُمَا، وَأَنْ تَرْحَمَ أَخَاكَ الصَّغِيْرَ، وَأُخْتَكَ الصَّغِيْرَةَ، وَتُحِبَّهُمَا أَيْضًا مَحَبَّةً صَحِيْحَةً، وَأَنْ لَاتُؤْذِيَهُمَا بِالضَّرْبِ أَوِالشَّتْمِ، وَلَا تَتَقَاطَعَ مَعَهُمَا، أَوْ تُغَيِّرَلُعْبَتَهُمَا، لِأَنْ ذَالِكَ يُغْضِبُ وَالِدَيْكَ. 2.وَكَذَالِكَ لَا تَتَنَازَعْ مَعَ أَخِيْكَ أَوْ أُخْتِكَ، عَلَى دُخُوْلِ حَمَامٍ، أَوْ عَلَى لُعْبَةٍ، أَوْ عَلَى الْجُلُوْسِ عَلَى الْكُرْسِيِّ، اَوعَلَى شَيْءٍ آخَرَ، وَعَلَيْكَ أَنْ تَصْبِرَ وَتَتَنَازَلَ دَائِمًا، فَهَذَا مِمَّا يُفَرِّحُ  وَالِدَيْكَ، وَيُسَبِّبُ رِضَاهُمَا. 3.سَامِحْ أَخَاكَ إِذَاغَلِطَ، وَأَظْهِرْ لَهُ غَلَطَهُ بِلَطَافَةٍ، لِئَلَّايَغْلَطَ مَرَّةً أُخْرَى، وَاْبْتَعِدْ عَنْ كَثْرَةِ الْمِزَاحِ، لِأَنَّهَا تُسَبِّبُ الْحِقْدَ وَالْمُخَاصَمَةَ

آداب الولد مع اخوته

Adab seorang anak lelaki bersama saudara-saudaranya

●Saudara-saudaramu yang laki-laki maupun yang perempuan adalah orang yang paling terdekat kepadamu setelah kedua orang tuamu. Maka apabila engkau ingin bapak dan ibumu bahagia terhadapmu maka beradablah kepada mereka (saudara2), denga cara engkau hormati saudara laki-lakimu yang besar dan saudara perempuanmu yang besar pula, kau cinta keduanya dengan kecintaan yang tulus, kau ikuti nasihat-nasihatnya, kau sayangi saudara laki-lakimu yang kecil dan saudara perempuanmu yang kecil , kau cintai juga keduanya dengan kecintaan yang benar, dan janganlah kau menyakiti keduanya dengan pukulan atau mencelanya, dan juga jangan saling menyakiti, atau mengganggu permainan keduanya, karena hal tersebut akan membuat murka kedua orang tuamu .

●Dan begitu juga janganlah kamu bertengkar kepada saudara laki-lakimu atau saudara perempuanmu dalam urusan masuk kekamar mandi atau dalam bermain atau dalam masalah tempat duduk atau dalam perkara lainnya. Engkau wajib bersabar dan mengalahlah selalu. Maka hal ini termasuk perkara yang dapat membuat kedua orang tuamu bahagia dan menyebabkan keridhoan keduanya.

●Maafkanlah saudaramu ketika ia marah, nampakkanlah kelembutanmu kepadanya ketika ia marah, agar ia tidak marah lagi, jauhilah dari banyak bercanda karena hal itu menyebabkan kedengkian dan permusuhan.

18.اَلْأَخَوَانِ الْمُتَحَابَّانِ

عَلِيٌّ وَأَحْمَدُ أَخَوَانِ مُتَحَابَّانِ: يَذْهَبَانِ إِلَى الْمَدْرَسَةِ مَعًا، وَيَرْجِعَانِ مِنْهَا سَوِيًّا، وَيَتَعَاوَنَانِ عَلَى أَدَاءِ وَاجِبَاتِهِمَا: فَيُطَالِعَانِ دُرُوْسَهُمَا فِى الْمَنْزِلِ وَ فِى الْمَدْرَسَةِ، وَيَلْعَبَانِ وَقْتَ اللَّعَبِ مَعًا. وَفِي يَوْمٍ مِنَ الْأَيَّامِ اْشْتَرَى عَلِيُّ نُسْخَتَيْنِ، مِنْ كِتَابِ: (أْلْأَخْلَاقِ لِلْبَنِيْنَ)، فَسَأَلَ أَبَاهُ قَائِلًا: يَا أَبِى، تَفَضَّلْ أَخْبِرْنِي: أَيْنَ أَخِي أَحْمَدُ؟ فَإِنِّى أُرِيْدُ أَنْ أُهْدِيَ إِلَيْهِ نُسْخَةً مِنْ هَذِا الْكِتَابِ، فَفَرِحَ أَبُوهُ جِدَّا، وَأَخْبَرَهُ بِأَنْ أَخَاهُ فِي حُجْرَةِ الْمُطَالَعَةِ. فَذَهَبَ عَلِيٌّ مُسْرِعًا إِلَى الْحُجْرَةِ، فَإِذَا أَخُوْهُ يُرَاجِعُ دُرُوْسَهُ، فَسَلَّمَ عَلَيْهِ، وَنَاوَلَهُ النُّسْخَةَ، وَهُوَ مُبْتَسِمٌ مَسْرُوْرٌ، فَتَقَبَّلَهَا أَحْمَدُ، شَاكِرًا لِأَخِيْهِ، عَلَى هَدِيَّتِهِ الثَّمِيْنَةِ. ثُمَّ قَدَّمَ أَحْمَدُ لِأَخِيْهِ عَلِيٍّ، صُنْدُوْقًا لَطِيْفًا لِحِفْظِ الْمَرَاسِمِ، وَهُوَ يَقُوْلُ: وَهَذِهِ هَدِيَّتِى لَكَ، يَاأَخِى الْعَزِيْزَ، فَسُرَّعَلِيٌّ كَثِيْرًا مِنْ أَخِيْهِ، وَفَرِحَ بِالصُّنْدُوْقِ، وَشَكَرَهُ عَلَيْهِ. وَلَمَّا سَمِعَ الْأُسْتَاذُ بِقِصَّتِهِمَا، فَرِحَ مِنْهُمَا غَايَةَ الْفَرَحَ، وَمَدَحَهُمَا أَمَامَ التَّلَامِيْذِ، وَقَالَ: أُنْظُرُوْا أَيُّهَاالْأَوْلَادُ إِلَى عَلِيٍّ وَأَحْمَدَ، مَاأَسْعَدَهُمَا، فَكُوْنُوْا جَمِيْعًا مِثْلَ هَذَيْنِ الْأَخَوَيْنِ، لِتَعِيْشُوْا فِي سَعَادَةٍ وَهَنَاءٍ.

18.الأخوان المتحابان

dua saudara yang saling mencintai

●Ali dan ahmad adalah dua orang bersaudara yang saling mencintai, keduanya pergi kesekolah bersama, pulang darinya pun bersama-sama pula. Keduanya saling bantu-membantu didalam mengerjakan tugas rumahnya (PR), kedua juga mempelajari pelajaran-pelajarannya dirumah maupun disekolah. Dan keduanya pun bermain diwaktu bermain  bersama-sama.

●Pada suatu hari, ali membeli 2 buah naskah (buku) dari kitab akhlaq lil banin. Kemudian ia bertanya kepada ayahnya, “ Wahai ayahku, bisakah engkau memberitahuku dimana saudaraku ahmad? Sungguh, aku ingin menghadiakan kepadanya 1 naskah dari kitab ini”. (setelah mendengar hal tersebut) ayahnya senang sekali, kemudian ia memberitahu pada ali bahwa saudaranya berada diruang belajar.

●Maka ali pergi dengan segera menuju kamar. Tiba-tiba ia mendapati saudaranya sedang mengulang-ngulang pelajarannya. Kemudian ali mengucapkan salam padanya, dan memberikan kepada ahmad naskah itu dan ahmad dalam keadaan tersenyum gembira, ahmad menerima pemberiannya itu dalam keadaan bersyukur kepada saudaranya atas hadiahnya yang berharga.

●Kemudian ahmad juga memberikan kepada saudaranya ali sebuah kotak yang lembut untuk menyimpan gambar. Dan ia berkata, “ ini adalah hadiahku untukmu wahai saudaraku yang mulia,” maka ali sangat bahagia tersebab saudaranya dan ia bahagia dengan kotak itu dan berterimakasih padanya.

