Senin, 22 Maret 2021

Mad Badal.

Bacaan MAD BADAL

 KETERANGAN, kitab Tuhfatul Athfal dijelaskan...
dan Kitab Qawaidul I'lal ( Kaidah i'lal dalam ilmu sharaf ) 
Penyusun : Kyai Mundzir Nadzir (Kyai Munhamir bin Nadzir)

Pengertian Mad Badal

(مَدْ بَدَلْ

Menurut Istilah : 


اَنْ يَجْتَمِعَ الْمَدُّ مَعَ الْهَمْزَةِ فِيْ كَلِمَةٍ لٰكِنِ تَتَقَدَّمُ الْهَمْزَةُ عَلٰى الْمَدِّ
Apabila ada huruf mad (alif, ya’, dan wawu) dan hamzah terkumpul dalam satu kalimat, sedangkan hamzah mendahului huruf mad itu.

Contoh :

CONTOH LAFADZ
CARA MEMBACA
LAFADZ ASLI
اٰمَنَ
aamana
أَأْمَنَ
اٰدَمَ
aadama
أَأْدَمَ
اٰنِيَةٌ
aadama
ءَانِيَةٌ
اٰخِرَةٌ
aakhirotun
ءَاخِرَةٌ
اِيْمَانٌ
iimanun
أِأْمَانٌ
اِيْتُوْنِيْ
iituuni
إِئْتُوْنِيْ
اُوْتُوْا
uutuu
أُأْتُوْا

Sebab :
Karena ada hamzah mendahului huruf mad (alif, wawu, dan ya') dalam satu kalimat.

Cara Membaca :
Hukum bacaan mad badal dibaca panjang 1 alif atau 2 harakat.

Catatan Penting :
Hukum mad pada bacaan ini disebut  badal (pengganti) karena merupakan pengganti dari hamzah yang dihilangkan, lihat pada contoh di mana ada dua hamzah di situ. Mengapa dihilangkan ? karena aturan penulisan berbahasa arab memang demikian yaitu agar mempermudah pengucapan lisan. Kita bisa membedakan secara jelas jika mempelajari tentang kaidah i’lal dalam ilmu alat dan penulisan berbahasa arab. 

Badal artinya ganti. Dinamakan mad badal karena ada huruf mad (  أَ   ) menggantikan hamzah sukun.

Yaitu apabila ada hamzah (ء) bertemu dengan Mad. Mad badal terjadi apabila ada 2 buah huruf hamzah dan huruf hamzah yang pertama berharakat sedangkan huruf hamzah yang ke-2 disukun (mati), maka hamzah yang ke-2 diganti dengan alif, wau, atau ya.

Mad Badal terjadi karena adanya hamzah berharakat fathah, dommah, atau kasrah bertemu hamzah sukun. Hamzah tersebut diganti dengan harakat berdiri (‘).

Cara membacanya dipanjangkan Dua harakat atau satu alif.

Contohnya:

contoh mad badal :

  • وَلَلْآخِرَةُ  terdapat dalam surat adh-dhuha ayat 4
  • الْأُولَىٰ terdapat dalam surat adh-dhuha ayat 4
  • آنِيَةٍ terdapat dalam surat al-ghositay ayat 5
  • لَآيَاتٍ terdapat dalam surat al-jasiyah ayat 3
  • آيَاتٌ terdapat dalam surat al-jasiyah ayat 4
  • وَآيَاتِهِ terdapat dalam surat al-jasiyah ayat 6
  • آيَاتِ  terdapat dalam surat al-jasiyah ayat 8
  • آيَاتِنَا terdapat dalam surat al-jasiyah ayat 9

Contoh Mad Badal

Dalam kitab Tuhfatul Athfal dijelaskan:

أَوْ قُـدِّمَ الْهَمْـزُ عَلَـى الْمَـدِّ وَذَا • بَـدَلْ كَآمَـنُـوا وَإِيمَـانًـا خُــذَا

Artinya:

Atau hamzah didahulukan setelah mad, namanya mad badal seperti kata (ءَامَنُواْ) dan (إِيْـمَانًا).

Contoh mad badal:

أُوْتُوا – مُتَّكِئِيْنَ – إِيْـمَانًا – الْآخِرَةُ

Penjelasan:

Ada dua sebab mengapa mad ini dinamakan mad badal:

Pertama: Apabila huruf mad merupakan pengganti dari hamzah seperti pada kata:

ءَامَنُواْ – أُوْتُوا – إِيْـمَانًا

Huruf mad pada mad pada contoh di atas merupakan pengganti dari hamzah. Karena asal dari ketiga contoh di atas adalah (أَأْمَنُوْا), (أُؤْتُوا), dan (إِئْمَانًا). Dalam kaidah ibdal, apabila ada dua hamzah beriringan dimana yang pertama berharakat dan hamzah yang kedua sukun, maka hamzah yang kedua digantikan dengan huruf alif, ya’ sukun, atau wau sukun tergantung harakat pada hamzah yang pertama.

