#Habib Luthfi: Isu Syiah Dibuat Supaya Antara Kiai dan Habaib Pecah#
Ketua Jam'iyyah Ahlith Thoriqoh Al-Mu'tabaroh An-Nahdliyyah (Jatman) Habib Muhammad Luthfi bin Yahya Pekalongan membaiat seribu santri dalam rangka memperingati Hari Santri yang digelar di halaman Masjid Baiturrahim, Tengguli, Bangsri, Jepara, Kamis (27/10)
Dalam ceramahnya, Habib Luthfi mengingatkan para pemuda supaya paham sejarah baik sejarah pahlawan kenegaraan maupun sejarah Walisongo sehingga kecintaannya tidak mudah dikendorkan oleh pihak-pihak lain.
"Para pemuda harus tahu sejarah!" tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Habib sepuh ini juga menekankan, kaum muslimin agar tidak mudah terprovokasi tentang isu Syiah yang ditebar oleh oknum yang tak bertanggungjawab. Ia kemudian menjelaskan panjang tentang kenapa isu Syiah ini ditebar.
"Isu Syiah ini dibuat supaya antara kiai dan habaib pecah, supaya orang tidak lagi percaya dengan Walisongo karena Walisongo itu keturunan Sayyidina Ali. Kalau orang sudah tidak percaya Walisongo maka akan kehilangan sejarah, Jika sejarah hilang, akan mudah dihancurkan," tandasnya kembali.
Pada akhir acara yang diselenggarakan oleh PCNU Jepara, GP Ansor Ranting Tengguli dan Sarkub (Sarjana Kuburan) Jepara ini, Habib Luthfi membacakan ikrar kesetiaan kepada NKRI dengan diikuti santri-santri dari beberapa pesantren se-Kecamatan
#KH Agus Sunyoto: Ken Arok Tokoh Fiktif Buatan Belanda Untuk Diskreditkan Diponegoro#
Diakui atau tidak, sejarah peradaban bangsa Indonesia masih didominasi oleh produk fiktih sejarah buatan Belanda. Rekayasa sejarah hingga saat ini masih digunakan dalam sistem pendidikan kita walau tidak ada bukti prasasti atau naskah kuno yang mendukung kebenarannya.
Sunan Kudus melawan Saridin misalnya, masih banyak diyakini sebagai legenda cerita rakyat yang dianggap nyata. Padahal kedua wali tersebut tidak pernah bertemu karena beda masa. Di sekolah pun, Serat Pararaton bikinan Belanda masih diajarkan untuk mengetahui tokoh misterius Ken Arok, nama raja dari Singasari yang tidak bisa diuji kebenarannya.
"Tidak ada satu pun prasasti atau naskah kidung yang menyebut Ken Arok. Nama itu baru muncul di zaman Belanda saat Perang Diponegoro,” demikian terang KH Agus Sunyoto saat bedah buku "Atlas Walisongo" dalam rangka peringatan Hari Santri 2017 oleh PCNU Jepara di Ruang Setda Gedung Pemda Jepara, Rabu (18/10/2017) siang.
Serat Pararaton itu muncul dikala Pangeran Diponegoro sangat membanggakan garis keturunan Majapahit karena leluhurnya yang menjadi raja-raja Mataram memang keturunan Majapahit. Para pangeran pun masih bangga sebagai trah Majapahit.
Saat itulah Belanda membuat sebuah naskah dengan judul Pararaton untuk mengikis mental para pejuang yang ikut Pangeran jihad bersama Diponegoro melawan penjajahan, yang inti dari isinya adalah ingin menunjukkan bahwa dengan alasan apapun, raja-raja Majapahit adalah keturunan Singasari yang raja pertamanya disebut sebagai Ken Arok. Siapa?
Menurut Serat Pararaton, Ken Arok itu adalah orang hina, jahat, dibesarkan di lingkungan yang buruk, penuh perbuatan keji serta keturunan orang yang tidak jelas silsilahnya sehingga tidak perlu dibanggakan oleh para bangsawan Yogyakarta, Surakarta dan bupati-bupati yang merasa masih punya hubungan darah.
Kronologi cerita fiktifnya dimulai dari penyebutan Ken Arok sebagai anak haram hasil hubungan gelap Ken Endok. Ketika lahir, dia dibuang ke kuburan, lalu ditemu oleh maling bernama Lembong.
Karena diasuh oleh maling yang bertabiat buruk dan hidup di lingkungan jahat, Ken Arok akhirnya digambarkan menjadi sosok anak yang nakal. Ketika remaja, menurut serat fiktif Pararaton, Ken Arok kemudian diasuh oleh seorang penjudi bernama Banyu Samparan, lalu berguru kepada Empu Paron, seorang pendeta sakti yang punya ritual kejam suka meminum darah manusia dan memakan mayatnya.
