Kamis, 17 Oktober 2019


Jangan Mencela Orang Yang Sedang Berproses Hijrah, Karena Kau Tak Tahu Seberat Apa Usahanya Untuk Berubah



Jangan biasakan mencela orang lain yang sedang berproses hijrah menjadi lebih baik, karena kau tak tahu seberat apa usahanya untuk melakukan perubahantersebut.
Hargailah proses hijrah yang mereka lakukan dengan selalu menyemangatinya dengan kebaikan, dan jika tidak bisa berbuat demikian maka cukup kau jaga hati dan lisanmu agar tidak mengomentarinya yang bukan-bukan.
Karena tak sedikit diantara kita yang ceplas-ceplos menghina hijrah seseorang, saat mengetahuinya terkadang ia masih plinplan dalam proses berubahnya, padahal yang seharusnya kita lakukan adalah terus membimbingnya dengan tanpa jenuh, bukan malah menghinanya.

Sadarilah Bahwa Dirimu Juga Manusia Yang Sedang Berproses Mencari Jalan Terbaik Untuk Menjadi Lebih Baik



Sdarilah bahwa dirimu juga manusia yang sedang berproses menjadi lebih baik dengan mencari jalan terbaik. Karena saat kau mampu menyadari hal itu, maka sudah tentu hati tidak akan sombong merasa lebih baik dari dirinya, sehingga perasaan untuk menghina proses hijrah orang lain takkan lagi hinggap dihati.

Tak Usah Menghinanya Hanya Karena Engkau Tahu Bahwa Dirinya Belum Sepenuhnya Beristiqamah.



Tidak usah menghina proses hijrahnya hanya karena ia masih belum bisa sepenuhnya istiqamah dengan kehidupannya yang baru. Karena mengambil pilihan untuk menjadi lebih baik itu mamang suatu hal yang mudah, sebab yang paling sulit adalah bagaimana caranya kita tetap istiqamah dengan penghijrahan yang kita lakukan.
Maka, jangan buang-buang waktu hanya untuk sekedar mencibir dan menghinanya saat kau tahu ia belum istiqamah, karena seharusnya dirimulah yang ikut andil agar ia mampu beristiqamah.

Tak Perlu Engkau Mengait-Ngaitkan Kesalahannya Dimasa Lalu Dengan Jilbabnya.


Tak perlu engkau mengait-nagaitkan kesalahannya yang pernah ia lakukan dimasa lalu dengan jilbabnya. Karena kesalahannya dimasa lalu hanyalah kisah kelam yang tak sepantasnya kau ungkit kembali, hargailah menjadi lebih baiknya dengan selalu memberinya suport yang baik, senantiasalah memberinya nasehat agar ia tak pernah putus asa dengan proses hijrah menjadi lebih yang ia lakukan.



Tak Perlu Engkau Membanding-Bandingkan Keburukannya Dengan Hijrah Yang Ia Lakukan.




Tidak perlu engkau membanding-bandingkan keburukannya dengan hijrah yang ia lakukan, karena keburukannya yang dilakukan dimasa lalu bukan urusanmu, tetapi urusannya dengan Allah.
Maka, untuk apa kamu menyibukkan diri mengurusi dan membanding-bandingkan keburukan yang ia lakukan dimasa lalu dengan proses hijrahnya saat ini, sebab Allah maha mengetahui segalanya.

Jika Engkau Tak Bisa Membantunya Dalam Hal Kebaikan, Cukup Engkau Jaga Lisanmu Untuk Tidak Berbicara Yang Menyakitkan.




Dan jika memang engkau tidak bisa membantunya dalam hal kebaikan untuk mendukungnya menjadi lebih baik dalam proses hijrah yang ia lakukan, maka cukuplah engkau menjaga hati dan lisanmu untuk tidak berbicara yang menyakitkan padanya, hargailah proses hijrahnya, karena tidak mudah baginya menggenggam hidayah itu.

.
"Support, Dukung, Semangatilah dan Doakanlah bukan malah Menghujat mereka yg sedang Berhijrah dan telah Berhijrah"



Blog terlebih dahulu agar terbaca

#KOMUNIKASI TERBAIK ADALAH MEMBERI#


Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;...
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.” ( HR.Al-Bukhari dan Muslim ).

Sudah agak lama saya tidak mengemaskini. 