Baca Juga : Mad Lazim Mutsaqqal Harfi

Maksudnya ialah jika hamzah yang pertama berharakat fathah, maka hamzah kedua diganti menjadi alif; jika harakat pada hamzah pertama adalah kasrah, maka hamzah kedua diganti menjadi ya’ sukun; dan jika hamzah pertama berharakat dhammah, maka hamzah kedua diganti menjadi wau sukun. Untuk lebih lengkapnya, silahkan baca tentang ibdal dalam ilmu sharaf.

Kedua: Karena posisi mad menggantikan posisi hamzah. Salah satu sebab mad far’i adalah bila terdapat hamzah setelah huruf mad. Namun dalam mad badal posisi keduanya bergantian atau bertukar posisi. Huruf mad pada kasus yang kedua ini bukanlah merupakan pengganti dari hamzah, melainkan memang huruf asli. Contoh:

الْآخِرَةُ –  يُرَاءُوْنَ – مُتَّكِئِيْنَ

Panjang mad badal dalam riwayat Imam Hafsh adalah dua harakat atau satu alif.

Catatan:

Apabila setelah mad terdapat hamzah atau huruf sukun maka gugurlah hukum mad badalnya. Contoh:

الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ

آلأنَ وَقَدْ كُنْتُمْ بِهِ تَسْتَعْجِلُونَ

إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَآَؤُ مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ

Hukum mad pada contoh yang pertama adalah mad aridh lissukun karena terdapat huruf sukun karena waqaf setelah mad. Pada contoh kedua madnya menjadi mad lazim kilmi mukhaffaf karena mad bertemu sukun pada satu kata. Sedangkan pada contoh yang ketiga madnya menjadi mad wajib muttashil karena ada hamzah setelah mad pada satu kata.

Contoh Ayat Al-Qur’an yang Terdapat Mad Badal

Quraisy 1-2

لِإِيلَافِ قُرَيْشٍ، إِيلَافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاء وَالصَّيْفِ

Al-Baqarah 121

الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَتْلُونَهُ حَقَّ تِلاَوَتِهِ

Yunus 94

فَاسْأَلِ الَّذِينَ يَقْرَؤُونَ الْكِتَابَ مِن قَبْلِكَ


Kaidah i'lal ke 11 ini masih diambil dari Kitab Qawa'idul I'lal dan merupakan kaidah dasar yang perlu diketahui juga jika kamu mempelajari ilmu tajwid, tepatnya pada hukum mad badal. Mengapa demikian, karena antara hukum mad badal dan kaidah i'lal ke 11 ini adalah sesuatu ilmu yang berkesinambungan.


Kaidah I'lal 11, Lafadz 

اٰمَنَ, Lafadz اُوْمُلْ, dan Lafadz اِيْدَمْ

الْهَمْزَاتَانِ اِذَا الْتَقَتَا فِيْ كَلِمَةٍ وَاحِدَةٍ ثَانِيَتُهُمَا سَاكِنَةٌ، وَجَبَ اِبْدَالُ الثَّانِيَةِ بِحَرْفٍ نَاسَبَ اِلٰى حَرَكَةِ الْاُوْلٰى، نَحْوُ اٰمَنَ وَاُوْمُلْ وَاِيْدَمْ اَصْلُهَا أَأْمَنَ وَاُؤْمُلْ وَاِئْدَمْ

Dua hamzah, ketika keduanya bertemu di dalam satu kalimat sedangkan hamzah kedua adalah mati (disukun), maka wajib mengganti hamzah kedua dengan huruf yang sesuai dengan harakat hamzah pertama. Contoh "اُوْمُلْ", "اٰمَنَ", dan "اِيْدَمْ" asalnya adalah "اُؤْمُلْ", "أَأْمَنَ", dan "اِئْدَمْ"


Kesimpulan yang perlu dipetik dari kaidah i'lal 11 di atas adalah :

  • ada 2 hamzah berkumpul dalam satu kalimat
  • hamzah kedua mati (disukun)

Maka hamzah kedua harus diganti dengan huruf yang sesuai dengan harakat hamzah pertama.

