Jumat, 02 Agustus 2019


(KEMULIAAN seseorgang adalah engkau keluar dari rumah dan engkau tidak melihat / berprasangka kepada orang lain kecuali orang itu lebih baik darimu.
Rendah hati / tidak Sombong.)


Kesadaran itu dalam akal, bukan pada usia. Usia hanya bilangan harimu, sedang akalmu adalah hasil dari pemahaman, dan qana'ahmu dalam hidup!!
Bersikaplah lemah lembut terhadap orang lain. Semua mengalami perihnya hidup, tapi kau tidak mengetahuinya!!
Semua hal akan berkurang ketika dibagi dua, kecuali BAHAGIA, sesungguhnya ia akan bertambah jika kita bagi dengan orang lain."
#Al 'Allamah Al Sheikh Al Shinqithi#

Disaat masalah sudah menumpuk, serta kita sudah berusaha dan berdoa semaksimal mungkin, maka sisanya adalah pasrah dan tawakkal, menerima takdir...“Sama seperti air yang bisa mengikis batu yang paling keras, keikhlasan juga bisa melembutkan atau meluluhkan hati yang paling dingin.”

“Keikhlasan adalah rahasia antara Allah dengan hamba-Nya. Bahkan sang malaikat pencatat tidak mengetahui sedikit pun mengenai itu untuk bisa dituliskannya dalam catatan amal, setan juga tidak mengetahui sehingga dia tidak bisa merusaknya, nafsu pun tidak menyadari sehingga ia tidak bisa mempengaruhinya. — Junayd al-Baghdadi.”

“Orang yang paling ikhlas adalah dia yang paling mencintai Allah dan paling percaya kepada-Nya. – Ibn Al-Qayyim”


Biarlah hari-hari itu berlalu kerjakan yang engkau sukai, apabila takdir sudah menentukan maka berlapang dadalah kau.

Janganlah engkau gelisah terhadap musibah-musibah malam hari karena tiada satu pun musibah itu yang kekal abadi.

Kuatkanlah dirimu menghadapi cobaan-cobaan hidup, surah hati dan setia hendaklah menjadi pekertimu.

Meski bagai buih lautan keaibanmu di kalangan orang lain namun rahasia pribadimu hendaklah selalu tersimpan.

Tutuplah rahasiamu dengan kemurahan hati karena konon semua keaiban dapat ditutup dengan kemurahan hati.

Jangan engkau tampakkan kelemahan pada lawanmu karena kuatnya mental lawan merupakan bahaya bagimu.

Jangan engkau harapkan kemurahan orang yang kikir sebab orang yang sedang kehausan tak akan mendapatkan air dalam api.

Sebuah keterlambatan tak akan mengurangi rizkimu dan rizkimu pun tak akan bertambah dengan kepayahan badanmu.

Tiada kesusahan yang kekal, tiada kegembiraan yang abadi, tiada kefakiran yang lama , tiada kemakmuran yang lestari.

Apabila sikap hatimu selalu rela dengan apa yang ada maka tak ada perbedaan bagimu antara dirimu sendiri dan para hartawan.

Apabila ajal datang padamu maka tak sejengkal bumi dan tidak pula sebidang langit yang dapat melindungimu.

Bumi Allah amatlah luas namun suatu saat apabila takdir sudah datang angkasapun menjadi sempit.
Biarlah hari-hari itu tidak setia setiap saat sebab obat apa pun juga tak akan menangkal ajal.




#Perbaiki dirimu...
Jika kamu mengenal dirimu sendiri...
Maka kamu akan sibuk memperbaikinya...
Bukan menyibukan diri untuk membicarakan aib aib orang lain#




firman Allah Ta’ala: wattaqullaaH (“Dan bertakwalah kepada Allah”) yakni dalam segala perintah dan larangan-Nya yang diberikan kepada kalian. Jadikanlah ia sebagai pengawas kalian dalam hal ini dan takutlah kepada-Nya. innallaaHa tawwaabur rahiim (“Sesungguhnya Allah Mahapengampun  lagi Mahapenyayang.”) maksudnya, Mahapengampun bagi orang-orang yang bertaubat kepada-Nya  dan Mahapenyayang bagi  orang yang kembali dan bersandar kepada-Nya.


Allah SWT telah berfirman...

Artinya, “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka ‘memakan daging’ saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah SWT. Sesungguhnya Allah SWT Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.”(Al-Hujurat : 12)
Jumhur ulama mengatakan: “Jalan taubat yang harus ditempuh orang yang berbuat dari ghibah adalah dengan melepaskan diri darinya dan berkemauan keras untuk tidak mengulanginya kembali.”
Apakah dalam taubat itu diisyaratkan adanya penyesalan atas segala yang telah berlalu dan meminta maaf kepada orang yang telah digunjingkannya itu? Mengenai hal ini terdapat perbedaan pendapat. Ada ulama yang mensyaratkan agar meminta maaf kepada orang yang digunjingkan. Ada yang berpendapat, tidak diisyaratkan baginya meminta maaf  kepadanya. Karena jika ia memberitahukan apa yang telah digunjingkannya itu kepadanya, barangkali ia akan merasa lebih sakit daripada jika ia tidak diberi tahu. Dengan demikian, cara yang harus ia tempuh adalah memberikan sanjungan kepada orang yang telah digunjingkannya itu di tempat-tempat dimana ia telah mencelanya. Selanjutnya, ia menghindari gunjingan orang lain atas orang itu sesuai dengan kemampuannya. Sehingga gunjingan itu dibayar dengan pujian. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ahmad dari ‘Abdullah bin Sulaiman, bahwa Ismail bin Yahya al-Mu’afiri memberitahukan kepadanya bahwa Sahl bin Mu’adz bin Anas al-Juhani memberitahunya dari ayahnya, dari Nabi saw, beliau bersabda: “Barangsiapa yang melindungi orang mukmin dari orang munafik yang menggunjingnya, maka Allah Ta’ala mengutus malaikat yang akan melindungi dagingnya pada hari kiamat kelak dari api neraka jahanam. Sedangkan barangsiapa yang melemparkan suatu tuduhan yang dengannya ia bermaksud mencelanya, maka Allah Ta’ala akan menahannya di atas jembatan jahanam sampai dia meninggalkan apa yang dikatakannya itu.” Demikian yang diriwayatkan oleh Abu Dawud.
FITNAH sebagai PENGUAT bagi yang Bertaqwa



KADANG kita merasa marah sedih dan Ingin MEMBALAS saat kita difitnah oleh seseorang,Kelompok  Persaudaraan ataupun Saudara Kandung Sendiri,
Itu Manusiawi karena siapa sih yang gak hatinya meradang,marah dan merasa Nama baiknya dicemarkan ? apa kah kita juga harus membalas dengan perbuatan yang setimpal agar mereka merasakan bagaimana rasanya bila di Fitnah, ?

Jangan risaukan komentar sinis orang yang IRI. Itu adalah resiko dari menjadi orang yang berhasil di antara jiwa-jiwa kerdil
Barang siapa membawa GOSIP tentang orang lain kepada anda, maka kelak Dia akan membawa GOSIP tentang anda kepada orang lain
Itu memang kerjaan para Pecundang ..Salah satu ciri pecundang adalah senang mencari kesalahan orang lain untuk disebarkan
Maafkanlah orang yang menyakiti mu,,tetapi janganlah teruskan mempercayai orang orang yang palsu. Tegaslah bagi kebaikan mu.


Memaafkan itu ibarat membebaskan tawanan dari penjara pengap,
lalu menyadari bahwa tawanan itu adalah KITA ..”diri sendiri”
Besar nya KEMAMPUAN untuk memaafkan di tentukan oleh dalamnya cinta atau oleh tingginya kecerdasan.
Kadang memang kita tidak tahu ada sahabat palsu disekeliling kita,,
Sahabat yang PALSU akan menunggumu membuat kesalahan, lalu akan menghinamu dengan lebih keji daripada musuhmu. orang orang palsu akan memujimu selama engkau sependapat dengannya,
Dan Akhirnya memperlakukanmu dengan rendah jka engkau dianggapnya salah …Sahabat terbaikmu adalah Tuhan , yang tidak pernah palsu dan tidak akan mengecewakanmu .
Anda harus mempunyai Prinsip
“Aku tak punya waktu untuk membenci orang yang membenciku, karena aku terlalu sibuk mencintai mereka yang mencintaiku.
Karena Kebencian adalah penyakit yang paling MEMATIKAN karena kebencian selalu melahirkan PERPECAHAN!”
Kita tidak usah mendedam dalam mengahadapi Fitnah karena Mendendam adalah menyimpan bara api,
kareana Sebelum mengenai orang lain sang penyimpan bara akan terbakar terlebih dahulu.

Islam mengajarkan kita untuk menjaga lisan dengan ucapan yang baik. Namun, sering kali manusia tergoda untuk membicarakan orang lain, merendahkan, hingga memfitnah orang lain sehingga dapat merusak kerukunan.
Allah berfirman dalam Surat An-Nur Ayat 19, "Siapapun gemar menceritakan atau menyebarluaskan kejelekan saudara Muslim kepada orang lain diancam dengan siksa yang pedih di dunia dan di akhirat."
Apalagi jika cerita yang digosipkan itu merupakan berita bohong, tidak sesuai fakta atau hanya berdasarkan prasangka, jelas lebih besar dosanya.
Rasulullah mengajarkan kita untuk hidup rukun dengan sesama umat Islam. Diriwayatkan dalam Hadis Tirmidzi, Rasulullah bersabda, "Orang Islam itu saudara bagi orang Islam lain, jangan saling mengkhianati, jangan saling membohongi, dan jangan saling merendahkan, setiap Muslim atas Muslim yang lain itu haram rahasianya, hartanya dan darahnya, taqwa itu ada disini (dalam hati) cukup seseorang dikatakan jelek jika memandang rendah saudaranya Muslim."
Allah juga menggambarkan perilaku orang yang suka menggunjing dan membicarakan orang lain dalam Surat Hujurat Ayat 12, "Wahai orang-orang beriman jauhilah banyaknya prasangka sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, janganlah kalian mencari-cari kesalahan, jangan menggunjing sebagian terhadap sebagian, apakah engkau senang jika makan daging bangkai saudaranya? Maka kalian membencinya, dan takutlah kepada Allah sesungguhnya Allah menerima taubat dan Maha penyayang.
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;...
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.” ( HR.Al-Bukhari dan Muslim ).
Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata,
Seseorang mati karena tersandung lidahnya
Dan seseorang tidak mati karena tersandung kakinya
Tersandung mulutnya akan menambah (pening) kepalanya
Sedang tersandung kakinya akan sembuh perlahan
.”


Sistem ( IMUN ) adalah sekelompok sel, protein, jaringan, dan organ khusus yang bekerja sama melawan segala hal yang berbahaya bagi tubuh.

Dendam, menyimpan kepahitan, imun tubuh kita akan mati. Disitulah bermula awal segala penyakit. STRESS, Kolesterol tinggi, pemicu Darah Tinggi, Jantung, rhematik, arthritis, Stroke (perdarahan/penyumbatan pembuluh darah).
Selama 5 menit kita MARAH, imun sistem tubuh kita akan depressi 6 jam.
Bersikaplah sebesar harapanmu nanti sehingga MASALAH FITNAH yang Kau hadapi terasa menjadi kecil
Berdoa saja yaa agar membuat diri anda tenang
Yaa Tuhanku
Anugrahkan kepadaku
Hati yang tak pernah membenci
Sentuhan yang tak pernah menyakiti
Jiwa yang tak pernah gelisah
Tangan yang tak pernah henti berbagi
Senyuman yang tak pernah memudar
Kasih sayang yang tak pernah pamrih
Cinta Tulus yang tak pernah berakhir
Tuhanku Ƴang Maha Perkasa, tumbuhkanlah aku lebih besar dan lebih kuat daripada masalah dan kesulitan hidupku,amin
“Saudaraku, dendam dan kedengkian yang ada dalam hatimu lebih MEMBAHAYAKAN kesehatanmu daripada musuh yang nyata.” (Dr. ‘Aidh Al-Qarni)
Daripada kamu sibuk merusak hidup orang lain,
bukankah akan lebih baik jika kamu sibuk menata hidupmu sendiri?
Hidup ini tidak mudah. jangan mempersulitnya dengan KEBIASAN mengeluh,menfitnah dan menyalahkan orang lain.
Menyalahkan orang lain atas kesulitan hidup semakin memanaskan hati dan menjauhkan rezeki.
Kalau kita ingin hidup damai dan bahagia, berhentilah memandang orang lain sebagai musuh. Pandanglah mereka sebagai orang yang belum mengerti, masih membuat kesalahan dan berhentilah membenci mereka”.
Terlalu sayang, kehidupan kita yang pendek dihabiskan untuk membenci orang yang tidak kita sukai.
Ingatlah diwaktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut kemulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu KETAHUI sedikit juga dan kamu menganggapnya suatu yg ringan saja..Padahal dia pada sisi Allah adalah BESAR..QS An Nuur 24:15.
Oh yaa Untuk Para Pefitnah perhatikan Kesehatanmu Dan Jangan Suka Bernegative Thinking sehingga mudah Menfitnah.
Karena bila suka ber-NEGATIVE THINKING, maka kita akan mudah terkena DYSPEPSIA (penyakit sulit mencerna).

Penutup bagi diri saya sendiri mengingatkan pada Sebuah ungkapan Tiongkok Kuno yang mengatakan,
“Cara Terbaik untuk Mengalahkan dan MEMPENGARUHI orang adalah dengan KEBAJIKAN dan BELAS KASIH..

‘Utsman bin Abi Syaibah memberitahu kami, dari Abu Burdah al-Balawi, ia berkata: Rasulullah bersabda: “Wahai sekalian orang-orang yang beriman dengan lisannya dan yang imannya tidak masuk ke dalam hatinya, janganlah kalian berbuat ghibah terhadap orang-orang muslim dan jangan pula kalian mencari-cari aib mereka. Karena sesungguhnya barangsiapa mencari-cari aib mereka, maka Allah akan mencari-cari aibnya. Dan barangsiapa yang dicari-cari aibnya oleh Allah, maka Dia akan mempermalukannya di rumahnya.” Hadits tersebut hanya diriwayatkan oleh Abu Dawud dari hadits al-Barra’ bin ‘Azib.
Pada suatu hari Ibnu ‘Umar pernah mengarahkan pandangannya ke Ka’bah, lalu ia berkata: “Sungguh besar engkau [Ka’bah] dan agung pula kehormatanmu, dan bagi orang mukmin mempunyai kehormatan di sisi Allah yang lebih agung darimu [Ka’bah].”
Abu  Dawud meriwayatkan dari Waqqash bin Rabi’ah, dari al-Miswar, dimana ia pernah memberitahukan kepadanya, bahwa Nabi saw. bersabda: “Barangsiapa memakan makanan [karena membuka aib] seorang muslim, maka sesungguhnya Allah akan memberinya makan seperti itu di Jahanam kelak. Dan barangsiapa memakaikan pakaian [karena membuka aib] seorang muslim, maka Allah akan memakaikan pakaian yang sama kepadanya di jahanam. Barangsiapa membuka aib  seorang muslim agar ia dilihat dan didengar orang lain, maka sesunggguhnya pada hari kiamat kelak Allah akan menempati posisinya dengan membuka aibnya.”







Keterangan : Tafsir Al Qur 'an

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENGERTIAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL

   Pengertian Manusia sebagai Makhluk Sosial Manusia merupakan makhluk hidup yang selalu berinteraksi dengan sesama, tidak dapat hidup sendi...