Baiklah, saya mencuba untuk menjadualkan artikel 'memberi' sebagai inspirasi yang kita dapat sehari-hari di dalam ruang lingkup pentas kehidupan.


Hari ini, saya menonton video ini. Kisah ini begitu dekat dengan hati.

Kisah seorang budak lelaki yang mencuri ubat buat ibunya yang sedang sakit. 

Mencuri itu perbuatan yang salah. Mencari ubat untuk ibunya yang sakit, itu perbuatan yang mulia.

Sudah pasti, beliau mencuri kerana ketiadaan wang akibat kemiskinan.

Sang peniaga dapat merasakan sesuatu yang tidak kena. Sedikit sumbangan dihulurkan bagi menyelesaikan konflik yang berlaku.

Keikhlasan itu adalah satu perasaan yang dapat dirasai oleh sang penerima daripada yang memberi.

Ianya tidak terucap. Cukup dengan sebuah pandangan yang penuh pengertian.

Kita tidak pernah tahu dengan siapa kita bakal menabur budi dan dengan siapa pula kita bakal menerima budi.

Kita tidak pernah akan tahu bilakah kita akan berada di atas, dan bilakah pula kita akan berada di bawah.

Siapakah orang yang akan menghulurkan bantuan di saat tangan kita terkapai-kapai meminta pertolongan?

Siapa pula yang bakal kita bantu hari ini?

Hidup ini tidak pernah keseorangan. Kehidupan itu sendiri saling melengkapi antara satu dengan yang lain.


Berbahagialah kepada yang hidup dengan memberi. 

Ianya satu perlaburan yang tidak terlihat hasilnya, namun bakal melengkapi sebuah keperluan di episode kehidupan yang mendatang.


Memberi adalah Komunikasi yang Terbaik


Kisah diawali oleh seorang pencuri cilik, yang mencuri obat untuk ibunya yang sakit, dari sebuah apotek. Mungkin pencuri cilik ini sudah beberapa kali mengambil obat dari apotek tersebut, karena ketiadaan uang untuk membeli obat. Hingga suatu saat ia ketahuan, dan sang pemilik apotek mengejarnya hingga mengomelinya.
Seorang tukang sup yang kebetulan berada di dekat mereka mencoba untuk melerai dan bertanya kepada Ibu pemiliki apotek yang terlihat marah-marah itu. Ketika mengetahui bahwa pencuri cilik itu mencuri obat untuk Ibunya yang sedang sakit, ia berbaik hati membayarkan harga obat yang dicuri oleh anak laki-laki itu. Tidak hanya itu, tukang sup itu pun masih memberikan sebungkus sup untuk anak laki-laki itu.
Pencuri cilik itu hampir tak percaya memandang kebaikan hati si tukang sup itu. Akhirnya ia berlalu dengan membawa obat dan sebungkus sup sayuran untuk diberikan kepada Ibunya.
30 tahun berlalu. Si tukang sup masih tetap berjualan di tempat yang sama. Ia masih selalu memberi makan kepada pengemis yang mampir ke warungnya. Hingga suatu hari, ternyata si tukang sup yang sudah menua itu jatuh pingsan, bahkan koma. Anak perempuannya yang selalu membantunya membawa sang ayah ke rumah sakit.
Untuk mengobati ayahnya yang koma di rumah sakit, ia harus membayar biaya yang cukup besar. Bagaimana ia harus membayar biaya rumah sakit itu? Pekerjaannya sebagai penjual sup terhenti karena ayahnya koma. Ia menemui dokter untuk membicarakan masalah pengobatan, akhirnya ia memutuskan untuk menjual warung sup itu demi biaya berobat sang ayah.
Suatu hari ketika ia tertidur dan terjaga di dekat ranjang sang ayah di rumah sakit yang sudah dioperasi atas penyakitnya, ia melihat sebuah surat tagihan rumah sakit. Dalam tagihan tersebut tertulis angka 0. Hanya saja ada pesan di bawahnya, bahwa semua biaya tersebut sudah dibayar lunas 30 tahun lalu. Bahkan tertulis, “sudah dibayar dengan 3 obat penahan sakit (painkiller) dan satu bungkus sup.”
Anak perempuan tukang sup itu mulai mengingat apa yang pernah terjadi 30 tahun yang lalu.
Demikianlah dalam kehidupan kita. Memberi, bahkan dari kekurangan kita, setidaknya akan kita terima kembali apa yang sudah kita berikan kepada orang lain. Kebaikan yang kita berikan akan dikembalikan, entah dalam bentuk apa pun, tapi tidak pada esok, lusa, atau tahun depan. Akan tiba pada waktunya.
Semoga Bermanfaat dan menjadi inspirasi untuk kita semua....aamiin yaa allah.
Dinukil : Dari Kisah Kisah Sehari