Nah, pergantian huruf hamzah kedua itu bisa dilihat seperti pada ilmu tajwid tepatnya hukum mad thobi'i, yaitu:

  1. jika harakat hamzah pertama fathah, maka hamzah kedua diganti dengan alif
  2. jika harakat hamzah pertama kasroh, maka hamzah kedua diganti dengan huruf ya'
  3. jika harakat hamzah pertama dlommah, maka hamzah kedua diganti dengan huruf wawu

Contohnya :

LAFADZ ASLI
LAFADZ I'LAL (HASIL)
أَأْمَنَ
اٰمَنَ
اُؤْمُلْ
اُوْمُلْ
اِئْدَمْ
اِيْدَمْ


I'lal Lafadz اٰمَنَ (Amana)

Lafadz "اٰمَنَ" asalnya adalah lafadz "أَأْمَنَ" mengikuti wazan "اَفْعَلَ".

Berdasarkan kaidah 11 di atas, pada lafadz "أَأْمَنَ", ada 2 hamzah yang berkumpul di dalam satu kalimat, di mana hamzah pertama berharakat fathah dan hamzah kedua berharakat sukun. Maka hamzah kedua harus diganti dengan huruf alif sehingga menjadi lafadz "اٰمَنَ".

Jadi :

LAFADZ ASLI
LAFADZ I'LAL (HASIL)
أَأْمَنَ
اٰمَنَ

I'lal Lafadz اُوْمُلْ (Uumul)

Lafadz "اُوْمُلْ" asalnya adalah lafadz "اُؤْمُلْ" mengikuti wazan "اُفْعُلْ".

Berdasarkan kaidah 11 di atas, pada lafadz "اُؤْمُلْ", ada 2 hamzah yang berkumpul di dalam satu kalimat, di mana hamzah pertama berharakat dlommah dan hamzah kedua berharakat sukun. Maka hamzah kedua harus diganti dengan huruf wawu sehingga menjadi lafadz "اُوْمُلْ".

Jadi :

LAFADZ ASLI
LAFADZ I'LAL (HASIL)
اُؤْمُلْ
اُوْمُلْ


I'lal Lafadz اِيْدَمْ (Iidam)

Lafadz "اِيْدَمْ" asalnya adalah lafadz "اِئْدَمْ" mengikuti wazan "اِفْعَلْ".

Berdasarkan kaidah 11 di atas, pada lafadz "اِئْدَمْ", ada 2 hamzah yang berkumpul di dalam satu kalimat, di mana hamzah pertama berharakat kasrah dan hamzah kedua berharakat sukun. Maka hamzah kedua harus diganti dengan huruf ya' sehingga menjadi lafadz "اِيْدَمْ".

Jadi :

LAFADZ ASLI
LAFADZ I'LAL (HASIL)
اِئْدَمْ
اِيْدَمْ


I'lal Lafadz خُذْ (Khudz), Lafadz كُلْ (Kul), dan Lafadz مُرْ (Mur)

Lafadz "خُذْ" asalnya adalah "اُؤْخُذْ", lafadz "كُلْ" asalnya adalah "اُؤْكُلْ", dan lafadz "مُرْ" asalnya adalah "اُؤْمُرْ". Ketiganya mengikuti wazan "اُفْعُلْ".

Coba lihat ketiga lafadz aslinya (اُؤْمُرْ، اُؤْكُلْ، اُؤْخُذْ), berdasarkan kaidah 11 di atas, ada 2 hamzah yang berkumpul di dalam satu kalimat, di mana hamzah pertama berharakat dlommah dan hamzah kedua berharakat sukun. Maka hamzah kedua harus diganti dengan huruf wawu sehingga menjadi lafadz "اُوْمُرْ، اُوْكُلْ، اُوْخُذْ".

Lalu, huruf wawu dibuang dengan alasan untuk meringankan banyaknya penggunaan, sehingga menjadi lafadz "اُمُرْ، اُكُلْ، اُخُذْ".

Lalu hamzah pada awal kalimat adalah hamzah washal. Hamzah itu harus dibuang karena tidak dibutuhkan, sehingga menjadi lafadz "مُرْ، كُلْ، خُذْ".

Jadi :

LAFADZ ASLI
PERUBAHAN 1
PERUBAHAN 2
LAFADZ I'LAL (HASIL)
اُؤْخُذْ
اُوْخُذْ
اُخُذْ
خُذْ
اُؤْكُلْ
اُوْكُلْ
اُكُلْ
كُلْ
اُؤْمُرْ
اُوْمُرْ
اُمُرْ
مُرْ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENGERTIAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL

   Pengertian Manusia sebagai Makhluk Sosial Manusia merupakan makhluk hidup yang selalu berinteraksi dengan sesama, tidak dapat hidup sendi...