Penggambaran betapa jahatnya Ken Arok tidak hanya sampai di situ. Lanjut ceritanya lebih mengerikan lagi. Saat dewasa, ia difiksikan Serat Pararaton pernah mengabdi di Kerajaan Tumapel hingga punya keinginan jahat merebut istri Ki Agung Tumapel, penguasa kerajaan di Jawa Timur yang sangat dihormati saat itu.
Untuk memuluskan niat tersebut, Ken Arok kemudian memesan keris kepada Empu Gandring. Setelah pesan, Empu Gandring kemudian dibunuh tanpa ampun. Sudah tidak mau bayar, masih dibunuh juga. Mental inilah yang ingin dibangun dalam cerita fiksi Ken Arok.
Lanjut cerita, keris itu konon dibuat untuk membunuh Tumenggung Ametung hingga Ken Arok dikutuk tujuh turunan karena menikahi istri Tumenggung yang sedang hamil.
Mendengar cerita yang beredar tutur-tinular di masyarakat bawah begitu, para pangeran dan bangsawan Surakarta dan Yogyakarta jadi stres. Apalagi cerita yang kurangajar menggambarkan Ken Arok itu dibandingkan lagi dengan trah keturunan Belanda yang disiarkan sebagai kaum darah biru, orang suci (Santo) dan berkelakuan baik.
Menurut Kiai Agus Sunyoto, cerita fiktif Ken Arok tidak bisa ditemukan di naskah manapun kecuali naskah Serat Pararaton. Namun semuanya terbongkar saat ditemukan bukti prasasti bernama Mula Malurung di Kediri pada tahun 1960-an.
“Tidak ada bunuh-bunuhan seperti dongeng dalam Serat Pararaton, yang edisi terbarunya dicetak tahun 1960 dan yang masih tulisan Pegon itu tahun 1920 zaman kolonial,” tegas Kiai Agus.
Bagi yang sudah pernah hafal maqolah namun lupa jangan khawatir. Beikut kami sajikan sebanyak 86 maqolah berbahasa arab lengkap dengan artinya.
1. مَنْ جَدَّ وَجَدَ
(Siapa bersungguh-sungguh dia berhasil)
2. مَنْ سَارَ عَلَى الدَرْبِ وَصَلَ
(Siapa berjalan pada relnya akan sampai)
3. مَن صَبَرَ ظَفِرَ
Siapa bersabar berhasil.
4. مَنْ قَلَّ صِدْقُهُ قَلَّ صَدِيْقُهُ
(Siapa sedikit kejujurannya, sedikit temannya)
5. جَالِسْ أَهْلَ الصِدْقِ وَ الوَفَاءِ
(Bergaullah dengan orang jujur dan menepati janji)
6. مَوَدَّةُ الصَدِيْقِ تَظْهَرُ وَقْتَ الضِيْقِ
(Kasih sayang teman tampak pada waktu kesempitan)
7. وَمَااللَّذَّةُ إِلاَّ بَعْدَ التَعَبِ
(Tak ada kenikmatan kecuali setelah susah payah)
8. الصَبْرُ يُعِيْنُ عَلَى كُلِّ عَمَلٍ
(Kesabaran membantu atas setiap pekerjaan.
9. جَرِّبْ وَلاَحِظْ تَكُنْ عَارِفًا
(Coba dan perhatikan, kau akan jadi tahu.