Jalan Sunyi
Jangan pernah menghujat
Bahkan kpd seorang pelacur sekalipun
Sebab kita tdk pernah tahu jalan hidup
yg pernah mrk lewat
dan yg kelak akan mrk jalani
Boleh jadi mrklah yg akhirnya masuk surga
Oleh krn keikhlasan yg mrk tunjukan
Dan pengampunan Allah yg mrk terimakan

Jangan pernah menghujat
Bahkan kepada pencopet sekalipun
Boleh jadi uang yg diambil drmu
Adalah uang yg sehrsnya kamu santunkan
untuk anak2 mereka

Jangan pernah menghujat
Kpd mereka-mereka para mustadafin
Krn boleh jadi kelemahan yg tengah mrk jalani
Adalah jalan tasawuf yg tdk pernah kalian pahami

Sebab tugas manusia adl untuk beribadah
Kepada Allah
Dg caranya masing-masing
Dg ikhlas
Tanpa suudzon kpd Robbi

Maka, tempatkanlah diri pd posisimu
masing-masing
Sebab manusia diciptakan dlm keseimbangan
Satu dan yg lain saling berkelindan
Dan saling membutuhkan
"Dukung dan Doakanlah bukan malah Menghujat mereka yg sedang Berhijrah dan telah Berhijrah"
Islam mengajarkan kita untuk menjaga lisan dengan ucapan yang baik. Namun, sering kali manusia tergoda untuk membicarakan orang lain, merendahkan, hingga memfitnah orang lain sehingga dapat merusak kerukunan.
Allah berfirman dalam Surat An-Nur Ayat 19, "Siapapun gemar menceritakan atau menyebarluaskan kejelekan saudara Muslim kepada orang lain diancam dengan siksa yang pedih di dunia dan di akhirat."
Apalagi jika cerita yang digosipkan itu merupakan berita bohong, tidak sesuai fakta atau hanya berdasarkan prasangka, jelas lebih besar dosanya.
Rasulullah mengajarkan kita untuk hidup rukun dengan sesama umat Islam. Diriwayatkan dalam Hadis Tirmidzi, Rasulullah bersabda, "Orang Islam itu saudara bagi orang Islam lain, jangan saling mengkhianati, jangan saling membohongi, dan jangan saling merendahkan, setiap Muslim atas Muslim yang lain itu haram rahasianya, hartanya dan darahnya, taqwa itu ada disini (dalam hati) cukup seseorang dikatakan jelek jika memandang rendah saudaranya Muslim."
Allah juga menggambarkan perilaku orang yang suka menggunjing dan membicarakan orang lain dalam Surat Hujurat Ayat 12, "Wahai orang-orang beriman jauhilah banyaknya prasangka sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, janganlah kalian mencari-cari kesalahan, jangan menggunjing sebagian terhadap sebagian, apakah engkau senang jika makan daging bangkai saudaranya? Maka kalian membencinya, dan takutlah kepada Allah sesungguhnya Allah menerima taubat dan Maha penyayang.
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;...
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.” ( HR.Al-Bukhari dan Muslim ).
Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata,
Seseorang mati karena tersandung lidahnya
Dan seseorang tidak mati karena tersandung kakinya
Tersandung mulutnya akan menambah (pening) kepalanya
Sedang tersandung kakinya akan sembuh perlahan
.”



Rabu, 02 Oktober 2019




CINTA....

