Rabu, 29 Mei 2019


Buku Terbaik: Tazkiyatun Nafs (Penyucian Jiwa Dalam Islam)
Tazkiyatun Nafs ( Penyucian Jiwa Dalam Islam)
Ketahuilah, bahwa di dalam jasad manusia terdapat segumpal daging. Jika ia baik maka baik pula seluruh jasadnya, dan jika ia rusak maka rusak pula seluruh jasadnya. Ketahuilah bahwa segumpal daging itu ialah Hati.” (HR.Al-Bukhari) Penyucian jiwa adalah masalah yang sangat penting dalam Islam, bahkan merupakan salah satu tujuan utama diutusnya Nabi kita Muhammmad shallallahu ‘alaihi wa sallam (Lihat kitab Manhajul Anbiya’ fii Tazkiyatin Nufuus, hal. 21) Allah Ta’ala menjelaskan hal ini dalam banyak ayat Al Qur-an, di antaranya firman Allah Ta’ala,“Sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu seorang Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepadamu, dan menyucikan(diri)mu, dan mengajarkan kepadamu Al kitab (Al Qur-an) dan Al Hikmah (As Sunnah), serta mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui.” (Qs Al Baqarah: 151) Juga firman-Nya, Allah SWT berfirman: "...dan jiwa serta penyempurnaan (ciptaanNya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaannya. Sungguh beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu dan merugilah orang yang mengotorinya." (QS.Asy-Syams : 7-10). Berdasarkan keterangan di atas, jelaslah bahwa penyucian jiwa yang sebenarnya hanyalah dapat dicapai dengan memahami dan mengamalkan wahyu Allah Ta’ala yang terjamin kebenarannya, iaitu Al Qur’an dan sunnah yang shahih (benar). Oleh karena itulah, menurut manhaj Ahlus Sunnah wal Jama’ah, untuk mencapai kebersihan hati dan kesucian jiwa tidak ada metode atau cara-cara khusus selain dari mempelajari dan mengamalkan syariat Islam secara keseluruhan. (Lihat kitab Manhajul Anbiya’ fii Tazkiyatin Nufuus, hal. 59). Oleh karena itulah, maka orang yang paling bersih hatinya dan paling suci jiwanya adalah orang yang paling banyak memahami dan mengamalkan Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bahkan membaca dan memahami kitab-kitab para ulama yang berisi ilmu yang bersumber dari Al Qur’an dan Sunnah adalah satu-satunya obat untuk membersihkan kotoran hati dan jiwa manusia. Imam Ibnul Jauzi mengatakan di sela-sela sanggahan beliau terhadap sebagian ahli tasawuf yang mengatakan bahwa ilmu tentang syariat Islam tidak diperlukan untuk mencapai kebersihan hati dan kesucian jiwa,
“Ketahuilah bahwa hati manusia tidak mungkin terus dalam keadaan bersih, akan tetapi suatu saat mesti akan bernoda karena dosa dan maksiat, maka pada waktu itu dibutuhkan pembersih hati dan pembersih hati itu adalah menelaah kitab-kitab ilmu agama untuk memahami dan mengamalkannya.” 
Berbagai Penyucian dan pembersihan diri dari segala keburukan serta mengangkatnya ke tingkat moralitas yang luhur merupakan tugas penting para Rasul yang memang diutus untuk membawa misi demikian. Sebagian besar hidup Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun diabdikan untuk misi yang sama karena moralitas yang luhur merupakan salah satu pokok dasar untuk memulai kehidupan secara islami.
Wudhu termasuk penyucian diriAllah subhanahu wa ta’ala berfirman:”Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan Allah menyukai orang-orang yang bersih”. (At-Taubah:108). Shalat sebagai sarana penyucian diriShalat berfungsi menyucikan diri dan anggota badan dari perbuatan keji dan mungkar. Firman Allah:”Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar”. (Al-Ankabut:45). Sebab dalam shalat terdapat tiga perangai, yaitu ikhlas, rasa takut, dan dzikir kepada Allah. Ikhlas menyuruh kpeda kebaikan, rasa takuit mencegah diri diri dari kemungkaran, dan dzikir kepada Allah membuat cerdas jiwa. Puasa sebagai sarana penyucian dan pembersihan diri Firman Allah:”Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertaqwa”. (Al-Baqoroh:183). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga menjelaskan bahwa puasa merupakan salah satu sebab pemberian ampunan, pembebasan dari neraka, dan masuk surga. Puasa adalah perisai, obat dan benteng dari hawa nafsu. Sebab puasa dapat mengagungkan jiwa, menindas dan memenjarakan hawa nafsu. Sehingga jiwa benar-benar terang dan tenteram. Muara kebahagiaan dan kesengsaraan adalah hati. Hati hanya akan merasa bahagia dengan ikhlas beribadah kepada Allah SWT. Ia hanya akan merasa tenang dengan zikir dan menaati Allah SWT. Seorang hamba sepatutnya berusaha melembutkan dan menyucikan  jiwanya sesuai ketentuan Allah SWT dalam kitabNya dan Sunnah RasulNya. Allah SWT menganugerahkan kemudahan kepada hambaNya dalam menyusuri jalan kebaikan serta memalingkannya dari kemungkaran. Memperhatikan hal-hal yang bisa membersihkan jiwa dan melembutkan hati agar selalu patuh pada syariat Allah merupakan salah satu faktor kebaikan yang paling agung di dunia dan akhirat.
"Dan allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk menyucikan kalian dengan hujan itu”.(Al-Anfal:11)
Ilmu penyucian jiwa lebih penting bagi para penuntut ilmu dibanding ilmu-ilmu tentang ibadah yang lain. Sebagaimana pentingnya air bagi ikan dan udara bagi manusia. Hal ini karena ilmu penyucian jiwa bisa digunakan untuk : Pertama, memperbaiki hati. Ada yang mengatakan , “Hati yang baik akan mudah menyerap ilmu, sebagaimana tanah yang subur akan mudah ditanami.” Kedua, agar mereka memperbarui taubat kepada Allah setiap pagi dan sore. Sebagaimana ulama salaf mengatakan, “barangsiapa yang tidak bertaubat pada pagi dan sore, ia termasuk orang yang zalim” ketiga, agar penuntut ilmu tidak patah semangat terhadap cobaan yang menimpanya. Misalnya, ada orang yang sangat cerdas dan giat dalam menuntut ilmu syar’i, namun karena keistimewaan ini, ia dirasuki sifat sombong atau riya’ sehingga menyebabkan celaka. Seperti dalam kisah tiga orang yang dipanggang pertama kali dalam api neraka, disebabkan perbuatan hatinya.
“Berbagai fitnah akan dihadapkan pada hati bagaikan tikar yang dibentangkan helai demi helai. Mana saja hati yang termakan oleh fitnah tersebut akan ditempeli oleh bintik hitam, dan hati yang tidak tergoda oleh fitnah itu akan ditempeli oleh bintik putih, sehingga ada dua macam hati: hati yang hitam legam bagai cangkir jubung yang miring, yang tidak mengetahui kebaikan dan tidak menolak kemungkaran, ia hanya menurutkan hawa nafsunya dan hati yang putih bersih yang tidak tergoda oleh fitnah selama masih ada langit dan bumi.” (HR.Muslim)
Dari uraian diatas bisa diambil kesimpulan, jalan meraih kebahagiaan ialah dengan memperhatikan, memperbaiki, dan mengobati penyakit-penyakit hati supaya selalu menaati Rabb-Nya. Karena orang yang beruntung ialah orang yang mendapat pertolongan dan petunjuk-Nya sesuai dalam kitab-Nya dan Sunnah Rasul-Nya.
Bukukarya Syaikh Ahmad Faridyang hadir dihadapan anda merupakan salah satu rujukan buku penyucian hati, ditulis dengan gaya sastra yang halus, dan menukil dari beberapa buku-buku pelembut hati sehingga dengan itu Penulis mampu  memaparkan isi yang menarik dan tidak membosankan. Didukung pula dengan teknik bahasa yang piawai dalam pemilihan kalimat yang mampu mengaduk-aduk perasaan. Didalam buku ini membahas secara lengkap permasalahan-permasalahan seputar hati, dari mulai jalan masuknya setan kedalam hati, penyakit-penyakit yang menggerogoti hati, dan ganjaran apa saja yang diterima bila memiliki hati yang sakit dan teracuni.
Selain itu, didalam buku ini juga dijelaskan menu apa saja yang dapat digunakan sebagai terapi bila hati terlanjur teracuni.yang pasti sesuai dengan dengan Al Qur’an dan Sunnah-sunnah yang shahih saja. Agar kita yang ingin membersihkan dan melembutkan hati, terhindar dari hadits-hadits yang dha’if (lemah) dan maudhu’ (palsu).