10. اطْلَبِ العِلْمَ مِنَ المَهْدِ إِلىَ اللَحْدِ
(Tuntutlah ilmu sejak buaian hingga liang lahat)
11. بَيْضَةُ اليَوْمِ خَيْرٌ مِنْ دَجَاجَةِ الغَدِ
Telur hari ini lebih baik dari ayam besok hari)
12. الوَقْتُ أَثْمَنُ مِنَ الذَهَبِ
(Waktu itu lebih berharga daripada emas)
13. العَقْلُ السَلِيْمُ فىِ الجِسْمِ السَلِيْمِ
(Pikiran yang sehat terdapat pada badan yang sehat)
14. خَيْرُ جَلِيْسٍ فىِ الزَمَانِ كِتَابٌ
(Sebaik-baik teman duduk sepanjang waktu adalah buku)
15. مَنْ يَزْرَعْ يَحْصُدْ
(Siapa menanam dia akan memetik)
16. خَيْرُ الأَصْحَابِ مَنْ يَدُلُّكَ عَلَى الخَيْرِ
(Sebaik-baik kawan adalah yang menunjukkanmu pada kebaikan)
17. لَوْلاَ العِلْمُ لَكَانَ النَاسُ كَالبَهَائِمِ
(Jika tak ada ilmu maka pasti manusia seperti binatang)
18. العِلْمُ فىِ الصِغَرِ كَالنَقْشِ عَلَى الحَجَرِ
( Pengetahuan pada waktu kecil seperti lukisan di atas batu)
19. لَنْ تَرْجِعَ الأَيَّامُ التِى مَضَتْ
(Tak akan kembali hari-hari yang telah berlalu)
20. تَعَلَّمَنْ صَغِيْرًا وَاعْمَلْ بِهِ كَبِيْرًا
(Belajarlah pada waktku kecil dan amalkan dia saat kau besar)
21. العِلْمُ بِلاَ عَمَلٍ كَالشَجَرِ بِلاَ ثَمَرٍ
( Ilmu tanpa diamalkan bagaikan pohon tanpa buah)
22. الإِتِّحَادُ أَسَاسُ النَجَاحِ
(Persatuan adalah dasar keberhasilan)
23. لَا تَحْتَقِرْ مِسْكِيْنًا وَكُنْ لَهُ مُعِيْنًا
(Jangan menghina orang miskin dan jadilah penolong baginya)
24. الشَرَفُ بِالأَدَبِ لَابِالنَسَبِ
(Kemuliaan itu dengan adab bukan karena keturunan)
25. سَلَامَةُ الإِنْسَانِ فِى حِفْظِ اللِّسَانِ
(Keselamatan manusia ada pada menjaga pembicaraannya)
26. آدَبُ المَرْءِ خَيْرٌ مِنْ ذَهَبِهِ
Perilaku (baik) seseorang lebih baik dari emasnya.
27. سُوْءُ الخُلُقِ يُعْدِى
(Kejelekan perilaku itu menular)
28. آفَةُ العِلْمِ النِّسْيَانُ
( Bencana pengetahuan adalah lupa)
29. إِذَا صَدَقَ العَزْمُ وَضَحَ السَّبِيْلُ
(Jika benar tekadnya maka akan jelas perjalanannya)
30. لَا تَحْتَقِرْ مَنْ دُوْنَكَ فَلِكُلِّ شَىءٍ مَزِيَّةٌ
(Jangan menghina orang yang lebih rendah darimu, karena setiap sesuatu memiliki kelebihan)
31. اَصْلِحْ نَفْسَكَ يَصْلُحْ لَكَ النَّاسُ
(Perbaiki dirimu, maka akan baik kepadamu semua manusia.
32. فَكِّرْ قَبْلَ أَنْ تَعْزِمَ
(Berpikirlah sebelum bertindak)
33. مَنْ عَرَفَ بُعْدَ السَّفَرِ اِسْتَعَدَّ
(Siapa yang mengetahui jauhnya perjalanan dia akan bersiap-siap)
34. مَنْ حَفَرَ حُفْرَةً وَقَعَ فِيْهَا
(Siapa menggali lobang akan terposok ke dalamnya)
35. عَدُوٌّ عَاقِلٌ خَيْرٌ مِنْ صَدِيْقٍ جَاهِلٍ
(Musuh yang cerdas lebih baik dari kawan yang bodoh)
36. مَنْ كَثُرَ إِحْسَانُهُ كَثُرَ إِخْوَانُهُ
(Siapa yang banyak kebaikannya maka banyak sahabatnya.