Dua hati yang saling berjuang untuk menyatu..
Berjuang untuk saling melengkapi..
Berjuang untuk saling memahami..
Berjuang untuk saling peka terhadap keadaan..
Cinta tak pernah menuntut kelebihan maupun kekurangan..
Cinta tak mungkin tersesat karena dia tau kemana dia harus kembali..
Cinta hanyalah perasaan yang perlu diabadikan..
Perasaan cinta bukan untuk dipendam tapi untuk dipertanggungjawabkan..
Cinta selalu membuat orang yang merasakannya bahagia..
Semburat senyum akan terukir jelas diwajah seseorang yang sedang merasakan cinta..
Apa yang harus aku takuti selagi aku masih bisa memperjuangkan dan berkata jujur?
Jujur adalah kunci datangnya cinta yang sesungguhnya..
Kejujuran telah membuktikan bahwa cinta selalu menghadirkan kebahagiaan setelah melewati permasalahan..
Tapi tidak selamanya cinta ingin kembali dengan hati yang telah membuatnya hancur..
Cinta tak pernah menyakiti..
Tapi 1 hal yang membuat setiap orang menyalahkan cinta..
Keegoisan..
Ketika mulut tidak dapat berbicara dan hati hanya bisa diam dan menangis..
Keegoisan yang kuat telah menyalahartikan apa itu cinta..
Keegoisan telah membuat kita tak sepaham..
Tapi kenapa aku harus bersembunyi dibalik keegoisan yang tak memberikan keuntungan apa pun untukku?
Perasaan benci semakin hadir, namun jauh dari itu aku takut kehilangan dirinya..
Aku terlalu mementingkan egoku..
Jika mengingat kebencian yang aku lampiaskan padanya..
Rasanya aku ingin mengucapkan banyak maaf padanya..
Jujur aku tak mampu, aku terlalu rapuh untuk melakukannya..
Dan lagi-lagi karena ego yang telah menguasai ku..
Banyak cinta didunia ini..
Ketika ego telah kalah maka cintalah pemenang didunia ini..
Ditangan tuhan dan dalam hati dua insan yang sama-sama berusaha untuk mengalahkan keegoisan..
Tuhan..
Jika memang kau telah mempersiapkan cinta untukku, sadarkanlah perasaanku..
Kuatkan cinta daripada ego ini..
Skenario tuhan telah berjalan sampai pada akhirnya ending bahagia sampai pada penyelesaiannya..
Terimakasih tuhan..
Kau telah menghadirkan nya dalam hidupku meskipun akhirnya dia pergi dan membuatku lebih sakit..

"Sadari apa yang ada di sekitar mu"
"Utamakan perasaan daripada egomu"
"Perjuangkan apa yang sepantasnya diperjuangkan"
"Jujurlah dalam segala hal"
"Jangan sia-siakan sesuatu karena suatu saat kau akan menyesalinya"
"Sesuatu yang pergi mungkin tidak akan kembali, maka dari itu hargai selagi itu masih ada"
"Lakukan apa yang menurutmu baik selagi itu baik"
"Kesempurnaan tak menjamin kebahagiaan"
"Lewati harimu bersamanya selagi masih ada kesempatan"
"Karena kesempatan kedua tidak akan selalu menghampirimu"

kisah inspiratif
Dikisahken dari yang merasakan asmara
"Cerita akan selalu ada disetiap zaman ke zaman.

(sebelum membaca Blok terlebih dahulu agar mudah membacanya)





#Mencintaimu dalam diam#

Mengenalmu, aku menemukan kesempurnaan dalam dirimu yang buatku nyaman. Tak terasa, ratusan hari kulalui dengan indah, tanpa seharipun terlewati untuk sekedar bertanya “apa kabar?” Taukah kamu, aku serasa sedang bermimpi bisa mengenalmu, pria sempurna yang menggenapkan segala kekuranganku. Bersamamu berbagi canda, tawa, diskusi banyak hal..Kamu selayaknya dosen semua mata kuliah untukku…
Meski beberapa orang terdekat mengatakan hubungan ini layaknya “mission impossible” karena banyaknya perbedaan, juga jarak yang membentang namun aku begitu yakin padamu. Ikatan batin kita begitu kuat hingga banyak perbedaan bisa kita satukan..


“Apakah ini pertanda bahwa kita berjodoh? Aku nyaman bersamamu, bahkan dalam ketidak jelasan hubungan ini. Apakah kita terjebak dalam friendzone atau sebenarnya saling memendam perasaan?”
Entahlah. Sampai saat inipun aku tak bisa mendefinisikan hubungan ini. Yang pasti ada rasa sayang meski tak terkata, rasa cemburu meski tak terucap, bahagia, curiga..selayaknya pasangan kekasih. Yang berbeda adalah tak pernah ada kata kata jadian keluar dari mulut kita. Semua mengalir begitu saja..
Kadang ingin kutanyakan perasaanmu yang sesungguhnya. Namun aku takut semua berubah. Rasa takut kehilangan apa yang telah susah payah kubangun bersamamu. Meski aku sadar, pohon waktu semakin tinggi, bukan saatnya lagi berdiam dalam hubungan yang abu abu. Namun sekali lagi, aku takut menanyakan ini padamu. Aku membiarkan semua pertanyaan dalam benakku menguap begitu saja..