●Ketika gurunya mendengar kisah keduanya, ia pun ikut berbahagia dengan sangat bahagia dan memuji keduanya dihadapan murid-murid yang lain. Dan berkata, “ Lihatlah wahai anak-anak kepada ali dan ahmad, alangkah berbahagianya keduanya, jadilah kalian semua seperti 2 saudara ini, agar kalian hidup dalam kebahagiaan dan kegembiraan.
19.آدَابُ الْوَلَدِ مَعَ اَقَارِبِهِ

1.أَلْوَلَدُ الْعَاقِلُ الْمَحْبُوْبُ يَحْتَرِمُ أَقَارِبَهُ: مِثْلَ الْجَدِّ وَالْجَدَّةِ، وَالْعَمِّ وَالْعَمَّةِ، وَالْخَالِ وَالْخَالَةِ، وَيُحِبُّهُمْ كَثِيْرًا، لِأَنَّهُمْ يُحِبُّوْنَهُ أَيْضًا، وَيُحِبُّوْنَ وَالِدَيْهِ. 2.وَيُرْضِى أَقَارِبَهُ دَائِمًا: بِأَنْ يَمْتَثِلَ أَوَامِرَهُمْ، وَيَزُوْرَهُمْ وَقْتًا بَعْدَ وَقْتٍ، خُصُوْصًا فِي الْأَعْيَادِ، أَوْإِذَا مَرِضَ أَحَدَهُمْ، أَوْ وُلِدَلَهُ مَوْلُوْدٌ، أَوْقَدِمَ مِنْ سَفَرٍ، وَأَنْ يَفْرَحَ إِذَا فَرِحُوْا، وَيَحْزَنَ إِذَا حَزِنُوْا وَلَايُسِئُى الْأَدَبَ، إِلَى أَحَدٍ مِنْهُمْ، لِأَنَّ ذَالِكَ يُغْضِبُ اللهَ، وَيُغْضِبُ وَالِدَيْهِ وَأَقَارِبَهُ. 3.يُحِبُّ الْوَلَدُ الْعَاقِلُ أَيْضًا: أَوْلَادَ أَقَارِبِهِ، فَيَلْعَبُ مَعَهُمْ، وَيَسْأَلُ عَنْهُمْ إِذَا لَمْ يَرَهُمْ، وَلَا يَسْتَرِيْحُ فِي وَقْتِ النُّزْهَةِ، إِلَّا إِذَا تَنَزَّهَ مَعَهُمْ، وَيُحِبُّ أَنْ يُسَاعِدَهُمْ إِذَا اْحْتَاجُوْا إِلَى شَيْءٍ، وَلِا يُخَاصِمَهُمْ اَوْيُقَاطِعَهُمْ، أَوْيُعَبِّسَ فِي وُجُوْهِهِمْ، بَلْ يَبْتَسِمَ وَيَفْرَحَ إِذَا صَادَفَهُمْ، وَيَتَكَلَّمَ مَعَهُمْ بِكَلَامٍ جَمِيْلٍ. 4.أَلْوَلَدُ الَّذِيْ يُحْسِنُ إِلَى أَقَارِبِهِ، يَعِيْشُ مُسْتَرِيْحًا، وَيُكَثِّرُ اللهُ رِزْقَهُ، وَيُطَوِّلُ عُمْرَهُ

آداب الولد مع اقاربهِ

Adab anak laki-laki terhadap kerabatnya

●Seorang anak yang berakal yang dicintai itu selalu menghormati kerabat-kerabatnya (orang-orang terdekat), seeperti kakek, nenek, paman, bibi (dari pihak ayah) dan paman dan bibi (dari pihak ibu). Dan ia pun mencintai mereka dengan sangat cinta karena bahwasanya mereka pun mencintainya juga dan mencintai kedua orang tuanya.

●(seorang anak yang berakal yang dicintai itu juga) senang kepada kerabat-kerabatnya selalu , dengan cara melaksankan segala perintah-perintah mereka, mengunjungi mereka sesekali waktu, khususnya membesuk, ketika salah seorang dari mereka sakit, atau melahirkan seorang bayi atau datang dari perjalanan jauh. Ia akan bahagia apabila kerabatnya bahagia, ia pun akan sedih apabila kerabatnya sedih. (anak tadi) tidak akan buruk adabnya kepada salah seorang dari mereka, karna hal itu dapat membuat Allah murka dan membuat murka orangtuanya dan kerabatnya juga.

●Seorang anak yang berakal juga akan mencintai anak-anak dari kerabat mereka, serta suka bermain bersama mereka, dan menanyakan mereka apabila ia tidak melihat mereka. Ia tidak beristirahat diwaktu tamasya kecuali ia bertamasya bersama mereka. Dan ia suka menolong mereka apabila mereka membutuhkan sesuatu, dan tidak bertengkar dengan mereka dan tidak menyakiti mereka, ia pun  juga tidak memasang muka masam terhadap mereka  akan tetapi ia akan tersenyum dan senang apabila menjumpai mereka, dan berbicara dengan mereka dengan perkataaan yang indah.

●Seorang anak yang berbuat baik kepada kerabatnya akan hidup dalam keadaan nyaman, Allah SWT perbanyak rizqinya dan dipanjangkan umurnya.

20.مُصْطَفَي وَ قَرِيبُهُ يَحْيَي

مُصْطَفَى وَلَدٌ غَنِيٌّ، لَكِنَّهُ مُتَوَاضِعٌ أَدِيْبٌ، لَايَتَكَبَّرُعَلَى أَحَدٍ، وَيُحِبُّ أًنْ يُسَاعِدَ الْمُحْتَاجِيْنَ، وَلَا سَيَّمَا إِذَا كَانُوْا مَنْ أَقَارِبِهِ. وَذَاتَ يَوْمٍ، رَآى مُصْطَفَى قَرِيْبَهُ يَحْيَى، وَهُوَاْبْنُ عَمِّهِ، يَلْبَسُ ثَوْبًا مُمَزَّقًا، فَرَقَّ لَهُ قَلْبُهُ، وَذَهَبَ مُسْرِعًا إِلَى مَنْزِلِهِ، وَأَخَذَ مِنْهُ ثَوْبًا جَدِيْدًا، فَسَلَّمَهُ إِلَى يَدِهِ قَائِلًا: تَفَضَّلْ يَااْبْنَ عَمِّى الْمَحْبُوْبَ، إِقَبَلْ مِنِّى هَذِهِ الْهَدِيَّةَ، فَقَبِلَهَا وَعَيْنَاهُ مَمْلُوْءَتَانِ بِالدُّمُوْعِ، فَرَحًا وَسُرُوْرًا، وَشَكَرَهُ كَثِيْرًا عَلَى إِحْسَانِهِ. لَمَّا عَلِمَ وَالِدُ مُصْطَفَى، بِهَذِهِ الْقِصَّةِ، سُرَّمِنْهُ غَايَةَ اْلسُّرُوْرِ، عَلَى مُسَاعَدَةِ لِقَرِيْبِهِ، وَمَدَحَهُ عَلَى حُسْنِ أَخْلَاقِهِ.

مصطفي و قريبه يحيي

Mustofa dan kerabatnya yang bernama yahya

●Mustofa adalah anak yang kaya, akan tetapi ia seorang yang rendah hati serta beradab, ia tidak sombong kepada siapapun, dan ia suka menolong orang-orang yang memiliki hajat, terutama apabila mereka itu kerabatnya.

●Pada suatu hari, mustofa melihat kerabatnya yahya, ia merupakan anak pamannya, ia (yahya) mengenakan pakaian yang sobek-sobek, sehingga hati mustofa menjadi sedih, kemudian ia pergi bergegas kerumahnya dan mengambil pakaian baru untuk diberikan kepada yahya, Kemudian ia menyerahkanna ketangannya(yahya) seraya berkata, “ silahkan wahai anak pamanku yang tercinta, ku mohon terimalah hadiah dariku ini,” kemudian ia menerimanya dan mata nya penuh dengan air mata karena bahagia dan gembira, kemudian ia berterimakasih banyak atas kebaikan nya (musthofa),

●Ketika orang tua mustofa mengetahui kisah tersebut, ia menjadi sangat sangat bahagia, atas pertolongan mustofa kepada kerabatnya, dan orang  tuanya memuji mustofa atas akhlaqnya yang baik. 
21.آدَابُ الْوَلَدِ مَعَ خَادِمِهِ

1.خَادِمُكَ هُوَالَّذِى يَشْتَغِلُ فِي بَيْتِكَ: يُرَتِّبُ أَثَاثَهُ، وَيُنَظِّفُ سَاحَتَهُ، وَيَكْنُسُ قَاعَتَهُ، وَيَأْمُرُهُ أَبُوْكَ فِي حَاجَاتِهِ، وَكَذَالِكَ خَادِمَتُكَ، فَهِيَ الَّتِى تَطْبَخُ طَعَامَكَ، وَتَغْسِلُ مَلَابِسَكَ، وَتُسَاعِدُ أُمَّكَ فِي أَشْغَالِهَا،وَتَذْهَبُ كُلَّ يَوْمٍ إِلَى السُّوْقِ.
2.فَيَجِبُ عَلَيْكَ أَنْ تَسْتَعْمِلَ اْلْأَخْلَاقَ الْحَسَنَةَ مَعَ الْخَادِمِ وَالْخَادِمَةِ، فَإِذَا أَمَرْتَ أَحَدَهُمَا بِشَيْءٍ، فَكَلِّمْهُ بِكَلَامٍ لَطِيْفٍ، وَلَا تُؤْذِهِ أَوْتَتَكَبَّرْعَلَيِهِ، وَإِذَا غَلِطَ فَلَا تَنْهَرْهُ، بَلْ نَبِّهْهُ عَلَى غَلَطِهِ بِرِفْقٍ، وَسَامِحْهُ، وَإِذَا غَلِطْتَ فَقُلِ الْحَقِيْقَةَ، وَلَا تَنْسُبِ الْغَلَطَ إِلَى الْخَادِمِ.
3.وَإِذَا دَعَوْتَهُ فَلَمْ يُجِبْكَ حَالًا، فَلَا تَغْضَبْ عَلَيْهِ لِأَنَّهُ رُبَّمَا لَمْ يَسْمَعْ صَوْتَكَ، وَكَذَالِكَ إِذَا أَمَرْتَهُ بِشَيْءٍ فَأَبْطَأَ، فَلَا تَعْجَلْ فِي عِتَابِهِ، فَرُبَّمَا هُوَ مَعْذُوْرٌ، وَاْحْذَرْ أَنْ تَضْرِبَهُ، أَوْ تَشْتِمَهُ، أَوْ تَبْصُقَ فِي وَجْهِهِ، فَلَا يَعْمَلُ ذَالِكَ إِلَّاالْوَلَدُ السَّيِّءُالْأَخْلَاقِ، الَّذِيْ يُبْغِضُهُ جَمِيْعُ النَّاسِ.
4.لَاتَجْلِسْ مَعِ الْخِادِمِ، وَلَا تُكَلِّمْهُ إِلَّا بِقَدْرِ الْحَاجَةِ، وَلَا تَمْزَحْ مَعَهُ، كَيْلَا يَتَجَرَّأَ عَلَيْكَ، أَوْ تَسْمَعَ مِنْهُ كَلَامًا غَيْرَ لَائِقٍ

آداب الولد مع خادمهِ

Adab seorang anak kepada pembantunya

●Pembantumu adalah orang yang sibuk dirumahmu, ia merapikan perkakas rumah, membersihkan halamannya, menyapu lantainya juga. Ayahmu juga menyuruhnya dalam urusan hajat keperluannya. Begitu juga pembantu perempuanmu, ia sering memasak makananmu, mencuci pakaianmu, membantu ibumu dalam kesibukannya, ia pun pergi kepasar setiap hari.