37. اِجْهَدْ وَلَا تَكْسَلْ وَلَا تَكُ غَافِلًا # فَنَدَامَةُ العُقْبَى لِمَنْ يَتَكَاسَلُ
(Bersungguh-sungguhlah dan jangan malas dan jangan jadi lalai, karena penyesalan mendalam itu adalah milik mereka yang bermalas-malasan)
38. لَا تُؤَخِّرْ عَمَلَكَ إِلَى الغَدِ مَاتَقْدِرُ أَنْ تَعْمَلَهُ اليَوْمَ
(Jangan tunda pekerjaanmu hingga besok, apa yang dapat kau kerjakan hari ini)
39. اُتْرُكِ الشَّرَّ يَتْرُكْكَ
(Tinggalkannlah kejahatan itu, dia pasti meninggalkanmu)
40. خَيْرُ النَّاسِ اَحْسَنُهُمْ خُلُقًا وَاَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
(Sebaik-baik manusia adalah yang terbaik akhlaknya dan paling bermanfaat bagi manusia)
41. فِى التَّأَنِّى السَّلَامَةُ وَفِى العَجَلَةِ النَّدَامَةُ
(Dalam kehati-hatian ada keselamatan dan dalam ketergesa-gesaan ada penyesalan)
42. ثَمْرَةُ التَفْرِيْطِ النَدَامَةُ وَثَمْرَةُ الحَزْمِ السَلاَمَةُ
(Buah dari penyia-nyiaan adalah penyesalan dan buah dari keteguhan adalah keselamatan)
43. الرِّفْقُ بِالضَّعِيْفِ مِنْ خُلُقِ الشَّرِيْفِ
(Kasih sayang pada yang lemah termasuk akhlak yang mulia)
44. فَجَزَاءُ سَيَّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا
(Balasan dari kejelekan adalah kejelakan yang setimpal)
45. تَرْكُ الجَوَابِ عَلَى الجَاهِلَ جَوَابٌ
(Meninggalkan jawaban untuk orang bodoh adalah jawabannya)
46. مَنْ عَذُبَ لِسَانُهُ كَثُرَ إِخْوَانُهُ
(Barang siapa yang manis tutur katanya banyak sahabatnya)
47. إِذَا تَمَّ العَقْلُ قَلَّ الْكَاَةمُ
(Jika sempurna akal seseorang maka sedikit bicaranya)
48. مَنْ طَلَبَ اَخًا بِلَا عَيْبٍ بَقِيَ بِلَا اَخٍ
(Barang siapa yang mencari kawan tanpa aib maka dia tetap tidak memiliki kawan)
49. قُلِ الحَقَّ وَلَوْ كَانَ مُرًّا
(Katakanlah yang benar meskipun pahit)
50. خَيْرُ مَالِكَ مَا نَفَعَكَ
(Sebaik-baik hartamu adalah yang memberikan manfaat bagimu)
51. خَيْرُ الأُمُوْرِ أَوْسَطُهَا
(Sebaik-baik perkara adalah pertengahan)
52. لِكُلِّ مَقَامٍ مَقَالٌ وَلِكُلِّ مَقَالٍ مَقَامٌ
(Setiap tempat ada kata-katanya (yg cocok) dan setiap kata-kata ada tempatnya (yg cocok))
53. إِذَا لَمْ تَسْتَحِ فَاصْنَعْ مَا شِئْتَ
(Jika kamu tidak malu maka berbuatlah sekehendakmu)
54. لَيْسَ العَيْبُ لِمَنْ كَانَ فَقِيْرًا بَلْ العَيْبُ لِمَنْ كَانَ بَخِيْلًا
(Bukannya aib bagi mereka yang miskin, tapi aib itu milik mereka yang pelit)
55. لَيْسَ اليَتِيْمُ الَّذِى قَدْ مَاتَ وَالِدُهُ بَلْ اليَتِيْمُ يَتِيْمُ العِلْمِ وَالأَدَبِ
(Bukannya yatim itu yang telah mati orang tuanya, tapi yatim itu adalah yang tidak memiliki ilmu dan sopan santun)
56. لِكُلِّ عَمَلٍ ثَوَابٌ وَلِكُلِّ كَاَامٍ جَوَابٌ
(Setiap pekerjaan ada balasannya dan setiap perkataan ada jawabannya)
57. وَعَامِلِ النَّاسَ كَمَا تُحِبُّ أَنْ يُعَامِلُوْكَ
(Dan perlakukanlah manusia sebagaimana kamu ingin diperlakukan)
58. هَلَكَ اِمْرُؤٌ لَمْ يَعْرِفْ قَدْرَهُ
(Hancurlah seseorang yang tidak mengetahui kemampuannya)
59. رَأْسُ الذُّنُوْبِ الكَذِبُ
(Otak dari dosa adalah kebohongan)
60. مَنْ ظَلَمَ ظُلِمَ
(Siapa yang menzalimi akan terzalimi)
61. لَيْسَ الجَمَالُ بِأَثْوَابٍ تُزَيِّنُنَا إِنَّ الَجمَالَ جَمَالُ العِلْمِ وَالأَدَبِ
