CINTA....
Dua hati yang saling berjuang untuk menyatu..
Berjuang untuk saling melengkapi..
Berjuang untuk saling memahami..
Berjuang untuk saling peka terhadap keadaan..
Cinta tak pernah menuntut kelebihan maupun kekurangan..
Cinta tak mungkin tersesat karena dia tau kemana dia harus kembali..
Cinta hanyalah perasaan yang perlu diabadikan..
Perasaan cinta bukan untuk dipendam tapi untuk dipertanggungjawabkan..
Cinta selalu membuat orang yang merasakannya bahagia..
Semburat senyum akan terukir jelas diwajah seseorang yang sedang merasakan cinta..
Apa yang harus aku takuti selagi aku masih bisa memperjuangkan dan berkata jujur?
Jujur adalah kunci datangnya cinta yang sesungguhnya..
Kejujuran telah membuktikan bahwa cinta selalu menghadirkan kebahagiaan setelah melewati permasalahan..
Tapi tidak selamanya cinta ingin kembali dengan hati yang telah membuatnya hancur..
Cinta tak pernah menyakiti..
Tapi 1 hal yang membuat setiap orang menyalahkan cinta..
Keegoisan..
Ketika mulut tidak dapat berbicara dan hati hanya bisa diam dan menangis..
Keegoisan yang kuat telah menyalahartikan apa itu cinta..
Keegoisan telah membuat kita tak sepaham..
Tapi kenapa aku harus bersembunyi dibalik keegoisan yang tak memberikan keuntungan apa pun untukku?
Perasaan benci semakin hadir, namun jauh dari itu aku takut kehilangan dirinya..
Aku terlalu mementingkan egoku..
Jika mengingat kebencian yang aku lampiaskan padanya..
Rasanya aku ingin mengucapkan banyak maaf padanya..
Jujur aku tak mampu, aku terlalu rapuh untuk melakukannya..
Dan lagi-lagi karena ego yang telah menguasai ku..
Banyak cinta didunia ini..
Ketika ego telah kalah maka cintalah pemenang didunia ini..
Ditangan tuhan dan dalam hati dua insan yang sama-sama berusaha untuk mengalahkan keegoisan..
Tuhan..
Jika memang kau telah mempersiapkan cinta untukku, sadarkanlah perasaanku..
Kuatkan cinta daripada ego ini..
Skenario tuhan telah berjalan sampai pada akhirnya ending bahagia sampai pada penyelesaiannya..
Terimakasih tuhan..
Kau telah menghadirkan nya dalam hidupku meskipun akhirnya dia pergi dan membuatku lebih sakit..
"Sadari apa yang ada di sekitar mu"
"Utamakan perasaan daripada egomu"
"Perjuangkan apa yang sepantasnya diperjuangkan"
"Jujurlah dalam segala hal"
"Jangan sia-siakan sesuatu karena suatu saat kau akan menyesalinya"
"Sesuatu yang pergi mungkin tidak akan kembali, maka dari itu hargai selagi itu masih ada"
"Lakukan apa yang menurutmu baik selagi itu baik"
"Kesempurnaan tak menjamin kebahagiaan"
"Lewati harimu bersamanya selagi masih ada kesempatan"
"Karena kesempatan kedua tidak akan selalu menghampirimu"
kisah inspiratif
Dikisahken dari yang merasakan asmara
"Cerita akan selalu ada disetiap zaman ke zaman.
(sebelum membaca Blok terlebih dahulu agar mudah membacanya)
#Mencintaimu dalam diam#
Mengenalmu, aku menemukan kesempurnaan dalam dirimu yang buatku nyaman. Tak terasa, ratusan hari kulalui dengan indah, tanpa seharipun terlewati untuk sekedar bertanya “apa kabar?” Taukah kamu, aku serasa sedang bermimpi bisa mengenalmu, pria sempurna yang menggenapkan segala kekuranganku. Bersamamu berbagi canda, tawa, diskusi banyak hal..Kamu selayaknya dosen semua mata kuliah untukku…
Meski beberapa orang terdekat mengatakan hubungan ini layaknya “mission impossible” karena banyaknya perbedaan, juga jarak yang membentang namun aku begitu yakin padamu. Ikatan batin kita begitu kuat hingga banyak perbedaan bisa kita satukan..
“Apakah ini pertanda bahwa kita berjodoh? Aku nyaman bersamamu, bahkan dalam ketidak jelasan hubungan ini. Apakah kita terjebak dalam friendzone atau sebenarnya saling memendam perasaan?”
Entahlah. Sampai saat inipun aku tak bisa mendefinisikan hubungan ini. Yang pasti ada rasa sayang meski tak terkata, rasa cemburu meski tak terucap, bahagia, curiga..selayaknya pasangan kekasih. Yang berbeda adalah tak pernah ada kata kata jadian keluar dari mulut kita. Semua mengalir begitu saja..
Kadang ingin kutanyakan perasaanmu yang sesungguhnya. Namun aku takut semua berubah. Rasa takut kehilangan apa yang telah susah payah kubangun bersamamu. Meski aku sadar, pohon waktu semakin tinggi, bukan saatnya lagi berdiam dalam hubungan yang abu abu. Namun sekali lagi, aku takut menanyakan ini padamu. Aku membiarkan semua pertanyaan dalam benakku menguap begitu saja..
Aku mengikuti setiap irama yang kau ciptakan dalam hubungan ini. Jujur kamu sosok yang kaku di mata wanita. Kau bahkan ceritakan padaku, dirimu bukan sosok romantis seperti dalam novel yang sering kita baca. Bukan cowok yang bisa setiap saat menanyakan sedang apa, dimana? Atau buru buru menelfon saat kangen. Kamu cenderung diam dan cuek. Namun aku selalu berusaha memahamimu, selama kita bisa berkomunikasi dengan baik, segala perbedaan, jarak nyaris tak terasa.. Aku paham caramu membalas pesan kadang lama, paham betapa cueknya kamu dengan orang orang yang dijodohkan denganmu atau tergila gila padamu. Aku bisa menjadi sosok yang kamu percaya untuk berbagi saja aku bahagia..
Namun semuanya berubah ketika entah untuk alasan apa tiba tiba kamu mendiamkanku. Tak sekalipun kamu balas chatku, telfon, bahkan email. Semua cara telah aku coba tuk menghubungimu. Meskipun gadgetmu aktif, tetap saja belum kamu baca pesanku hingga saat ini… Dulu pernah kamu bersikap seperti ini. Namun pada akhirnya, kamu membalas pesanku dan berkata “kamu lulus ujian dariku…”
Namun entah kenapa kali ini berbeda. Kau terlalu lama diam. Jika dulu aku bisa melewati fase fase yang kau anggap ujian bagiku, apakah kali ini aku sanggup? Jika kau mendiamkanku terlalu lama..apa yakin ini hanya sebuah ujian? Jika hari telah berganti bulan, dan kau masih tetap dengan diammu, tanpa sekalipun merespon pesanku atau menjawab telfonku, apakah aku sanggup melaluinya?
Aku berusaha semampuku tuk memendam semua kecurigaan padamu. Aku berusaha seolah tak terjadi apapun..Tetap menyapamu…menanyakan kabarmu..mengingatkan agendamu… mengirimkan video video lucu untuk menghiburmu..Tak sedikitpun berkurang perhatianku padamu, masih sama seperti dulu.. Namun sedikitpun kau tak bergeming.. Hingga berbagai tanya muncul dalam benakku..”apa salahku?”
Aku mengecek kata demi kata terakhir kita berkirim pesan. Semua normal..tak ada keganjilan. Yang ganjil justru sikapmu padaku saat ini. Sampai kapan kau akan menghukumku dengan diammu? Seandainya jarak hanya sejengkal, mungkin aku sudah ada dihadapanmu, mencoba membicarakan segala keganjilan ini agar tak lagi menyesakkan dadaku.
Lama aku berfikir..Hingga nyaris berada di ujung kesabaranku. Baiklah..jika berbagai usahaku tak juga menggerakkan hatimu, berarti memang aku harus pasrah. Sembari memohon pada yang diatas untuk memberikan jalan terbaik bagiku, bagimu, bagi kita. Ada satu status teman yang membuatku tersentak
“cinta itu diperlukan usaha dari kedua belah pihak. Jika hanya kamu yang berusaha, berarti dia tidak mencintaimu”
Untukmu yang tengah mendiamkanku, jika memang ini sinyalmu untuk menjauhiku, baiklah..Tak perlu menjauh dariku, aku tahu cara melangkah mundur. Dan seandainya ini ujian darimu tuk meyakinkan dirimu tentangku, sampai kapan ujian ini berakhir? Apakah setelah ini aku bisa naik kelas dari status abu abu ini menjadi milikmu seutuhnya? Only God knows…
#Hanya Tuhan yang Tahu)#