●Maka wajib bagimu menggunakan akhlaq yang baik kepada pembantu laki-laki maupun perempuan. Apabila engkau memerintah salah seorang dari keduanya akan sesuatu, maka berbicaralah dengan perkataan yang lembut, jangan menyakitinya atau engkau sombong terhadapnya, apabila ia melakukan kesalahan maka jangan engkau membentaknya, akan tetapi ingatkanlah ia atas kesalahannya dengan lemah lembut dan maafkanlah ia. Dan apabila engkau yang bersalah maka katakanlah kebenaran (artinya jangan berdusta), jangan kau nisbatkan (sandarakan) kesalahan itu kepada pembantumu.

●Dan apabila engkau memanggilnya kemudian ia tidak menjawab panggilanmu pada saat itu (segera) maka janganlah kau marah kepadanya, karena terkadang ia tidak mendengar suaramu. Begitu juga ketika engkau memerintahkannya akan sesuatu kemudian ia terlambbat, maka janganlah engkau terburu-buru untuk menghukumnya, karena terkadang ia dalam kondisi udzur. Berhati-hatilah dari memukulnya atau mencelanya, atau (jangan sampai engkau) meludahi wajahnya, sebab tidak ada yang berlaku seperti itu melainkan anak yang buruk akhlaqnya yang dibenci oleh seluruh manusia.

●Janglah engkau duduk bersama pembantumu, jangan pula berbicara kepadanya kecuali sekedar keperluan, jangan pula bercanda bersamanya, agar ia tidak berlaku berani (tidak sopan) kepadamu, (bahasa betawinya : ngelunjak). Atau janganlah engkau mendengarkan perkataan yang tidak layak darinya.
22.اَلْوَلَدُ الْمُؤْذِى

كَانَ لِأَحَدِ اْلْأَغْنِيَاءِ وَلَدٌ شَرِسُ الْأَخْلَاقِ، فَخُوْرٌ بِنَفْسِهِ، مُوْلَعٌ بِإِيذَاءِ غَيْرِهِ، وَلَا سِيَّمَا الْخَدَمُ. وَكَمْ نَصَحَهُ أَبُوْهُ، وَلَكِنَّهُ لَمْ يَسْمَعْ نَصِيْحَتَهُ، وَذَاتَ مَرَّةٍ قَالَ لَهُ أَبُوْهُ: اْسْمَعْ يَا بُنَيَّ: كَمَا لَا تُيِبُّ أَنْ يُؤْذِيَكَ أَحَدٌ، فَلَا تُؤْذِ غَيْرَكَ، لِأَنَّ الْإِيذَاءَ قَبِيْحٌ جِدًّا، وَيَدُلُّ عَلَى سُوْءِ التَّرْبِيَةِ، وَاْحْذَرْ كُلَّ الْحَذَرِ أَنْ تُهِيْنُ الْأَخْدَامَ، وَتَتَكَبَّرَ عَلَيْهِمْ، فَهُمْ بَشَرٌ مِثْلُنَا، وَيَشْعُرُوْنَ مِثْلَ شُعُوْرِنَا. لَمَّا سَمِعَ الْوَلَدُ نَصِيْحَةَ أَبِيْهِ، فِي هَذِهِ الْمَرَّةِ، تَأَثَّرَبَهَا كَثِيْرًا، وَتَابَ مِنْ عَادَتِهِ الْقَبِيْحَةِ، وَصَارَطَيِّبَ الْأَخْلَاقِ: يَرْحَمُ الْأَخْدَامَ وَلَا يُؤْذِيْهِمْ.

الولد المؤذى

Anak yang suka menyakiti orang lain

●Dahulu, ada seorang orang kaya raya yang memiliki anak yang jelek akhlaqnya, ia selalu menyombongkan dirinya, suka menyakiti orang lain, terutama kepada pembantu.

●Sudah berapa kali dinasihati ayahnya akan tetapi ia tidak mendengarkan nasihatnya. Pada suatu hari, ayahnya berkata padanya : “Dengarlah wahai anakku yang tersayang, sebagaimana kau tidak suka orang lain menyakitimu, maka janganlah kau sakiti orang lain, karena menyakiti orang adalah perbuatan yang buruk sekali, hal itu menunjukkan atas buruk pendidikannya, waspadalah engkau dengan segenap kewaspadaan jangan sampai engkau menghina seorang pembantu, jangan kau sombong kepada mereka, karena mereka juga manusia sepert kita, mereka punya perasaan seperti perasaan kita. “

▪Ketika anak tersebut mendengar nasihat ayahnya kali ini ia terpengaruh dengan nasehat tersebut. Kemudian ia bertaubat kebiasaan buruknya, dan akhlaqnya menjadi baik, ia menyayangi pembantunya dan tidak menyakitinya
23. آدَبُ الْوَلَدِ مَعَ جِيْرَانِهِ

1. أَبُوْكَ وَأُمُّكَ يُحِبَّانَ جِيْرَانَهُمَا، وَيُحِبَّانِ مِنْكَ أَنْ تُحِبَّهُمْ أَيْضًا: لِأَنَّهُمْ يُسَاعِدُوْنَ وَالِدَيْكَ وَقْتَ الْحَاجَةِ، فَأُمُّكَ قَدْ تَسْتَعِيْرُ مِنْهُمْ بَعْدَ الْأَدَوَاتِ وَالْأَوَانِى، وَهُمْ يُعَيْرُوَنَهَا ذَالِكَ، بِكُلِّ فَرَحٍ وَسُرُوْرٍ، وَإِذَا مَرِضَ أَحَدٌ فِي بَيْتِكَ، فَإِنَّ جِيْرَانَكَ يَأْتُوْنَ لِزِيَارَتِهِ، وَيَدْعُوْنَ لَهُ بِالْعَافِيَةِ. 2. فَتَأَدَّبْ أَيُّهَا الْوَلَدُ مَعَ جِيْرَانَكَ، وَفَرِّحْ قُلُوْبَهُمْ: بِأَنْ تُحِبَّ أَوْلَادَهُمْ، وَتَبْتَسِمَ أَمَامَ وُجُوْهِهِمْ، وَتَلْعَبَ مَعَهُمْ بِأَدَبٍ، وَاْحْذَرْ أَنْ تَتَخَاصَمَ مَعَهُمْ، أَوْتَأْخُذَ لُعَبَهُمْ بِغَيْرِ إِذْنٍ مِنْهُمْ، أَوْ تَفْتَخِرَ عَلَيْهِمْ بِمَلَابِسِكَ أَوْدَرَاهِمِكَ، وَإِذَاأَعْطَتْكَ أُمُّكَ طَعَامًا أَوْفَاكِهَةً فَلَاتَأْكُلْ ذَالِكَ وَحْدَكَ، وَاَوْلَادُ جِيْرَانِكَ يَنْظُرُوْنَ إِلَيْكَ. 3. وَاْحْذَرْ أَيْضًا أَنْ تَسْتَهْزِئَ بِجِيْرَانِكَ، أَوْتَرْفَعَ صَوْتَكَ وَقْتَ نَوْمِهِمْ، أَوْتَرْمِيَ بُيُوْتَهُمْ، أَوْتُوَسِّخَ جُدْرَانَهَا وَسَاحَاتِهَا، أَوْتَنْظُرَ إِلَيْهِمْ مِنْ ثُقُوْبِ الْجُدْرَانِ وَالْأَبْوَابِ

آدب الولد مع جيرانهِ

Adab seorang anak kepada tetangganya

● Ayahmu dan ibumu mencintai tetangga keduanya, keduanya pun suka jika engkau mencintai mereka juga, karena bahwasanya mereka orang yang sering membantu kedua orang tuamu diwaktu mereka butuh.  Terkadang ibumu meminjam dari mereka peralatan-peralatan rumah dan wadah-wadah, begitu pun mereka juga terkadang meminjam barangnya (ibu), dengan penuh kesenangan dan kebahagiaan. Apabila salah seorang penghuni rumahmu sakit, maka sesungguhnya tetanggamulah orang yang akan mengunjunginya (menjenguk) dan mendoakannya dengan kesembuhan.

● Maka beradablah wahai anak kepada tetanggamu, dan bahagiakanlah hati-hati mereka, dengan cara engkau cinta anak-anak mereka, kau terseyum dihadapan wajah mereka, kau bermain bersama mereka dengan penuh adab. Dan berhati-hatilah jangan sampai engkau bermusuhan dengan mereka, atau engkau mengambil mainan mereka tanpa seizin mereka, atau engkau berbangga-bangga didepan mereka dengan pakaianmu atau uangmu. Dan apabila ibumu memberikan mu makanan atau buah maka hendaknya kau jangan memakannya sendirian sedangkan anak-anak tetanggamu melihatmu.

● Berhati-hatilah juga engkau dari menghina saudaramu, atau meninggikan suaramu (berisik) diwaktu tidur mereka, atau engkau melempar rumah-rumah mereka (dengan batu misalnya), atau mengotori  temboknya dan halamannya, atau engkau melihat mereka dari lubang tembok atau pintu .


Akhlak3

24. حَامِدٌ وَ جِيْرَانُهُ

حَامِدُ وَلَدٌ طَيِّبُ الْقَلْبِ، حَسَنُ اْلْآدَابِ، مَحْبُوْبٌؤعِنْدَ أُسْرَتِهِ وَجِيْرَانِهِ، لِأَنَّهُ مَا يُؤْذِى أَوْلَادَهُمْ وَلَا يَتَخَاصَمُ أَوْيَتَشَاتَمُ مَعَهُمْ، وَلَا يُقَاطِعُ أَحَدًا مَنْهُمْ. وَكَانَ يَتَعَلَّمُ مَعَ أَوْلَادِ جِيْرَانِهِ، فِي مَدْرَسَةٍ وَاحِدَةٍ، وَكُلَّ يَوْمٍ يَمْشِى مَعَهُمْ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَسِيْرَ إِلَى الْمَدْرَسَةِ، وَكَذَالِكَ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَرْجِعَ، وَفِي وَقْتِ اللَّعِبِ يَلْعَبُ مَعَهُمْ، وَكَانَ يُحِبَّ أَنْ يُسَاعِدَ الْمُحْتَاجِيْنَ مِنْهُمْ، وَإِذَا لَمْ يَرَ أَحَدَهُمْ، سَأَلَ عَنْهُ، وَإِذَا مَرِضَ زَارَهُ فِي بَيْتِهِ. وَهَكَذَا عَاشَ حَامِدٌ، مَعَ أَوْلَادِ جِيْرَانِهِ فِي أُنْسٍ وَسُرُوْرٍ، وَاتِّحَادٍ وَتَوَادٍّ، بِحُسْنِ آدَابِهِ، وَطِيْبِ قَلْبِهِ

حامد و جيرانهُ

Hamid  dan tetangganya

● Hamid adalah anak yang baik hati lagi baik adabnya, dicintai keluarga dan tetangganya. Karena dia tidak menyakiti anak-anak mereka, tidak berkelahi dan tidak mencela mereka, begitu juga ia tidak menyakiti seorangpun dari anak-anak mereka.

● Ia pun belajar bersama-sama dengan anak-anak tetangganya disekolah yang sama. Dan setiap hari ia berjalan bersama-sama dengan mereka, apabila ia hendak pergi kesekolah. Begitu juga ketika ia hendak pulang, dan ketika diwaktu bermain ia pun bermain  bersama mereka. Ia juga suka membantu orang-orang yang sedang memiliki hajat diantara mereka. Apabila ia tidak melihat anak-anak tetangganya itu ia pun menanyakannya. Apabila salah seorang dari mereka sakit ia pun berkunjung kerumahnya (untuk menjenguk).

● Demikian kehidupan hamid bersama anak-anak tetangganya dalam kehidupan yang penuh dengan ketenangan dan kebahagiaan, persatuan dan rasa cinta, dengan baiknya adab dan baiknya hati. 

قبل الذهاب إلى المدرسةِ

1. يَجِبُ عَلَى التِّلْمِيْذِ أَنْ يُحِبَّ التَّرْتِيْبَ وَالنَّظَافَةَ دَائِمًا: يَقُوْمُ مِنْ نَوْمِهِ كُلَّ صَبَاحٍ مُبَكِّرًا، فًيَغْتَسِلُ بِالصَّابُوْنِ، ثُمَّ يَتَوَضَّأُ وَيُصَلِّى الصُّبْحَ جَمَاعَةً، وَبَعْدَ الصَّلَاةِ بُصَافِحُ وَالِدَيْهِ، ثُمَّ يَلْبَسُ مَلَابِسَ الْمَدْرَسَةِ، نَظِيْفَةً مُرَتَّبَةً، ثُمَّ يَنْظُرُ دُرُوْسَهُ، الَّتِى قَدْ طَالَعَهَا قَبْلَ النَّوْمِ. 2. وَبَعْدَ أَنْ يُفْطِرَ، يُرَتِّبُ أَدَوَاتِهِ فِي الْمَحْفَظَةِ، فَيَسْتَأْذِنُ وَالِدَيْهِ، لِلذَّهَابِ إِلَى الْمَدْرَسَةِ

Sebelum berangkat kesekolah

●Wajib bagi seorang murid untuk selalu menyukai kerapian dan kebersihan.  bangun dari tidurnya setiap pagi lebih cepat, kemudian ia mandi dengan sabun, kemudian ia berwudhu’ dan shalat subuh berjamaah, dan setelah shalat ia bersalaman dengan kedua orang tuanya. Kemudian ia memakai pakaian sekolah yang bersih dan rapi, kemudian ia memperhatikan pelajaran-pelajarannya yang ia telah pelajari sebelum tidur.
●Dan setelah ia sarapan dan merapikan alat-alat tulisnya ditas, kemudian ia meminta izin kepada kedua orang tuanya untuk berangkat kesekolah.

آدب المشي في الطريقِ

1.يَنْبَغِى لِلتِّلْمِيْذِ أَنْ يَمْشِيَ مُسْتَقِيْمًا: لَايَلْتَفِتُ يَمِيْنًا وَلَاشِمَالًا بِغَيْرِ حَاجَةٍ، وَلَا يَتَحَرَّكُ بِحَرَكَةٍ لَاتَلِيْقُ بِهِ، وَلَايُسْرِعُ جِدًّا فِي مَشْيِهِ وَلَايُبْطِئُ، وَلَايَأْكُلُ أَوْيُغَنِّى، أَوْ يَقْرَأُ كِتَابَهُ وَهُوُيَمْشِى.
2.وَأَنْ يَبْتَعِدَ عَنِ الْوَحَلِ وَاْلْأَوْسَاخِ، لِكَيْلَا يَسْقُطَ أَوْ يَتَوَسَّخَ ثَوْبُهُ، وَيَبْتَعِدَ أَيْضًا عَنِ الزِّحَامِ، لِكَيْلَا يَصْطَدِمَ بِأَحَدٍ، أَوْيَضِيْعَ عَلَيْهِ شَيْءٌ مِنْ أَدَوَاتِهِ، وَأَنْ لَايَقِفَ فِي الطَّرِيْقِ، لِأَجْلِ الْفُضُوْلِ،أَوْيَسْتَوْقِفَ أَحَدَ زُمَلَائِهِ، حَتَّى لَا يَتَأَخَّرَ عَنْ مِيْعَادِ الْمَدْرَسَةِ.
3.إِذَا مَشَى مَعَ زُمَلَائِهِ، فَلَا يَمْزَحْ مَعَهُمْ، وَلَا يَرْفَعْ صَوْتَهُ إِذَاتَكَلَّمَ، أَوْضَحِيْكَ، وَلَايَسْتَهْزِئْ بِأَحَدٍ، فَكُلُّ ذَالِكَ قَبِيْحٌ جِدًّا، وَلَا يَلِيْقُ بِالتِّلْمِيْذِ الْمُهَذَّبِ.
4.وَلَا يَنْسَ السَّلَامَ عَلَى مَنْ يُصَادِفُهُ فِي طَرِيْقِهِ وَخُصُوْصًا إِذَا كَانَ وَالِدَهُ أَوْ أُسْتَاذَهُ
Adab berjalan dijalanan

●Selayaknya bagi seorang pelajar ia berjalan dengan lurus artinya ia tidak menoleh kekanan dan kekiri jika tidak ada keperluannya. tidak bergerak dengan gerakan yang tidak pantas. Tidak mempercepat jalannya dan tidak pula lamban . Juga ia tidak makan (sambil berjalan) ataupun bernyanyi-nyanyi atau  membaca bukunya sedangkan ia sedang berjalan.

●Hendaknya ia menjauhi lumpur dan kotoran agar ia tidak terjatuh ataupun akan mengotori pakaiannya, hendaknya pula ia menjauhi dari berdesak-desakan agar tidak terjadi tabrakan atau benturan dengan seorangpun atau kehilangan sesuatu dari peralatan-peralatan sekolahnya. Hendaknya seorang pelajar juga tidak berdiri ditengah jalan karena perkara yang sia-sia atau tidak bermanfaat (fudhul). Atau memberhentikan salah seorang kawannya sehingga ia terlambat dari waktu yang telah ditetapkan sekolah.

●Jika seorang pelajar berjalan bersama kawan-kawannya maka jangannya ia mengajak bercanda mereka, atau mengeraskan suaranya ketika berbicara atau tertawa, dan janganlah ia mengolok-olok seorang pun karena semua itu adalah perbuatan yang buruk dan tidak pantas hal itu bagi seorang murid yang terdidik.

●Janganlah juga ia lupa mengucapkan salam kepada orang yang ditemuinya dijalan, lebih khususnya lagi jika yang ditemuinya adalah orang tuanya atau gurunya.
آداب التلميذ في المدرسةِ

1.إِذَاوَصَلَ التِّلْمِيْذُ إِلَى مَدْرَسَتِهِ يَمْسَحُ حِذَاءَهُ بِالْمِمْسَحَةِ، ثُمَّ يَذْهَبُ إِلَى قِسْمِهِ، فَيَفْتَحُ بَابَهُ بِلُطْفٍ، وَيَدْخُلُ بِأَدَبٍ، وَيُسَلِّمُ عَلَى زُمَلَائِهِ وَيُصَافِحُهُمْ، وَهُوَ مُبْتَسِمٌ، قَائِلًا: صَبَاحُ الْخَيْرِوَالسُّرُوْرِ، ثُمَّ يَضَعُ مَحْفَظَتَهُ فِي دُرْجِ مَقْعَدِهِ، وَإِذَاجَاءَ أُسْتَاذُهُ، يَقُوْمُ مِنْ مَحَلِّهِ، وَيَسْتَقْبِلُهُ بِكُلِّ أَدَبٍ وَاْحْتِرَامِ، وَيُصَافِحُهُ. 2.وَإِذَا دَقَّ الْجَرَسُ وَقَفَ مَعَ إِخْوَانِهِ فِي الصَّفِّ مُعْتَدِلًا، وَلَايَتَكَلَّمُ أَوْ يَلْعَبُ مَعَهُمْ، ثُمَّ يَدْخُلُ فَصْلَهُ بَعْدَ إِشَارَةِ الْمُعَلِّمِ، بِكُلِّ هُدُوْءٍ وَسُكُوْنٍ، فَيَقْصِدُ مَقْعَدَهُ وَيَجْلِسُ جِلْسَةً طَيِّبَةً: بِأَنْ يَسْتَقِيْمَ، وَلَا يُعَوِّجَ ظَهْرَهُ، وَلَايُحَرِّكَ رِجْلَيْهِ، وَلَا يُزَاحِمَ غَيْرَهُ، وَلَا يَضَعَ رِجْلًا عَلَى رِجْلٍ، وَلَايَبْعَثَ بِيَدَيْهِ، وَلَايَضَعَ يَدَهُ تَحْتَ خَدِّهِ. 3.وَأَنْ يُنْصِتَ لِلدَّرْسِ، وَلَايَلْتَفِتَ يَمِيْنًا وَلَاشِمَالًا، بَلْ يُقَابِلَ أُسْتَاذَهُ، وَلَايُكَلِّمَ أَحَدًا أَوْيُضْحِكَهُ، لِأَنَّ ذَالِكَ يَمْنَعُهُ عَنْ فَهْمِ الدَّرْسِ، وَيَمْنَعُ غَيْرَهُ أَيْضًا عَنْ فَهْمِهِ، فَيَغْضَبُ عَلَيْهِ الْأُسْتَاذُ، وَإِذَا لَمْ يَفْهَمْ دُرُوْسَهُ، فَلَابُدَّ أَنْ يَسْقُطَ فِي الْإِمْتِحَانِ

Adab seorang pelajar disekolah

●Apabila seorang pelajar telah sampai kesekolahnya, ia akan membersihkan sepatunya dengan alat pembersih, kemudian ia pergi ke kelasnya, dan ia membuka pintu dengan perlahan, masuk dengan penuh adab dan memberi salam kepada kawan-kawannya dan bersalaman dengan mereka semua dan wajahnya dalam keadaan tersenyum. Seraya berkata, “ Pagi gembira dan penuh bahagia” , kemudian ia meletakkan tasnya di laci tempat duduknya. Dan apabila gurunya datang ia berdiri dari tempatnya dan menghadap kearahnya dengan penuh adab dan penghormatan, serta bersalaman dengan gurunya.

●Dan apabila bel telah berbunyi ia berdiri bersama saudara-saudaranya di barisan secara lurus dan rapi, dan tidak berbicara ataupun bercanda dengan mereka, kemudian ia masuk kedalam kelas setelah ada isyarat (aba-aba) dari pengajarnya, ia masuk dengan sangat perlahan dan tenang. Kemudian ia mengarah ke tempat duduknya dan duduk dengan cara duduk yang baik, yaitu dengan tegak dan tidak membengkokkan punggungnya (ini adalah cara duduk yang salah) dan tidak menggerak-gerakkan kakinya dan tidak berdesakd-desakan dengan orang lain, dan tidak meletakkan kakinya diatas kaki orang lain (yang dimaksud adalah menginjak), dan tidak mendorong-dorong (orang lain) dengan tangannya. Dan tidak meletakkan tangannya dipipinya.

●Hendaknya seorang pelajar itu tenang dan memperhatikan pelajaran, tidak menoleh kekanan maupun kiri, akan tetapi ia harus  menghadap kegurunya, dan tidak mengajak berbicara siapapun atau menertawainya karena yang demikian itu akan menahannya dari memahami pelajaran (membuatnya tak paham pelajaran), dan mencegah yang lain juga untuk memahami pelajaran. Sehingga gurunya akan marah, ketika ia tidak paham akan pelajarannya, maka mengakibatkan ia tidak lulus ketika ujian. 
كيف يحافظ التلميذ على أدواته؟

1.يَجِبُ أَنْ يُحَافِظَ التِّلْمِيْذُ عَلَى أَدَوَاتِهِ:  بِأَنْ يُرَتِّبَهَا جَمِيْعًا فِي مَحَلِّهَا، كَيْلَا تَتَغَيَّرَ، أَوْتَضِيْعَ، أَوْتَتَوَسَّخَ، وَإِذَالَمْ يُرَتِّبْهَا، فَلَابُدَّ أَنْ يَتْعَبَ إِذَا أَرَادَ شَيْئًامِنْهَا، وَيَذْهَبَ عَلَيْهِ الْوَقْتُ فِي التَّفْتِيْشِ، وَيَنْبَغِى لَهُ أَنْ يُغَلِّفَ كُتُبَهُ وَدَفَاتِرَهُ، حَتَّى لَاتَتَمَزَّقَ أَوْ تَتَوَسَّخَ، وَلْيَحْذَرْ أَنْ يَلْحَسَ أَصَابِعَهُ، إِذَا أَرَادَ أَنْ يُقَلِّبَ أَوْرَاقَ كُتُبِهِ وَدَفَاتِرِهِ، فَإِنْ ذَالِكَ عَادَةٌ قَبِيْحَةٌ، مُخَالِفَةٌ لِلْأَدَبِ، وَمُضِرَّةٌ بِالصِّحَّةِ. 2.وَيَلْزَمُ التِّلْمِيْذَ أَيْضًا أَنْ يُحَافِظَ عَلَى مِرْسَمِهِ، حَتَّى لَايَسْقُطَ فَيَنْكَسِرَ، وَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَسُنَّهُ، فَلَا يَسُنَّهُ بِالْمَقْعَدِ أَوِالْقَاعَةِ، أَوْ بِغِلَافِ دَفْتَرِهِ وَكِتَابِهِ، وَلَكِنْ يَسْتَعْمِلَ الْمِقْلَمَةَ أَوِالْمِبْرَاةَ، وَالْيَحْذَرْ أَنْ يَمَصَّ الْقَلَمَ بِشَفَتَيْهِ، أَوْ يَمْسَحَ كِتَابَتَهُ بِرِيْقِهِ، وَلَكِنْ بِالْمِمْسَحَةِ، أَوْ يُنَشِّفَ الْحِبْرَ بِثَوْبِهِ، بَلْ يَسْتَعْمِلَ الْمِنْشَفَةَ

Bagaimana seorang pelajar menjaga peralatan sekolahnya?

●Wajib bagi seorang pelajar menjaga peralatan sekolahnya, dengan merapikan semuanya ditempatnya yang benar, agar tidak berubah (mungkin yang dimaksud adalah tercecer), atau hilang atau kotor. Dan jika ia tidak merapikannya maka kelak ia harus berletih-letih (mencarinya) ketika menginginkan sesuatu dari peralatan tersebut. Sehingga hilanglah waktu (sia-sialah waktu) untuk mencari (barang tersebut). Dan selayaknya bagi pelajar itu memberi sampul pada kitab-kitabnya dan buku tulisnya agar tidak mudah robek ataupun kotor. Dan hendaknya seorang pelajar itu berwaspada jangan sampai ia menjilat jari-jemarinya ketika ia hendak membolak-balik lembaran kitab atau buku tulisnya, karena hal tersebut merupakan kebiasaan yang buruk, berlawanan dengan adab yang baik dan berbahaya bagi kesehatan.

●Dan seorang pelajar wajib atasnya juga menjaga pensilnya, sehingga tidak jatuh dan hancur. Dan apabila ia ingin menajamkannya maka jangan menajamkannnya dengan kursi ataupun dilantai, atau juga dengan sampul buku dan kitabnya, akan tetapi hendaknya ia menggunakan gunting atau rautan. Dan hendaknya ia selalu waspada dari menghisap pulpen dengan kedua bibirnya atau ia mengusap kitabnya dengan air keringatnya, akan tetapi hendaklah ia menggunakan alat untuk mengelap (sarung tangan), atau (waspadalah juga dari) mengeringkan tinta dengan pakaiannya, akan tetapi hendaknya ia menggunakan handuk.

كيف يحافظ التلميذ على أدوات المدرسةِ

1.كَمَا يَجِبُ عَلَى التِّلْمِيْذِ أَنْ يُحَافِظَ عَلَى أَدَوَاتِهِ، كَذَالِكَ يَجِبُ عَلَيْهِ أَنْ يُحَافِظَ عَلَى اَدَوَاتِ الْمَدْرَسَةِ: بِأَنْ لَا يُغَيِّرَ أَوْ يُوَسِّخَ شَيْئًا مِنَ الْمَقَاعِدِ وَالطَّاوِلَاتِ وَالْكَرَاسِيِّ، وَلَا يَكْتُبَ عَلَى جُدْرَانِ الْمَدْرَسَةِ وَأَبْوَابِهَا، وَلَايَكْسِرَ زُجَاجَاتِهَا، وَأَنْ لَا يُوَسِّخَ الْقَاعَةِ: بِأَنْ يَبْصُقَ أَوْ يَتَمَخَّطَ عَلَيْهَا، أَوْيَرْمِيَ بُرَايَةَ الْمِرْسَمِ، وَقِطَعَ الْأَوْرَاقِ عَلَيْهَا، وَلَكِنْ يَطْرَحَهَا فِي السَّلَّةِ الْخَاصَّةِ بِهَا، وَأَنْ لَا يَلْعَبَ بِجَرَسِ الْمَدْرَسَةِ، وَلَايَكْتُبَ فِي سَبُّوْرَتِهَا، أَوْيُغَيِّرَ مِمْسَحَتَهَا
Bagaimana seorang pelajar menjaga peralatan milik sekolahnya

Sebagaimana wajib bagi seorang pelajar menjaga peralatan-peralatannya, begitu juga wajib atasnya menjaga peralatan-peralatan milik sekolahnya, dengan tidak merusaknya atau mengotori sesuatu darinya seperti tempat duduk, meja-meja dan kursi-kursi. Dan juga selayaknya ia tidak mencoret-coret tembok sekolah dan pintu-pintunya, tidak menghancurkan kaca sekolah, tidak mengotori lantai dengan berludah dan membuang ingus diatasnya, atau melempar sampah rautan pensilnya, memotong dedaunan diatas lantai, akan tetapi ia harus membuangnya di keranjang sampah yang khusus. Hendaknya juga ia tidak bermain bel sekolah, tidak menulis-nulis dipapan tulisnya dan merusah penghapusnya.

آداب التلميذ مع أستاذهِ

1.أَيُّهَا التِّلْمِيْذُ الْأَدِيْبُ: إِنَّ أُسْتَاذَكَ يَتْعَبُ كَثِيْرًا فِي تَرْبِيَتِكَ: يُهَذِّبُ أَخْلَاقَكَ، وَيُعَلِّمُكَ الْعِلْمَ الَّذِي يَنْفَعُكَ، وَيَنْصَحُكَ بِنَصَائِحَ مُفِيْدَةٍ، وَكُلُّ ذَالِكَ لِأَنّهُ يُحِبُّكَ كَثِيْرًا، كَمَا يُحِبُّكَ أَبُوْكَ وَأُمُّكَ، وَيَرْجُوْ أَنْ تَكُوْنَ فِي مُسْتَقْبَلِكَ، رَجُلًا عَالِمًا مُهَذَّبًا. 2.فَاحْتَرِمْ أُسْتَاذَكَ، كَمَا تَحْتَرِمُ وَالِدَيْكَ: بِأَنْ تَجْلِسَ أَمَامَهُ بِأَدَبٍ، وَتَتَكَلَّمَ مَعَهُ بِأَدِبٍ، وَإِذَاتَكَلَّمَ فَلَا تَقْطَعَ كَلَامَهُ، وَلَكِنِ اْنْتَظِرْ إِلَى أَنْ يَفْرُغَ مِنْهُ، وَاْسْتَمِعْ إِلَى مَايُلْقِيْهِ مِنَ الدُّرُوْسِ، وَإِذَا لَمْ تَفْهَمْ شَيْئًا مِنْ دُرُوْسِكَ، فَاسْأَلْهُ بِلُطْفٍ وَاحْتِرَامِ: بِأَنْ تَرْفَعَ أُصْبُعَكَ أَوَّلًا، حَتَّى يَأْذَنَ لَكَ فِي السُّؤَالِ، وَإِذَا سَأَلَكَ عَنْ شَيْءٍ، فَقُمْ وَأَجِبْ عَلَى سُؤَالِهِ بِجَوَابٍ حَسَنٍ، وَلَا يَجُوْزُ أَنْ تُجِيْبَ إِذَا سَأَلَ غَيْرَكَ، فَهَذَا لَيْسَ مِنَ الْأَدَبِ. 3.إِذَا أَرَدْتَ أَنْ يُحِبَّكَ أُسْتَاذُكَ، فَقُمْ بِوَاجِبَاتُكَ، وَهِيَ: أَنْ تُوَاظِبَ عَلَى الْحُضُوْرِ كُلَّ يَوْمٍ فِي الْوَقْتِ الْمُعَيَّنِ، فَلَا تَغِيْبَ أَوْ تَجِئَ مُتَأَخِّرًا إِلَّا لِعُذْرٍ صَحِيْحٍ، وَأَنْ تُبَادِرَ أَيْضًا إِلَى الدُّخُوْلِ فِي الْفَصْلِ بَعْدَ الْإِسِتِرَاحَةِ، وَاْحْذَرْ أَنْ تُحِبَّ التَّأَخُّرَ فَإِذَا عَاتَبَكَ الْأُسْتَاُذ تَعْتَذِرُ أَمَامَهُ بِأَعْذَارٍ بَاطِلَةٍ، وَأَنْ تَفْهَمَ دُرُوْسَكَ كُلَّهَا، وَتُدَاوِمَ عَلَى حِفْظِهَا وَمُطَالَعَتِهَا، وَتَعْتَنِيَ بِنَظَافَةِ كُتُبِكَ وَأَدَوَاتِكَ وَتَرْتِيْبِهَا، وَتَخْضَعَ لِأَوَامِرِالْأُسْتَاذِ مِنْ قَبْلِكَ، لَاخَوْفًا مِنَ الْعِقَابِ، وَأَنْ لَاتَغْضَبَ إِذَا أَدَّبَكَ، لِأَنَّهُ مَايُؤَدِّبُكَ إِلَّا لِتُؤَدِّيَ وَاجِبَاتِكَ، وَسَوْفَ تَشْكُرُهُ عَلَى ذَالِكَ، إِذَا كَبِرْتَ. 4.وَأُسْتَاذُكَ مَعَ تَأْدِيْبِهِ لَكَ يُحِبُّكَ، وَيَرْجُوْ أَنْ يُفِيْدَكَ هَذَا التَّأْدِيْبُ، وَلِذَالِكَ فَاشْكُرْهُ عَلَى إِخْلَاصِهِ فِي تَرْبِيَتِكَ، وَلَا تَنْسَ جَمِيْلَهُ أَبَدًا، وَأَمَّا التِّلْمِيْذُ الْفَاسِدُ الْأَخْلَاقِ، فَإِنَّهُ يَغْضَبُ إِذَا أَدَّبَهُ أُسْتَاذُهُ، وَقَدْ يَشْتَكِى ذَالِكَ إِلَى وَالِدِهِ.

Adab seorang pelajar kepada gurunya
●Wahai murid yang beradab,  sesungguhnya gurumu sangat lelah dalam mendidikmu, ia didik akhlaqmu, dan mengajarkanmu ilmu yan yang bermanfaat bagimu, dan menasehatimu dengan nasihat yang bermanfaat, dan kesemuanya itu dilakukan karena ia sangat mencintaimu, sebagaimana ayah dan ibumu mencintaimu. Gurumu berharap kelak engkau dimasa yang akan datang menjadi seorang lelaki yang pintar dan terdidik.

●Maka hormatilah gurumu, sebagaimana kau menghormati kedua orang tuamu, dengan engaku duduk didepannya dengan penuh adab, dan berbicara dengannya dengan adab, dan apabila ia berkata maka jangan potong pembicaraannya, akan tetapi tunggulah sampai ia telah selesai berbicara, dan dengarkanlah dengan seksama sesuatu yang disampaikannya dari pelajaran-pelajaran. Dan apabila engkau tidak memahami sesuatu dari pelajaran-pelajaranmu, maka bertanyalah kepadanya dengan lembut dan penuh rasa hormat, dengan cara kau angkat jarimu pertama-tama, sampai ia mengizinkanmu untuk bertanya, dan apabila ia bertanya kepadamu tentang sesuatu maka berdirilah dan jawablah semua pertanyaannya dengan jawaban yang baik, dan tidak boleh ia menjawab apabila gurunya bertanya kepada yang lain, karena perbuatan itu bukanlah adab  (yang baik).

●Apabila engkau ingin guru mencintaimu, maka kerjakanlah kewajiban-kewajibanmu, yaitu kau tekun untuk hadir seitap hari diwaktu yang telah ditentukan, maka janganlah engkau ghaib ataupun datang terlambat kecuali dengan udzur yang benar, hendaknya engkau juga harus bersegera masuk kedalam kelas setelah jam istirahat (berlalu), dan berhati-hatilah jangan sampai engkau suka terlambat, maka apabila gurumu menyalahkanmu maka engkau meminta udzu dengan udzur-udzur yang batil, dan engkau pahami seluruh pelajaranmu, kau harus konsisten dalam menghapal dan belajar, kau perhatikan kebersihan kitab, peralatan, dan kerapiannya. Kau tunduk atas perintah guru, bukan karena takut hukumannya. Dan hendaknya engkau tak marah apabila gurumu mendidikmu, karena bahwasanya tidaklah ia mendidikmu kecuali agar engkau menunaikan kewajiban-kewajibanmu, dan kelak kau akan bersyukur atas hal itu apabila engkau telah dewasa.

●Dan gurumu bersama didikannya untukmu ia mencintaimu, ia mengharapkan pendidikan itu kelak akan bermanfaat bagimu, oleh sebab itulah bersyukurlah atas keikhlasannya dalam mendidikmu. Jangan kau lupakan kebaikannya selamanya. Adapun pelajar yang buruk akhlaqnya, ia akan selalu marah apabila dididik oleh gurunya, dan mengeluhkannya kepada orang tuanya.

آداب التلميذ مع زملا ئهِ

1.أَيُّهَا التِّلْمِيْذُ النَّجِيْبُ: أَنْتَ تَتَعَلَّمُ مَعَ زُمَلَائِكَ فِي مَدْرَسَةٍ وَاحِدَةٍ، كَمَا أَنَّكَ تَعِيْشُ مَعَ إِخْوَاتِكَ فِي بَيْتٍ وَاحِدٍ، فَلِذَالِكَ أَحِبَّهُمْ كَمَا تُحِبُّ إِخْوَاتَكَ، وَاْحْتَرِمْ مِنْ هُوَ أَكْبَرُ مِنْكَ، وَاْرْحَمْ مَنْ هُوَ أَصْغَرُ مِنْكَ، وَتَسَاعَدْ مَعَ زُمَلَائِكَ وَقْتَ الدَّرْسِ، عَلَى اْسْتِمَاعِ كَلَامِ الْأُسْتَاذِ، وَعَلَى حِفْظِ النِّظَامِ، وَالْعَبْ مَعَهُمْ فِي وَقْتِ الْإِسْتِرَاحَةِ فِي السَّاحَةِ، لَافِي الْقِسْمِ، وَاْبْتَعِدْ عَنِ الْمُقَاطَعَةِ وَالْمُنَازَعَةِ، وَالصِّيَاحِ، وَعَنِ اللَّعَبِ الَّذِي لَايَلِيْقُ بِكَ. 2.إِذَا أَرَدْتَ أَنْ تَكُوْنَ مَحْبُوْبًا بَيْنَ زُمَلَائِكَ، فَلَا تَبْخَلْ عَلَيْهِمْ، إِذَا اْسْتَعَارُوا مِنْكَ شَيْئًا، لِأَنَّ الْبُخْلَ قَبِيْحٌ جِدًّا، وَلَا تَتَكَبَّرْ عَلَيْهِمْ، إِذَا كُنْتَ ذَكِيًّا، أَوْمُجْتَهِدًا، أَوْ غَنِيًّا، لِأَنَّ الْكِبْرَ لَيْسَ مِنْ أَخْلَاقِ الْأَوْلَادِ الطَّيِّبِيْنَ، وَلَكِنْ إِذَا رَأَيْتَ تِلْمِيْذًا كَيْلَانْ، فَانْصَحْهُ لِيَجْتَهِدَ، وَيَتْرُكَ الْكَسَلَ، أَوْبَلِيْدًا، فَسَاعِدْهُ عَلَى فَهْمِ دُرُوْسَهُ، أَوْ فَقِيْرًا فَاْرْحَمْهُ، وَسَاعِدْهُ بِمَا قَدَرْتَ مِنَ الْمُسَاعَدَةِ. 3.لَا تُؤْذِ زَمِيْلَكَ: بِأَنْ تُضَايِقَهُ فِي مَكَانِهِ، أَوْتَخْبَأَ بَعْدَ أَدَوَاتِهِ، أَوْتُصَعِّرَلَهُ خَدَّكَ، أَوْتَنْظُرَ إَلَيْهِ بِعَيْنٍ حَادَّةٍ، أَوْتُسِئَ الظَّنَّ بِهِ، وَلَا تُؤْذِهِ أَيْضًا: بِأَنْ تَصِيْحَ عَلَيْهِ مِنَ الْوَرَاءِ، لِكَيْ يَنْدَهِشَ، أَوْ تَنْفُخَ فِي أُذَنِهِ، أَوْتُصَوِّتَ فِيْهَا، وَإِذَا اْسْتَعَرْتَ مِنْهُ شَيْئًا، فَلَا تُغَيِّرْهُ، أَوْتُضَيِّعْهُ، أَوْتُوَسِّخْهُ، وَأَرْجِعْهُ إِلَيْهِ بِسُرْعَةٍ، وَاْشْكُرْهُ عَلَى إِحْسَانِهِ. 4.إِذَاتَكَلَّمْتَ مَعَ زَمِيْلِكَ، فَتَكَلَّمْ بِلُطْفٍ وَاْبْتِسَامٍ، وَلَا تَرْفَعْ صَوْتَكَ، أَوْتُعَبِّسْ بِوَجْهِكَ، وَاْحْذَرْ مِنَ الْغَضَبِ وَالْحَسَدِ، وَالْكَلَامِ الْقَبِيْحِ، وَمِنَ الْكَذِبِ وَالشَّتْمِ وَالنَّمِيْمَةِ، وَلَا تَحْلِفْ فِي كَلَامِكَ، وَلَوْكُنْتَ صَادِقًا

●Wahai murid yang mulia, engkau belajar bersama kawan-kawanmu disekolah yang sama. Sebagaimana engkau hidup bersama saudara-saudaramu dirumah yang sama. Oleh karena itu cintailah mereka sebagaimana engkau mencintai saudara-saudaramu, dan hormatilah orang yang lebih tua darimu, dan sayangilah orang yang lebih muda darimu, saling bantu membantulah kamu bersama kawan-kawanmu diwaktu belajar, untuk mendengarkan perkataan guru dan untuk menghapal aturan dan bermainlah bersama mereka diwaktu istirahat dihalaman, bukan didalam kelas, jauhilah dari saling menyakiti dan berkelahi, berteriak dan dari bermain akan suatu hal yangtidak layak bagimu.

●Jika engkau ingin menjadi orang yang dicintai diantara kawanmu maka jangan pelit kepada mreka, apabila mereka meminjam sesuatu kepadamu. Karena pelit adalah perbuatan yang sangat buruk sekali. Dan juga jangan sombong kepada mereka, apabila engkau pintar atau bersungguh-sungguh atau kaya, karena perbuatan sombong bukanlah termasuk dari prilakunya anak-anak yang baik. Akan tetapi ketika engkau melihat seorang murid malas maka nasihatilah ia agar ia bersungguh-sungguh, agar ia meninggalkan kemalasannya, atau kebodohannya, bantulah ia untuk memahami pelajaran atau dia itu faqir, maka sayangilah ia, dan bantulah ia dengan apa yang kau mampu dari bantuan.

●Janganlah engkau menyakiti temanmu, dengan engkau mempersempit tempatnya, atau engkau menyembuunyikan sebagian peralatan sekolahnya, atau engkau atau kau memandangnya dengan pandangan yang tajam , atau kamu berburuk sangka dengannya , dan jangan lah kamu menyakitinya juga : dengan berteriak kepadanya dari belakang agar ia terkejut atau kau meniup di telinganya , atau bersuara di telinganya , dan jika kamu meminjam sesuatu darinya , maka jangan lah kamu rubah , atau kamu hilangkan , atau kamu mengotorinya , dan kembalikan itu kepadanya dengan segerab, dan berterima kasihlah atas kebaikannya ..

●dan jika kau berbicara dengan temanmu , maka berbicarlah dengan lembut dan senyuman , dan janganlah kamu meninggikan suaramu , atau memasamkan wajahmu , dan hati hatilah dari kemarahan dan Hasad , dan perkataan yang jelek , dan berbohong menghina dan adu domba , dan jangan lah kamu bersumpa di perkataanmu meskipun kamu jujur.
(نصائح عامة (1

1.أَيُّهَا الْوَلَدُ النَّجِيْبُ: إِذَا طَلَبْتَ مِنْ أَحَدٍ شَيْئًا، فَلَا تَقُلْ لَهُ: هَاتِ ذَالِكَ، إِفْعَلْ كَذَا، مَثَلًا، وَلَكَنِ اسْتَعْمِلِ الْأَدَبَ وَقُلْ: تَفَضَّلْ، أَوْمِنْ فَضْلِكَ افْعَلْ كَذَا، ثُمَّ اشْكُرْهُ عَلَى مُسَاعَدَتِهِ لَكَ، قَائِلًا: مُتَشَكِّرُ، أَوْأَشْكُرُكَ، أَوْجَزَاكَ اللهُ خَيْرًا. 2.إِذَا كَلَّمَكَ أَحَدٌ فَأَصْغِ إِلَيْهِ، وَلَا تَقْطَعْ عَلَيْهِ كَلَامَهُ، وَلَكِنِ انْتَظِرْ إِلَى أَنْ يَفْرُغَ مِنْهُ، وَإِذَا أَتَى لَكَ بِكَلَامٍ أَوْحِكَايَةٍ، قَدْ سَمِعْتَهَا، فَلَا تَقُلْ لَهُ: إِنِّى قَدْ سَمِعْتُ هَذِهِ الْحِكَايَةِ، كَيْلَا يَنْكَسِرَ قَلْبُهُ. 3.حَافِظْ عَلَى نَظَافَةِ أَسْنَانِكَ: بِأَنْ تَسْتَعْمِلَ السِّوَاكَ أَوْالْفُرْشَاةَ، كُلَّ يَوْمٍ، حَتَّى تَبْقَى نَظِيْفَةً، لَا تَتَغَيَّرُ، وَإِيَّاكَ أَنْ تَمَصَّ أُصْبُعَكَ، أَوْ تَقْرِضَ أَظْفَارَكَ بِأَسْنَانِكَ، أَوْ تُدْخِلَ أُصْبُعَكَ فِي أَنْفِكَ، أَوْفِي أُذُنِكَ، وَلَا سِيَّمَا أَمَامَ النَّاسِ. 4.مِنَ الْعَادَاتِ الْقَبِيْحَةِ: أَنْ يَتَطَلَّعَ الْوَلَدُ إِلَى أَسْرَارِ غَيْرِهِ، فَإِذَا رَآى رِسَالَةً لَيْسَتْ لَهُ قَرَأَهَا، أَوْنَظَرَ أَحَدًا يَقْرَأُ رِسَالَةً، سَأَلَهُ: مِنْ أَيْنَ جَاءَتْ هَذِهِ الرِّسَالَةُ، وَمَاذَافِيْهَا؟ أَوْوَجَدَ اثْنَيْنِ يَتَكَلَّمَانِ، قَرُبَ مِنْهُمَا، لِيَسْمَعَ كَلَامَهُمَا

●Duhai anak yang Mulia : jika kamu meminta sesuatu dari seseorang .. Maka jangan lah engkau berkata kepadanya : "Ambilkan itu" , atau "lakukan ini" contohnya , akan gunakanlah etika mu dan katakan : silahkan , atau mungkin kah kamu melakukan ini, kemudian berterima kasihlah atas bantuannya untukmu. dengan berkata : Aku berterima kasih , atau Allah membalasmu dengan kebaikan.

●jika seseorang berbicara kepadamu maka dengarkan lah dengan baik kepadanya, dan jangan kau potong pembicaraannya , akan tetapi tunggulah sampai ia selesai berbicara , dan jika ia datang kepadamu dengan perkataan atau cerita yang sudah engkau dengar maka jangan katakan padanya : "aku sudah mendengar cerita ini agar tak patah hatinya .

●Jagalah atas kebersihan gigimu : dengan menggunakan siwak atau sikat gigi , setiap hari sehingga ia selalu bersih dan tidak berubah . dan janganlah engkau menghisap jarimu atau memotong kukumu dengan gigimu atau memasukkan jarimu kehidungmu atau telingamu apalagi didepan manusia

●dan diantara kebiasaan yang buruk adalah : adanya seseorang mencari cari rahasia orang lain , jika ia melihat surat yang bukan miliknya ia membacanya atau jika melihat seseorang membaca surat ia bertanya : dari mana datangnya surat ini , dan apa isinya ? atau menemukan 2 orang sedang berbicara maka ia mendekati mereka agar mendengar pembicaraan mereka

(نصائح عامة (2

5.وَمِنْ قَبَائِحِ الْعَادَاتِ أَيْضًا: أَنْ يَسْتَعْمِلَ التِّلْمِيْذُ كِتَابَ غَيْرِهِ أَوْمِرْسَمَهُ، بِغَيْرِإِذْنِهِ، أَوْيَجِدَ فِي الطَّرِيْقِ شَيْئًا ضَائِعًا، فَيَتَمَلَّكَهُ، وَالْوَاجِبُ عَلَيْهِ أَنْ يَرُدَّهُ إِلَى مَالِكِهِ، وَأَيْضًا أَنْ يَسْتَعِيْرَ شَيْئًا، فَيُغَيِّرَهُ، أَوْلَايُحِبَّ أَنْ يُعِيْدَهُ إِلَى صَاحِبِهِ. 6.وَمِنَ الْعَادَتِ الْمَكْرُوْهَةِ أَيْضًا: إِذَا سُئِلَ الْوَلَدُ أَنْ يُجِيْبَ بِتَحْرِيْكِ رَأْسِهِ أَوْكَتِفِهِ، أَوْيُسَارِعَ إِلَى الْجَوَابِ، وَالْمَسْئُوْلُ غَيْرُهُ. 7.مِنَ الْعَيْبِ أَنْ يُهْمِلَ الْوَلَدُ قَضَّ شَعْرِهِ، أَوْحَلْقَهُ، أَوْتَمْشِيْطَهُ، حَتَّى يَطُوْلَ وَيَكُوْنَ مَنْظَرُهُ قَبِيْحًا، وَأَيْضًا أَنْ لَايُقَلِّمَ أَظْفَارَهُ، حَتَّى تَتَرَاكَمَ تَحْتَهَا الْأَوْسَاخُ، وَأَنْ لَا يَغْتَسِلَ، أَوْ لَا يُبَدِّلَ ثِيَابَهُ، حَتَّى تَخْرُجَ مِنْهُ رَائِحَةُ كَرِيْهَةٌ. 8.إِحْذَرْمِنَ اللَّعَبِ بِشَيْءٍ يَضُرُّكَ، كَاالتُّرَابِ وَالنَّارِ وَالْأَوْسَاخِ، فَقَدْ يَلْعَبُ الْوَلَدُ بِالثِّقَابِ (الشَّخْتِ) فَتَشْتَعِلُ النَّارُفِي مَلَابِسِهِ، وَيَحْتَرِقُ جِسْمُهُ، أَوْيَلْعَبُ بِالْأَوْسَاخِ فَيُصِيْبُهُ الْجَرَبُ وَالْحِكَّةُ، وَاحْذَرْ أَيْضًا أَنْ تَتَزَحْلَقَ فَوْقَ حَاجِزِ السُّلَّمِ، أَوْتَطْلَعَ الْقِرْمِيْدَ، أَوِالشَّجَرَةَ، حَتَّى لَا تَسْقُطَ، فَيَنْكَسِرَشَيْءٌ مِنْ أَعْضَائِكَ، أَوْيُجْرَحَ. 9.حَافِظْ عَلَى صِحَّتِكَ: بِأَنْ تَتَرَيَّضَ فِي الْهَوَاءِ النَّقِيِّ كُلَّ صَبَاحٍ لِيَصِحَّ جِسْمُكَ، فَالْعَقْلُ السَّلِيْمُ فِي الْجِسْمِ السَّلِيْمِ، وَاسْتَنْشِقِ الْهَوَاءَ بِأَنْفِكَ لَا بِفَمِكَ، وَابْتَعِدْ عَنِ الْهَوَاءِ الْوَخِيْمِ، وَلَاتَأْكُلْ طَعَامًا مَكْشُوْفًا، فَرُبَّمَا دَبَّتْ عَلَيْهِ وَزَغَةٌ أَوْ فَأْرَةٌ أَوْ غَيْرُهُمَا مِنَ الْحَشَرَاتِ، وَلَاتَأْكُلْ فَاكِهَةً فِجَّةً أَوْعَفِنَةً، وَكُلِ الْفَاكِهَةَ النَّاضِجَةَ بَعْدَ غَسْلِهَا جَيِّدًا، وَلَاتَشْرَبْ مَاءً كَدِرًا، وَلَا تَدَعِ الْبَعُوْضَ يَقْرِصُكَ، وَابْتَعِدْ عَنِ الذُّبَابِ، وَاطْرُدْهُ عَنْ وَجْهِكَ، وَلَا تَأْكُلْ طَعَامًا حَطَّ عَلَيْهِ، وَلَا تَكُنْ مِثْلَ الْأَوْلَادِ الشَّرِهِيْنَ الَّذِيْنَ يَأْكُلُوْنَ مِنَ الْأَطْعِمَةِ الَّتِى تُبَاعُ فِي الطُّرُقَاتِ، فِي آنِيَةٍ قَذِرَةٍ مُعَرَّضَةٍ لِلْأَتْرِبَةِ وَالذُّبَابِ. 10.وَمِنَ الْعَادَتِ الْمُضِرَّةِ أَيْضًا: اْلإِسْرَافُ وَالتَّبْذِيْرُ، فَمَثَلًا إِذَا أَعْطَى الْوَالِدُ وَلَدَهُ دَرَاهِمَ، اْشْتَرَى بِهَا أَشْيَاءَ لَا تُفِيْدُهُ، أَوْلَايَحْتَاجُ إِلَيْهَا حَاجَةً شَدِيْدَةً، فَيُضْطَرُّ إِلَى أَنْ يَسْتَدِيْنَ مِنْ أَصْحَابِهِ إِذَا حْتَاجَ إِلَى شَيْءٍ، وَيَتَعَوَّدَ الدَّيْنَ مِنْ صِغَرِهِ. وَأَمَّا الْوَلَدُ الْعَاقِلُ فَإِنَّهُ يُحِبُّ التَّوْفِيْرَ وَاْلْإِدِّخَارَ، وَلِذَالِكَ لَا يَحْتَاجُ إِلَى الدَّيْنِ فَيَعِيْشُ فِي هَنَاءٍ وَسُرُوْرٍ

●dan juga diantara adat yang buruk adalah : seorang murid menggunakan kitab orang lain atau pensilnya tanpa izin orang tersebut , atau menemukan barang hilang dijalan lalu ia memilikinya dan yang wajib adalah ia mengembalikannya pada pemiliknyaa atau meminjam sesuatu lalu ia merubahnya atau tidak mau mengembalikannya kepada pemiliknya
●dan kebiasaan yang makruh adalah jika seorang anak ditany lalu ia menjawab dengan menggerakkan kepala atau pundaknya , atau terburu buru dalam menjawab padahal yang ditanya orang lain.

●dan diantara keburukan adalah seorang anak menunda dalam memotong rambutnya atau mencukur dan menyisirnya , sampai memanjang dan menjadi pandangan yang jelek dan juga tidak menggunting kukunya hingga bertumpuk kotoran dibawahnya , dan tidak mandi atau tidak mengganti baju sehingga keluar dari nya bau yang tak sedap

●jauhilah dari bermain dengan sesuatu yang membahayakanmu sepertin debu,api dan kotoran .. maka terkadang seorang anak bermain dengan korek api maka api menyala di bajunya dan terbakar badannya , atau bermain dengan kotoran maka ia terserang dengan kudis dan rasa gatal , dan hindarilah kamu meluncur di atas pangkal tangga atau engkau memanjat tembok bata , atau pohon sehingga engkau tak terjatuh dan patah sesuatu dari badan mu atau terluka.

●9jagalah atas kesehatanmu dengan engkau berolahraga di udara yang bersih dipagi hari untuk menyrhatkan badanmu , karena otak yang sehat berada pada tubuh yang sehat , dan hiruplah udara dengan hidungmu tidak dengan mulutmu , dan menjauhlah dari udara yang berbahaya dan janganlah engkau makan makanan yang terbuka , karena barangkali terinjak oleh cicak atau tikus atau selainnya dari macam macam serangga , dan jangan lah kamu memakan buah yang belum matang atau busuk , dan makanlah buah yang matang setelah dicuci dengan baik , dan jangan meminum air yang keruh , dan jangan biarkan nyamuk menggigitmu dan menjauhlah dari lalat dan usir ia dari wajahmu , dan jangan memakan makanan yang dihinggapinya , dan jangan lah engkau seperti anak anak yang rakus yanh memakan semua makanan yang dijual dijalan di wadah yang kotor yang bisa terkena debu dan lalat

●dan dari kebiasaan yang membahayakan juga adalah : berlebihan dan mebuang buang , maka contohnya jika seorang ayah memberikan anaknya uang , maka ia membeli dengannya sesuatu yang tidak bermanfaat baginya atau ia tidak sangat membutuhkannya maka memaksanya untuk berhutang kepada temannya jika ia membutuhkan sesuatu dan terbiasa berhutang dari sejak kecil .

●adapun anak yang berakal maka sesungguhnya ia menyukai Menabung dan menyimpan , oleh karena itu ia tidak membutuhkan kepada berhutang maka ia hidup dalam kesejahteraan dan kebahagiaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENGERTIAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL

   Pengertian Manusia sebagai Makhluk Sosial Manusia merupakan makhluk hidup yang selalu berinteraksi dengan sesama, tidak dapat hidup sendi...