(Bukannya keindahan itu dengan pakaian yang menghiasi kita tapi keindahan itu adalah keindahan ilmu dan adab)
62. لَا تَكُنْ رَطْبًا فَتُعْصَرَ وَلَا يَابِسًا فَتُكَسَّرَ
(Jangan kamu lemah nanti kamu diperas dan jangan keras nanti kamu dipatahkan)
63. مَنْ اَعَانَكَ عَلَى الشَّرِّ ظَلَمَكَ
(Barang siapa yang membantumu melakukakan kejelekan, dia menzalimimu)
64. العَمَلُ يَجْعَلُ الصَّعْبَ سَهْلًا
(Tindakan, membuat yang sulit menjadi mudah)
65. أَخِىْ لَنْ تَنَالُ العِلْمَ إِلَّا بِسِتَّةٍ سَأُنْبِيْكَ عَنْ تَفْصِيْلِهَا بِبَيَانٍ: ذَكَاءٌ وَحِرْصٌ وَاجْتِهَادٌ وَدِرْهَمٌ وَصُحْبَةُ أُسْتَاذٍ وَ طُوْلُ زَمَانٍ
(Saudaraku! Kamu tidak akan mendapat ilmu kecuali dengan enam perkara, akan ku berikan perincian dengan jelas : Kecerdasan, Harta Benda, Ketamakan, Mempergauli Ustadz Kesungguhan Waktu yang panjang)
66. مَنْ تَأَنَّى نَالَ مَا تَمَنَّى
(Barang siapa yang berhati-hati maka dia akan mendapatkan apa yang dia impikan)
67. اُطْلُبِ العِلْمَ وَلَوْ بِالصِّيْنِ
(Tuntutlah ilmu itu walaupun ke negeri Cina)
68. النَّظَافَةُ مِنَ الْإِيْمَانِ
(Kebersihan adalah bagian dari iman)
69. إِذَا كَثُرَ الـمَطْلُوْبُ قَلَّ الـمُسَاعِدُ
(Jika perminataan terlalu banyak, sediki yang membantu)
70. لَا خَيْرَ فِى لَذَّةٍ تَعْقِبُ نَدَمًا
(Tak ada kebaikan pada kenikmatan yang diiringi penyesalan)
71. تَنْظِيْمُ العَمَلِ يُوَفِّرُ نِصْفَ الوَقْتِ
(Mengatur pekerjaan akan menghemat setengah waktu)
72. رُبَّ أَخٍ لَمْ تَلِدْهُ وَالِدَةٌ
(Banyak saudara yang tidak dilahirkan oleh seorang ibu.)
73. دَاوُوا الغَضَبَ بِالصُّمْتِ
(Obatilah kemarahan itu dengan diam)
74. الكَاَِمُ يَنْفُذُ مَا لَا تَنْفُذُهُ الإِبَرُ
(Perkataan itu menembus apa yang tak ditembus oleh jarum)
75. لَيْسَ كُلُّ مَا يَلْمَعُ ذَهَبًا
(Tidak setiap yang berkilap itu adalah emas)
76. سِيْرَةُ الـمَرْءِ تُنْبِئُ عَنْ سَرِيْرَتِهِ
(Tindak tanduk seseorang menunjukkan kepribadiannya)
77. قِيْمَةُ الـمَرْءِ بِقَدْرِ مَا يُحْسِنُهُ
(Nilai seseorang sesuai dengan kebaikan yang dilakukannya)
78. صَدِيْقُكَ مَنْ اَبْكَاكَ لَا مَنْ اَضْحَكَكَ
(Sahabatmu adalah yang membuatmu menangis bukan yang membuatmu tertawa)
79. عَثْرَةُ القَدَمِ اَسْلَمُ مِنْ عَثْرَةِ اللِّسَانِ
(Terpelesetnya kaki lebih aman dari terpelesetnya lidah)
80. خَيْرُ الكَاَُمِ مَا قَلَّ وَدَلَّ
(Sebaik-baik kata adalah yang ringkas dan mengena)
81. كُلُّ شَيْءٍ إِذَا كَثُرَ رَخُصَ إِلَّا الاَدَبُ
(Segala sesuatu jika kebanyakan akan murah kecuali sopan santun)
82. أَوَّلُ الغَضَبِ جُنُوْنٌ وَآخِرُهُ نَدَمٌ
(Awal kemarahan adalah kegilaan dan berakhir dengan penyesalan)
83. العَبْدُ يُضْرَبُ بِالعَصَا وَالحُرُّ يَكْفِيْهِ بِالإِشَارَةِ
(Budak itu dipukul dengan tongkat sedangkan orang yang merdeka itu cukup dengan isyarat)
84. اُنْظُرْ مَا قَالَ وَلَا تَنْظُرْ مَنْ قَالَ
(Perhatikan apa yang dikatakan dan jangan perhatikan siapa yang mengatakan)
85. الحَسُوْدُ لَا يَسُوْدُ
(Pendengki tak akan bahagia)
86. الأَعْمَالُ بِخَوَاتِمِهَا
(Semua pekerjaan tergantung penghujungnya).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar