Sabtu, 21 Maret 2020

#Lembaran 2#

Cara Terbaik Mengatasi Stres untuk si Introver, Simak di Sini yuk!


Untuk mengatasi stres kita bisa mencoba banyak cara. Salah satu cara terbaiknya adalah dengan menyesuaikannya dengan karakter atau temperamen yang kita miliki. Seorang introver dan ekstrover pun punya caranya masing-masing dalam mengatasi stres dan tekanan yang dirasakan.
Seorang introver kadang bisa merasa tertekan ketika disalahpahmi sebagai pribadi yang sangat tertutup. Padahal mereka juga tetap butuh orang lain dan perlu bersosialisai. Hanya mungkin caranya berbeda dari orang lain. Dengan permasalahan yang ada dan berbagai situasi yang susah dihindari, kondisi stres pun tak bisa dielakkan. Yang perlu dilakukan kemudian adalah mencari cara terbaik untuk mengatasi stres.
Bagi orang introver, ada sejumlah cara dan tips terbaik yang bisa dicoba untuk mengatasi stres. Yuk, langsung simak di sini selengkapnya.
1. Berlatih meditasi
Dilansir dari verywellmind.com,meditasi bisa meningkatkan daya tahan terhadap stres bila dilakukan dalam jangka panjang dan bisa membuat kita lebih rileks dalam waktu singkat. Ada banyak cara untuk latihan meditasi. Tapi pada intinya latihan ini membutuhkan ruangan tenang dan membuat kita bisa lebih fokus melatih pernapasan agar lebih rileks.
2. Menulis jurnal atau buku harian
Menulis jurnal adalah salah satu cara terbaik untuk memproses emosi dan melatih pikiran untuk fokus pada sisi positif. Siapapun bisa menggunakan teknik menulis jurnal atau buku harian untuk meredakan stres. Dan biasanya orang introver yang bisa mendapatkan manfaat besar dari menulis jurnal ini untuk meredakan stresnya.
3. Merapikan kamar atau tempat kerja
Seorang introver selalu suka memiliki tempat yang bisa dimilikinya sendiri. Ruang kamar tidur misalnya bisa jadi tempat yang paling nyaman untuk seorang introver. Bila kamar berantakan dan kotor, hal ini malah bisa meningkatkan stres. Merapikan kamar atau tempat kerja pun bisa jadi salah satu cara terbaik untuk meredakan stres.
4. Kenali batasan tanpa memaksakan diri jadi orang lain
Satu hal yang kerap membuat seorang introver stres adalah tekanan atau tuntutan untuk bisa lebih "ramai" seperti ekstrover. Padahal, introver dan ekstrover punya temperamen yang berbeda. Bagi seorang introver, ada baiknya untuk mengenali batasan diri tanpa memaksakan diri jadi orang lain. Bila memang tak ingin bergabung ke sebuah acara pesta, tak perlu memaksakan diri. Izinkan dirimu untuk bahagia dengan aktivitas yang benar-benar disuka.
Seorang introver bisa memilih cara terbaik dan menurutnya paling nyaman untuk mengatasi stres. Kenali diri dengan lebih baik dan terima diri apa adanya sembari terus meningkatkan kemampuan diri menjadi pribadi yang bermanfaat, ya. Saat stres melanda, yakin saja kita selalu punya pilihan untuk mengatasinya dengan cara termudah.

5 Tips Berkomunikasi dengan Pasangan Introver

Punya pasangan introver sementara kita sendiri adalah seorang ekstrover, maka cara berkomunikasi yang baik perlu dijalin dengan saling menerima perbedaan yang ada. Jika pasanganmu seorang introver, ia cenderung menyimpan energi dan antusiasme di dalam diri mereka sendiri dan hanya membaginya dengan orang-orang yang mereka kenal dengan baik.
Melansir buku The Introvert Advantage karya Marti Olsen Laney, Psy.D., kaum introver memerlukan waktu untuk berpikir sebelum merespons sesuatu. Memerlukan waktu untuk merenung sebelum bereaksi terhadap kejadian di dunia luar. Bila pasanganmu seorang introver, ia lebih memilih berkomunikasi empat mata. Untuk berkomunikasi yang lebih baik dengannya, ada sejumlah tips yang bisa dicoba.

1. Jangan Menyela
Kaum introver membutuhkan banyak energi untuk melanjutkan pembicaraan. Dengarkan pasanganmu sampai dia selesai bicara, baru kita bisa mengutarakan pikiran dan perasaan kita padanya. Sebaiknya, atur pertemuan untuk membicarakan cara menjalin hubungan dengan lebih baik. Dengan begini, pasangan kita bisa punya waktu untuk mempersiapkan dirinya.
2. Duduklah dengan Tenang
Saat pasanganmu berada di dekatmu, cobalah untuk duduk dengan tenang. Pasangan kita mungkin kehabisan tenaga, tapi tetap ingin berbagai waktu bersama kita. Saat berbicara atau mengobrol, ulangi apa yang telah kita dengar darinya sehingga ktia dapat meyakinkan pasangan bahwa kita benar-benar mendengarkannya dengan baik.

3. Beri Kesempatan Padanya untuk  Bicara

Seorang introver umumnya adalah pendengar yang baik. Meskipun begitu, kita tetap perlu memastikan memberi kesempatan padanya untuk bicara. Bisa dimulai dengan menanyakan bagaimana hari yang dialaminya. Terkadang ia butuh dibujuk untuk berbicara.
4. Berkomunikasi dalam Bentuk Tulisan
Kaum introver mampu menerima bentuk tulisan tanpa merasa mendapat terlalu banyak stimulus. Berkomunikasi dalam bentuk tulisan bisa dilakukan untuk memberi warna baru dalam hubungan. Misalnya, tinggalkan kartu ucapan di tempat-tempat yang mudah dilihat olehnya atau taruh catatan romantis di dalam tasnya.
5. Gunakan Komunikasi Nonverbal
Pada saat-saat tertentu, pasanganmu akan kesulitan mengumpulkan cukup banyak energi untuk berbicara atau mengutarakan perasaan. Hargai dan terima gayanya dalam berkomunikasi tersebut. Kita bisa memaksimalkan komunikasi nonverbal, seperti berpeganan tangan atau berpelukan saat dibutuhkan.
Membangun komunikasi yang efektif sangat penting dalam membangun hubungan yang harmonis dan langgeng. Semoga tips-tips di atas membantumu membangun cara berkomunikasi yang lebih baik dengan pasangan tercintamu, ya.

6 Hal Menarik saat Memiliki Pasangan Seorang Introver

Memiliki kekasih dengan kepribadian yang berbeda mungkin bisa menjadi masalah bagi sebagian orang. Misalnya seorang introver yang cenderung pendiam memiliki pasangan ekstrover yang aktif atau sebaliknya. Mungkin bagi sebagian menjadi sebuah masalah, namun, ini juga menjadi sebuah hal yang menarik bagi sebagian orang.
Sebenarnya perbedaan kepribadian bukan menjadi sebuah masalah jika kalian saling mencintai dan menerima satu sama lain. Tak jarang juga kita menemui pasangan yang memiliki kepribadian yang sama. Ini cederung bisa memahami karakter satu sama lain. Bahkan ini adalah hal yang menyenangkan untuk dijalani bersama. Berikut ini beberapa keuntungan saat menjalin hubungan dengan pasangan dengan kepribadian introver.

Memahami  Waktumu
Mereka seorang introver secara intuitif memahami waktu yang dirimu butuhkan untuk sendiri atau me time. Ia lebih cenderung memahami batasan-batasan yang dirimu tetapkan ketika menyangkut me time. Mereka tahu bahwa kesendirian sangat penting bagi cadangan energi dan kesehatan mentalmu dan mereka tahu waktu yang dihabiskan pada akhirnya akan membuat hubungan lebih sehat.
Bersimpati
Ketika memiliki masalah, cobalah untuk bicarakan dengan kekasihmu yang memiliki kepribadian introver. Mungkin ia akan bisa membuatmu tersenyum dan dan bahka tertawa. Ia adalah seseorang yang empatik dan memberikan kata-kata yang menghibur tentang situasi yang dirimu hadapi. Memiliki pasangan yang sama-sama memiliki kepribadian introver mungkindapat membantumu untuk menyelesaikan sebuah masalah. Ia juga akan merasakan apa yang dirimu rasakan.
Sikap Saling Menghargai
Kita semua introver berbeda, tetapi jika ada satu kesamaanyang dimiliki. Kita hanya dapat mengambil banyak stimulasi sosial sebelum merasa lelah dan kewalahan. Tinggal di pesta terlalu lama mungkin akan membuat seorang introver merasa cemas atau tidak sehat secara fisik. Ketika kita mengajak seorang introver segera pergi dari sebuah acara, ini mungkin bisa menjadi kelegaan untuk mereka. Namun, selama acara berlangsung biasanya seorang introver akan bersikap sopan pada semua orang.

Pendengar yang Baik

Seorang introver biasanya dapat menjadi seorang pendengar yang baik untuk pasangannya. Selain itu, ia mungkin juga akan memberikan saran yang tepat untukmu. Mereka sellau berpikir sebelum ia mengutarakan pendapatnya. Ia akan mengolah tiap kalimat yang mungkin akan ia lontarkan. Hal ini membuat dirimu seperti dihargai olehnya.
Duduk Terdiam Bukan Masalah Bagi Mereka
Bagi sebagian orang saat kencan hal yang paling menyenangkan adalah bisa menikmati waktu bersama dengn menceritakan hal-hal yang menarik tentang hari ini atau bahkan bisa bercanda tawa. Namun, tidak untuk seorang introver, mereka yang cenderung pendiam, mungkin bukan menjadi sebuah masalah jika melalukan kencan biasanya tanpa adanya banyak perbincangan. Mungkin mereka lebih menikmati kebersamaan dengan memerhatikan kekasihnya dan menikmati sebuah makanan. Baginya diam bisa membuatnya baik-baik saja lebih damai.
Tidak Mengambil Banyak Waktumu
Berkencan dengan seorang introver berarti mereka mengerti bahwa mungkin dirimu memiliki energi sosial yang terbatas dan harus selektif dengan siapa kita mengahbiskan waktu. Ini sebabnya mereka mengahrgai waktu saat bersamamu dan tidak menerima ajakan begitu saja. Ini adalah hal yang baik untukmu karena ia bisa menghargai waktumu.
Dalam hubungan sudah seharusnya dapat saling menghargai. Hal ini dapat membuat hubungan bertahan lama bahkan bisa menuju ke tahap yang lebih serius. Tetaplah saling mengahrgai, dan mengerti batasan masing-masing.

Minum Kopi bagi Introver, Perhatikan 3 Hal Penting Ini


Sebentar lagi akan rapat dan butuh tambahan energi tubuh. Rasanya minum kopidapat membantu kita lebih terjaga dan berenergi untuk rapat. Namun, bagi kita yang cenderung introver, justru sebaiknya hindari minum kopi pada saat seperti itu.
Melansir Introverts, Coffee May Not Be The Ideal Energy Booster For You (Here’s Why) via lifehack.org, kaum introver dan ekstrover memiliki reaksi yang berbeda terhadap asupan kafein. Minum kopi di detik-detik terakhir mendekati aktivitas yang membutuhkan banyak energi justru kurang disarankan kepada introver.
Hindari Minum Kopi di Detik-Detik Terakhir Jelang Aktivitas yang Intens
Bagi introver, minum kopi sebelum rapat atau memenuhi tenggat di detik-detik terakhir kurang disarankan. Kafein justru bisa menyebabkan stimulasi yang berlebihan dan membuat kita merasa lebih gugup dan susah konsentrasi pada pekerjaan yang harus diselesaikan. Kafein malah akan mengurangi efisiensinya.

Kopi Sebaiknya Diminum saat Santai


Kebiasaan minum kopi yang tepat bagi introver adalah minum kopi di saat sedang santai atau rileks. Ketika sudah selesai bekerja atau sedang ingin bersantai, segelas kopi bisa bantu membuat tubuh terasa lebih nyaman.
Kenali Toleransi Tubuh terhadap Efek Kafein
Tubuh kita mungkin punya toleransi berbeda terhadap kafein yang kita konsumsi. Bila minum kopi membuat perut kembung atau perih, sebaiknya hindari mengonsumsinya. Jika merasa punya masalah dengan lambung sehingga toleransi minum kopi kurang baik, maka pilih jenis minuman lain yang lebih ramah terhadap lambung kita. Namun, bila memang terbantu dengan kopi untuk bisa lebih terjaga dalam mengerjakan sesuatu, tak apa mengonsumsinya asalkan tidak sampai berlebihan.
Seorang introver memiliki kecenderungan membutuhkan waktu sendiri atau waktu untuk menyendiri demi mengisi ulang energi tubuhnya. Secangkir kopi hangat bisa jadi teman yang tepat untuk menikmati waktu bersantai tersebut.

Memaafkan Memang tidak Mudah, tapi Maaf Memudahkan Langkahku

Mencintai diri sendiri bukanlah tindakan egois. Justru dengan mencintai diri sendiri, kita bisa menjalani hidup dengan lebih baik. Di antara kita ada yang harus melewati banyak hal berat dalam hidup sampai rasanya sudah tak punya harapan apa-apa lagi. Namun, dengan kembali mencintai diri sendiri dan membenahi diri, cahaya baru dalam hidup akan kembali bersinar. Melalui salah satu tulisan yang dikirimkan Sahabat Fimela dalam Lomba My Self-Love Story: Caramu untuk Mencintai Diri ini kita akan memetik sebuah inspirasi baru yang dapat mencerahkan kembali hidup kita.
Oleh: YY
Ada tiga hal yang paling sulit dilakukan di dunia ini yaitu minta maaf, memaafkan, dan mengikhlaskan. Setidaknya itu menurutku. Dan akan jauh lebih sulit jika pada kenyataannya, orang-orang yang telah menyakiti kita adalah orang-orang terdekat seperti keluarga, saudara, teman, dan pasangan. Orang-orang yang kita harapkan menjadi sosok yang paling memahami dan menyayangi kita, tetapi justru merekalah yang dengan tega menyakiti kita.
Di keluarga kecil kami, aku adalah anak sulung dengan seorang adik perempuan. Sejak kecil kami sering diperlakukan berbeda. Setiap kali bertengkar, entah itu karena kesalahan adikku atau kesalahanku atau kesalahan kami berdua, aku dituntut untuk selalu mengalah oleh kedua orang tuaku.
Bahkan ada banyak kejadian yang menunjukkan betapa aku seorang kakak perempuan yang baik dan penyayang. Di saat dia menumpahkan garam, aku akan mengatakan pada ibuku kalau aku yang melakukannya. Di saat dia marah dan membanting mainan kami sehingga pecah dan berserakan di lantai, aku akan mengaku kalau aku yang melakukannya. Demikian pula saat dia bermain hingga kecapekan dan muntah, aku akan dengan senang hati membersihkan muntahannya. Aku tak ubahnya malaikat pelindung yang takut dia sengsara. Sewaktu kecil, aku fine-fine saja dengan itu semua.

Semua Masalah Dimulai dan Aku tak Bisa Menghindar

Satu kejadian yang paling tidak bisa kulupakan adalah saat kami bertengkar hingga aku terluka dan berdarah, tak disangka orang tuaku tetap memarahiku dan membelanya. Kejadian itu membuatku trauma dan tidak bisa mempercayai keluargaku sendiri. Berlebihan? Kurasa tidak. Anak kecil memiliki rekaman memori yang sangat kuat di otaknya sehingga dia bisa mengingat kejadian yang paling menyenangkan dan menyedihkan baginya, meskipun hingga puluhan tahun kemudian.
Berbagai macam peristiwa yang tidak menyenangkan sering terjadi hingga kami dewasa. Di mana kami sering meributkan hal kecil hingga hal besar, yang kebanyakan disebabkan karena keegoisannya, hingga aku yang pada akhirnya harus mengalah, meminta maaf, dan orang tuaku yang selalu membelanya. Selalu dan selalu berakhir dengan pola yang sama.
Aku iri ketika dia dibiayai kuliah dan aku harus membiayai kuliahku sendiri. Aku iri ketika dia dengan gampangnya berpindah keyakinan tanpa dicaci maki sedikitpun hanya demi menikahi pria yang dia inginkan, dan aku yang sering dikecam karena membela keyakinanku sendiri. Aku iri dengan tinggi badannya yang mencapai 170 cm sedangkan aku sebagai kakaknya hanya 160 cm. Aku iri dengan kulit putihnya karena kulitku kuning kecokelatan. Aku iri dengan nilai akademisnya yang lebih baik dariku.
Aku iri karena ibuku selalu bercerita kepada orang lain tentang kelebihan-kelebihannya dan sebaliknya, sering menceritakan kelemahan dan keburukanku. Aku iri karena dia selalu mendapatkan apa yang dia inginkan dan aku yang selalu kelelahan dalam berjuang. Aku sedih karena terus menerus dibanding-bandingkan dengannya. Terlebih, aku tak pernah protes dan selalu menerima. Apapun itu.
Aku yang pada awalnya sangat menyayanginya, perlahan berubah membencinya. Bukan hanya adikku, tetapi juga kedua orang tuaku. Aku merasa bahwa merekalah sumber penderitaan terbesarku di dunia ini. Hingga tanpa aku sadari, aku mulai membenci diriku sendiri yang tak pernah bisa mengalahkan adikku dalam hal apapun itu. Aku merasa sungguh menyedihkan dan tak layak untuk dicintai.
Hingga pertemuanku dengan seseorang yang sekarang menjadi suamiku mengubah segalanya. Seseorang berhati mulia yang mencintaiku apa adanya. Satu kalimat yang paling berkesan darinya adalah kita tidak bisa menuntut siapapun (termasuk orang tua dan saudara kita) untuk mencintai kita tanpa syarat. Cintailah dirimu sendiri terlebih dahulu sebelum kamu mencintai orang lain. Karena jika kamu sudah memberikan cinta yang cukup untuk dirimu, maka orang-orang yang berada di sekitarmu akan lebih mencintaimu.

Mencintai Diri Membuatku Merasa Lebih Hidup dan Bahagia

Sejak saat itu, kuputuskan untuk lebih mencintaiku diriku. Aku mulai berani berkata tidak untuk hal-hal yang tidak sepaham dan sejalan denganku. Aku tidak segan menunjukkan rasa tidak suka di depan teman-teman, saudara, hingga orang tuaku sendiri jika yang mereka katakan dan perbuat sudah melewati batas kesabaranku. Aku tidak khawatir lagi bersuara karena aku menyadari kalau kebisuanku selama ini membuatku sakit dan terluka, bukan hanya batin, tapi juga fisik. Ya, pada akhirnya aku sadar kalau selama ini bukan orang lain yang membuatku menderita, tapi akulah yang kurang mencintai diri sendiri.
Aku memutuskan untuk berbicara dari hati ke hati dengan orang tuaku. Tentang apa yang selama ini kupendam, tentang perasaan terdalamku sebagai seorang anak sekaligus kakak. Tentang segala hal yang terus menghantuiku selama puluhan tahun ini.
Dari cerita ibuku aku tahu jika di keluarganya dia juga diperlakukan seperti itu. Ibuku anak sulung dari lima bersaudara. Dia menjadi kakak tertua sekaligus mengemban tanggung jawab besar untuk selalu menjaga dan melindungi adik-adiknya. Dia yang selalu disalahkan jika terjadi apa-apa pada adik-adiknya. Pola asuh yang sama yang didapat ibuku dari kakek dan nenek juga diturunkan kepada anak-anaknya. Ibarat “the devil circle” atau lingkaran setan yang terus berkelanjutan.
Meskipun sulit dipercaya, tapi aku memahaminya. Kami saling minta maaf dan mengintrospeksi diri. Sejak saat itu, aku menyadari kalau setiap orang harus belajar menghargai dan mencintai dirinya sendiri terlebih dahulu sebelum dapat menghargai dan mencintai orang lain.
Aku berjanji jika suatu hari nanti punya anak, aku akan berusaha menjadi orang tua terbaik untuk anak-anakku. Orang tua yang memberikan kasih sayang utuh untuk semua anaknya. Orang tua yang menyayangi tanpa perbedaan. “The devil circle” harus berhenti di diriku dan tidak akan kuteruskan kepada keturunanku. Karena kita memang tidak bisa memilih akan dilahirkan dari orang tua yang bagaimana, tapi kita selalu bisa memilih untuk menjadi orang tua yang seperti apa.
Aku telah memaafkan dan terus berusaha untuk mengikhlaskan semua yang telah terjadi. Kuharap suatu hari nanti, aku bisa membuktikan kepada orang tuaku bahwa aku bisa menjadi anak mereka banggakan. Seorang anak yang selalu bahagia karena dia telah mencintai dirinya dengan sebagaimana mestinya. Seorang anak yang bukan hanya telah berdamai dengan orang-orang di sekitarnya, tetapi juga telah berdamai dengan dirinya sendiri. Semoga siapapun yang membaca tulisan ini yang belum bisa memaafkan orang lain dan diri sendiri, dan belum bisa menghargai dan mencintai diri sendiri, bisa melakukannya demi kedamaian di dalam hati. Demi kehidupan yang jauh lebih baik.

Sendiri Berbeda dengan Kesepian, Inilah Momenmu untuk Lebih Mengenal Diri

Mencintai diri sendiri bukanlah tindakan egois. Justru dengan mencintai diri sendiri, kita bisa menjalani hidup dengan lebih baik. Di antara kita ada yang harus melewati banyak hal berat dalam hidup sampai rasanya sudah tak punya harapan apa-apa lagi. Namun, dengan kembali mencintai diri sendiri dan membenahi diri, cahaya baru dalam hidup akan kembali bersinar. Melalui salah satu tulisan yang dikirimkan Sahabat Fimela dalam Lomba My Self-Love Story: Caramu untuk Mencintai Diri ini kita akan memetik sebuah inspirasi baru yang dapat mencerahkan kembali hidup kita.
"Oleh: Setyati Ayu Ahmadi"
Terkadang sendirian itu bisa menjadi sebuah masalah, adanya label ansos atau anti sosial, membuat banyak orang enggan melakukan kegiatannya sendiri. Manusia memang makhluk sosial, namun ada kalanya manusia itu sendiri membutuhkan waktu untuk mengenal dirinya secara lebih dalam. Sendiri, bukanlah sebuah masalah besar. Banyak juga lho, hal-hal menyenangkan yang bisa dilakukan sendiri.
Saya banyak menghabiskan waktu sendiri untuk mengenal diri saya, entah itu dengan cara pergi ke toko buku lalu membaca, melakukan perjalanan mengelilingi kota atau pergi ke museum-museum terdekat. Bahkan pergi ke taman bermain dan menaiki wahana yang saya inginkan.

Sendiri Membuatku Lebih Mengenal Diri dan Momen untuk Self - Love

Ada saat-saat seperti saya tidak bisa menerima diri karena tubuh yang kurus, banyaknya perkataan yang membuat saya merasa jika diri ini belum pantas, disebabkan bentuk tubuh yang tidak proporsional. Tubuh yang terlalu kurus, dan sudah melakukan apapun untuk menambah berat badan. Tetapi, ternyata yang saya lakukan malah merusak tubuh saya sendiri.
Dengan sendiri, saya memiliki banyak waktu untuk berpikir, menerima diri, menyemangati diri saya, dan menyadarkan diri jika saya itu layak dicintai, dan layak berbahagia, mengumpulkan energi positif untuk beraktifitas seperti biasa di keesokan harinya.
Tubuh kita bisa lelah, itulah mengapa waktu sendiri sangat dibutuhkan, ada yang butuh disayangi, dan itu adalah dirimu sendiri.
Karena tidak semua hal yang dikatakan orang lain itu benar, hanya anda yang mengenal diri sendiri. Tapi, apa yang dilontarkan orang lain dan didengar lah yang membuat kita jadi sulit menerima diri sendiri. Satu-satunya cara yang harus kita lakukan hanya menerima diri, apapun warna kulit anda, berjerawat, pori-pori besar, tubuh gemuk atau kurus, kita semua cantik jika jadi diri sendiri.

Tidak apa-apa untuk sendirian, selama tidak kesepian


Jangan takut untuk sendirian, karena sendiri adalah waktu yang disediakan khusus untuk mengenal, dan menerima diri. Sediakan moment yang membuat anda senang walaupun hanya sendirian, biasanya sih saya pergi ke bioskop dan menonton genre film yang saya inginkan, ketika saya sendiri, saya lah yang memilihnya, dan saya tidak perlu memikirkan apa yang orang lain inginkan.
Selain ke bioskop, karaoke sendirian juga menyenangkan, saya bisa memilih lagu yang saya suka, bahkan menyanyi hingga suara habis, tanpa harus berpikir apakah saya boleh melakukan ini.
Ketika sendiri, saya lebih lepas dan santai. Karena setelahnya, pasti akan disibukkan dengan pekerjaan, dan kegiatan harian yang menguras tenaga, mood, hingga isi kepala.
Jadi, sendiri? Siapa takut.

Menerima Segala Kekurangan dan Berhenti Membandingkan Hidup dengan Orang Lain

Mencintai diri sendiri bukanlah tindakan egois. Justru dengan mencintai diri sendiri, kita bisa menjalani hidup dengan lebih baik. Di antara kita ada yang harus melewati banyak hal berat dalam hidup sampai rasanya sudah tak punya harapan apa-apa lagi. Namun, dengan kembali mencintai diri sendiri dan membenahi diri, cahaya baru dalam hidup akan kembali bersinar. Melalui salah satu tulisan yang dikirimkan Sahabat Fimela dalam Lomba My Self-Love Story: Caramu untuk Mencintai Diri ini kita akan memetik sebuah inspirasi baru yang dapat mencerahkan kembali hidup kita.

Lupa diri adalah hal yang dilakukan banyak orang termasuk aku yang selalu membandingkan diri sendiri dengan kehidupan orang lain.Yang terlihat lebih indah,terlalu fokus pada kehidupan orang lain membuatku lupa arti bersyukur yang menjadi bertanya mengapa KU dilahirkan berbeda status, derajat, harkat dan martabat.
Dulu aku adalah orang yang minderan yang merasa banyak kekurangan diri karena aku dilahirkan di keluarga yang tidak harmonis dan kurang mampu dan merasa aku tidak pantas bergaul dengan orang yang lebih tinggi derajatnya, seiring berjalannya waktu cara berfikirku pun mulai berubah yaa dalam realitanya orang yang kita kira hidupnya indah dan sempurna di mata, yang selalu terlihat tersenyum bahagia dalam dunia maya ternyata tidak sama di dunia nyata.
Plus dan minus ibarat dua sisi uang mata uang yang tidak bisa terpisahkan keduanya selalu ada dan semua orang pasti memilikinya ,kadang yang terlihat manis sebenarnya penuh luka kadang yang terlihat bahagia sebenarnya dia menyimpan duka,terkadang juga yang menyimpan derita tapi bisa tersenyum bahagia karena sebenarnya yang membedakan satu dan lainnya hanya bagaimana cara kita mengahadapi dan menyikapinya.

Belajar untuk Berhenti Membandingkan

Dari sini aku belajar untuk tidak lagi membandingkan hidup, aku belajar mensyukuri semua yang aku punya aku belajar menghargai diri dan mencintai diri sendiri, membuang pikiran negatif dan menggantinya dengan energi positif dengan menyalurkan hobi seperti berburu kuliner baru atau memasak dan mencoba membuat eksperimen kecil. Memanjakan tubuh dengan perawatan alami dengan bahan yang mudah kita dapatkan karena badan juga punya hak untuk diremajakan karena terkadang kita terlalu memforsir mereka dengan aktifitas yang padat dan dengan otak yang terlalu bekerja keras, dan satu hal yang ga ketinggalan aku lakukan adalah melakukan traveling meskipun dengan low budget tidak perduli hanya dengan jalan kaki atau naik angkutan umum yang penting adalah refreshing yaa merefreshkan mata hati dan fikiran dengan udara baru, suasana baru dan tempat baru cukup menghilangkan segala kepenatan.
Bahagia itu mudah. Bahagia itu sederhana cukup jadi diri sendiri semampu dan sebisa yang kita punya tanpa mengikuti standar orang lain,ga pelu gengsi ataupun malu cukup temukan hal-hal kecil yang akan selalu membuat kita bersyukur tentang apa arti hidup.

Fokuslah pada Apa yang Kita Punya, Bukan pada yang Tidak Kita Punya

Mencintai diri sendiri bukanlah tindakan egois. Justru dengan mencintai diri sendiri, kita bisa menjalani hidup dengan lebih baik. Di antara kita ada yang harus melewati banyak hal berat dalam hidup sampai rasanya sudah tak punya harapan apa-apa lagi. Namun, dengan kembali mencintai diri sendiri dan membenahi diri, cahaya baru dalam hidup akan kembali bersinar. Melalui salah satu tulisan yang dikirimkan Sahabat Fimela dalam Lomba My Self-Love Story: Caramu untuk Mencintai Diriini kita akan memetik sebuah inspirasi baru yang dapat mencerahkan kembali hidup kita.

Oleh: Budi Rahmah Panjaitan
Love myself, tidak semua orang bisa menyadari betapa pentingnya itu untuk dilakukan oleh dirinya sendiri. Termasuk diriku dahulu. Oke, aku akan cerita sembari memperkenalkan diri.
Namaku Intan, aku seorang fotografer. Kegiatan ini sudah lama kugeluti. Terhitung sejak 12 tahun lalu. Aku tak hanya sekadar memotret. Aku juga ikut kompetisi yang membuat aku terus bersemangat mengasah kemampuan lewat karya-karya fotografiku. Hingga suatu ketika, aku merasa telah meraih pencapaian tertinggi karena bisa mendapatkan predikit juara 1 untuk kompetisi fotografi nasional. Ya, di situ aku sangat yakin dengan kemampuaku, semua orang mengucapkan selamat padaku. Bisa kukatakan bahwa aku mencintai diriku dan aku bangga dengan diriku.
Eitss, ternyata tak sampai di situ ceritanya. Suatu hari, aku sedang menjalankan projek fotografi untuk model-model yang akan berkompetisi di ajang kecantikan internasional. Sebagai seorang fotografer, suatu kehormatan bagiki bisa ikut direkrut dalam projek tersebut. Sekitar 5 hari, aku dan tim dituntut untuk bisa menyelesaikan proyek. Semua berjalan mulus, tapi tiba-tiba saja seorang manajer model yang kupotret pada hari itu berkata, "Hai Mbak Fotografer, kamu seorang perempuan, sudah seharusnya kamu cantik seperti model-model yang kau potret. Mungkin saja kamu membutuhkan sedikit polesan make up agar terlihat lebih menarik." Sebenarnya ucapan itu diutarakannya dengan nada yang sedikit bercanda. Tapi aku kehilangan rasa percaya diri.
Semenjak itu, aku menjadi sangat overthinking. Apa benar aku tidak menarik? Aku kan perempuan, oh iya, kok aku tidak bisa seperti model-model yang kupotret. Mereka terlihat sempurna dengan kodrat kecantikan mereka sebagai seorang wanita. Sementara aku? Seorang fotografer wanita yang kadang tak jelas penampilannya. Yang penting adalah model-model yang terpotret di kamera selalu cantik. Wanita seperti apa aku ini? Ternyata tak ada artinya apa yang aku lakukan selama ini. Ah sudahlah, aku malas dengan semua 

Menjadi Versi Terbaik Diri

Semua terus berlangsung hingga aku bertemu dengan temanku Dini yang kini sudah menjadi seorang atlet karate berprestasi. Ia menceritakan betapa bangganya ia dengan pencapaiannya. Lantas aku bertanya, "Kamu merasa cantik menjadi atlet? Bukankah itu tidak elegan untuk seorang perempuan? Mengapa kamu tidak mencoba menjadi perempuan yang cantik seperti model?" Aku tak melihat apa pun dari wajah seorang Dini kecuali senyuman.
"Intan... Intan, apa yang telah membuatmu berpikir seperti itu? Percayalah Intan, setiap orang lahir dengan potensi yang berbeda, kamu ahli fotografi, aku atlet, dan mungkin banyak di luar sana yang ahli modeling serta yang lainnya. Tapi yakinlah, versi terbaik ada pada dirimu sekarang. Kamu tidak perlu perbandingan dengan diri orang lain, kamu cukup maksimalkan apa yang kamu punya. Intan, fokuslah pada bakatmu dan pada apa yang kamu miliki saat ini. Jika itu kamu lakukan, you're the best," ujar Dini.
Kata-kata Dini seakan menohok perasaanku. Aku seperti terbangun dari rasa kecewa lantaran aku terlalu fokus membandingkan diriku dengan orang lain. Ya, sekarang aku paham bahwa yang harus aku lakukan adalah mencintai diriku sendiri dengan cara fokus pada yang kumiliki bukan pada hal yang aku tidak miliki. Itu satu-satunya cara agar aku bisa bahagia serta bersyukur menjalani hidup.
Aku semakin yakin bahwa memang benar perumpamaan yang dikatakan Albert Einstein. Semua orang jenius, tapi saat menilai kemampuan ikan untuk memanjat pohon, maka itu adalah hal yang bodoh. Sama seperti aku, kemampuanku di bidang fotografi. Saat orang-orang menilai kemampuan modeling dariku, maka itu adalah hal bodoh yang mereka lakukan. Terkahir pesan dariku, jadilah versi terbaik dari dirimu. Fokuslah pada apa yang kamu miliki, bukan pada apa yang kamu tidak miliki.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENGERTIAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL

   Pengertian Manusia sebagai Makhluk Sosial Manusia merupakan makhluk hidup yang selalu berinteraksi dengan sesama, tidak dapat hidup sendi...