Aku mengikuti setiap irama yang kau ciptakan dalam hubungan ini. Jujur kamu sosok yang kaku di mata wanita. Kau bahkan ceritakan padaku, dirimu bukan sosok romantis seperti dalam novel yang sering kita baca. Bukan cowok yang bisa setiap saat menanyakan sedang apa, dimana? Atau buru buru menelfon saat kangen. Kamu cenderung diam dan cuek. Namun aku selalu berusaha memahamimu, selama kita bisa berkomunikasi dengan baik, segala perbedaan, jarak nyaris tak terasa.. Aku paham caramu membalas pesan kadang lama, paham betapa cueknya kamu dengan orang orang yang dijodohkan denganmu atau tergila gila padamu. Aku bisa menjadi sosok yang kamu percaya untuk berbagi saja aku bahagia..
Namun semuanya berubah ketika entah untuk alasan apa tiba tiba kamu mendiamkanku. Tak sekalipun kamu balas chatku, telfon, bahkan email. Semua cara telah aku coba tuk menghubungimu. Meskipun gadgetmu aktif, tetap saja belum kamu baca pesanku hingga saat ini… Dulu pernah kamu bersikap seperti ini. Namun pada akhirnya, kamu membalas pesanku dan berkata “kamu lulus ujian dariku…”

Namun entah kenapa kali ini berbeda. Kau terlalu lama diam. Jika dulu aku bisa melewati fase fase yang kau anggap ujian bagiku, apakah kali ini aku sanggup? Jika kau mendiamkanku terlalu lama..apa yakin ini hanya sebuah ujian? Jika hari telah berganti bulan, dan kau masih tetap dengan diammu, tanpa sekalipun merespon pesanku atau menjawab telfonku, apakah aku sanggup melaluinya?
Aku berusaha semampuku tuk memendam semua kecurigaan padamu. Aku berusaha seolah tak terjadi apapun..Tetap menyapamu…menanyakan kabarmu..mengingatkan agendamu… mengirimkan video video lucu untuk menghiburmu..Tak sedikitpun berkurang perhatianku padamu, masih sama seperti dulu.. Namun sedikitpun kau tak bergeming.. Hingga berbagai tanya muncul dalam benakku..”apa salahku?”
Aku mengecek kata demi kata terakhir kita berkirim pesan. Semua normal..tak ada keganjilan. Yang ganjil justru sikapmu padaku saat ini. Sampai kapan kau akan menghukumku dengan diammu? Seandainya jarak hanya sejengkal, mungkin aku sudah ada dihadapanmu, mencoba membicarakan segala keganjilan ini agar tak lagi menyesakkan dadaku.
Lama aku berfikir..Hingga nyaris berada di ujung kesabaranku. Baiklah..jika berbagai usahaku tak juga menggerakkan hatimu, berarti memang aku harus pasrah. Sembari memohon pada yang diatas untuk memberikan jalan terbaik bagiku, bagimu, bagi kita. Ada satu status teman yang membuatku tersentak
cinta itu diperlukan usaha dari kedua belah pihak. Jika hanya kamu yang berusaha, berarti dia tidak mencintaimu”
Untukmu yang tengah mendiamkanku, jika memang ini sinyalmu untuk menjauhiku, baiklah..Tak perlu menjauh dariku, aku tahu cara melangkah mundur. Dan seandainya ini ujian darimu tuk meyakinkan dirimu tentangku, sampai kapan ujian ini berakhir? Apakah setelah ini aku bisa naik kelas dari status abu abu ini menjadi milikmu seutuhnya? Only God knows…
#Hanya Tuhan yang Tahu)#

PENGERTIAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL

   Pengertian Manusia sebagai Makhluk Sosial Manusia merupakan makhluk hidup yang selalu berinteraksi dengan sesama, tidak dapat hidup sendi...