Semoga dengan membaca buku ini dapat menambah gizi hati kita dan semoga Allah memberi anugrah kepada kita dengan melihat wajah-Nya yang mulia. Sungguh, Dia Mahakuasa terhadap segala sesuatu yang Dia kehendaki. Dialah Zat yang layak untuk mengabulkan doa dan cukuplah Allah sebagai Zat yang dipasrahi.
Rizqi kita sudah tertulis di Lauhul Mahfuzh. Mau diambil dari jalan halal ataupun haram, dapatnya segitu juga. Yang beda rasa berkahnya.
Ngalah mungkin bukan berasal dari kata kalah, melainkan Allah. Artinya: bersandar & menyerahkan urusan pada Allah;)
Berdoa bukanlah cara memberitahu Allah akan apa yang kita perlukan. -Dia Maha Tahu-. Doa adalah menghabiskan waktu penuh makna bersamaNya.
Sungguh beda antara yakin dan naif. Yakin adalah semangat hati yang membersamai kebenaran. Naif adalah hawa nafsu yang dicarikan pembenaran.
Sederhana itu memperindah semua. Yang miskin jadi kaya. Yang kaya jadi mulia. Yang jelata dipercaya. Yang berkuasa, dicinta
Jika kita merasa bahwa semua orang punya masalah dengan kita, tidakkah kita curiga bahwa diri kita inilah masalahnya?
Berbahagialah orang yang berhasil menyembunyikan ibadahnya dari manusia, tetapi mampu menampakkan bekasnya berupa akhlaq mulia pada sesama.
Setiap orang akan mati di atas apa yang dia biasakan hidup padanya. Maka sekecil apapun kebaikan sangat berharga untuk diistiqamahkan.
Kebenaran hanya cantik, bila bersanding dengan kerendahan hati. Kebaikan hanya manis, jika dibersamai ketulusan jiwa. Itulah kebijaksanaan.
Orang baik tak perlu banyak menceritakan diri. Sebab yang mencinta tak memerlukannya. Sebab yang membenci takkan percaya. Cukup Allah saja:)
Jadi kupu-kupu; menarikan kecantikan tapi usianya pendek. Atau kura-kura; umur panjang sebab sembunyi dalam cangkang. Kadang harus memilih;)
Tiada orang baik yang tak punya masa lalu. Tak ada orang jahat yang tak punya masa depan. Saling menghargailah kita. Setelah itu, istiqamah.
Dendam itu racun yang kita tenggak sendiri, lalu kita berharap orang lain yang mati. Memaafkan adalah penawarnya 😉
Tak ada harta yang bisa kita bawa saat mati. Maka benar bahwa kekayaan tak terletak pada apa yang kita punya, melainkan apa yang kita bagi.
Dunia itu kendaraan. Jika kau yang mengendarainya, ia mengantarmu sampai tujuan. Jika ia yang mengendaraimu, hancur badan dan kehormatan.
Cantik (fisik) itu relatif. Tapi jelek (akhlaq) itu absolut. ;P
Pandai, tampan, shalih itu mempesona. Tapi mengunjuk-unjukkan pada sesama bahwa kita pintar; kita rupawan; atau kita bajik pasti memuakkan.
Jangan mengalir meniti hidup, sebab aliran selalu menuju tempat rendah. Bersayaplah, mendakilah, meloncatlah. Meninggilah walau menyesakkan!
Kita berburuk sangka pada saudara, sebab kita merasa bahwa andai berada dalam kedudukannya, diri ini juga akan berbuat jelek. Jadilah baik;)
Banyak hal yang tak kita minta, tapi Allah tak pernah alpa memberikannya. Maka pada apa yang kita mohon, bersiaplah mendapat lebih dariNya.
Allah selalu menjawab doa kita. Tapi kadang jawabnya ialah: Tidak hambaKu. Aku punya anugerah yg lebih baik untukmu dari yg kau minta itu.
Jika satu perintah Allah terasa berat bagi kita, cara membuatnya jadi ringan adalah dengan melaksanakannya. Selamat berkarya!:)
Tiap penghalang di jalan kehidupan tertakdir ada untuk satu alasan sederhana: Mengetahui sebesar apa tekad kita untuk melampauinya
Jika kau merasa bahwa segala di sekitarmu gelap, tidakkah kau curiga bahwa dirimulah yang dikirim Allah untuk jadi cahaya bagi mereka?
Sabar adalah bentuk kesyukuran menghadapi nikmat yang bernama musibah. Syukur adalah bentuk kesabaran menghadapi musibah yang bernama nikmat
Orang yang paling tidak menarik bagi sesama adalah dia yang memikirkan dirinya sendiri. Di situlah dimulainya segala penderitaan
Yang disebut NIKMAT, adalah yang bisa dinikmati. Yang disebut RIZQI adalah yang mengalir masuk-keluar. Bukan yang terkumpul dalam simpanan.
Barakah itu bukan soal APA yang diberikan Allah. Melainkan soal BAGAIMANA Dia mengulurkannya. Dengan senyum ridha ataukah dilempar murka?
Berani hidup tak takut mati. Takut mati, jangan hidup. Takut hidup, mati saja. Selamat berjuang!:)
Rabbi, Kau uji aku dengan nikmat lalu aku bisa bersyukur, lebih aku sukai daripada Kau uji aku dengan musibah lalu aku harus bersabar
Melihat spion itu perlu. Tapi sesekali saja. Merenungi masa lalu itu niscaya. Tapi jangan sampai ia membelenggu kita
Sebab aib kita tak tertanda secara zhahir di wajah, sesama masih berbaiksangka. Mari mensyukuri itu dengan berjuang menjadi orang baik
Jika peluang maksiat yang gagal diambil masih kita sedihkan, itu penanda ada bagian hati yang harus dirawat inap;)
Kekhawatiran tidak menjadikan bahayanya membesar. Hanya diri kita yang mengerdil. Tenanglah bersama Allah;)
Selama di dunia, Allah tugaskan kita sebagai saksi dan da’i. Dengan itu kita menyiapkan diri agar di akhirat menjadi terdakwa yang baik.
Dulu:setetes air hina, dirubung lalat jika tercecer. Kelak:seonggok jijik, busuk, melendir. Kini:kesana-sini bawa kotoran. Mau sombong?:-)
Mereka sm2 dlm air, sm2 di depan pemandangan taman laut yg indah. Tapi beda: 1 tenggelam, 1 menyelam. Jadilah penyelam di laut kehidupan;)
Baik berduka ataupun terlalu gembira, kita bisa menangis. Sama juga, baik berbahagia ataupun bersedih hati, kita bisa tersenyum. Senyumlah;)
Sebab kita tak tahu ke mana takdir membawa, cara mensyukuri ketidaktahuan itu adalah dengan merencanakan & mengupayakan yang terbaik #Takdir
Dia memberitahu, bahwa kitapun tak bersih dari dosa. Bahkan ia bisa mulia dengan taubatnya, sedang kita terdosa dengan mencemoohnya
Layang-layang justru bisa terbang saat melawan angin. Jangan gentar saat memang harus menentang. Tapi pastikan ada benang terhubung padaNya.
—–
Janganlah cinta akrab bagai awan dan hujan, merasa hiasi langit, suburkan bumi. Tapi terlambat menyadari bahwa hakikatnya saling meniadai
Janganlah cinta lekat bagai api & kayu, bersama menyala, menghangatkan rasanya. Tapi terlambat menginsyafi, tak tersisa selain debu dan abu
Sepertinya Iblis salah besar ketika mengatakan api lebih baik dari tanah. Sebab api segitu-gitu saja, sementara harga tanah membubung. #
Shalat yang lima, JUMAT KE JUMAT, Ramadhan ke Ramadhan adalah penghapus bagi dosa di antaranya, selama dijauhi dosa besar. (Muttafaq ‘Alaih)
Jika kau punya kawan, telah 3 kali marah padamu dan tahu aibmu, tapi tak pernah menjelekkanmu di depan orang, jadikan ia sahabat sejati #
Tempat paling aman untuk bersembunyi adalah ruang kejujuran. Tempat yang paling nyaman untuk lari adalah lapangan pertaubatan.
Tentu saja sinis tidak sama dengan kritis. Yang tak bisa membedakan keduanya akan kesulitan untuk dianggap berharga semua ucapannya. #
“Alangkah susah cari kawan”, kata dia. Kujawab saja, “Mungkin kau mencari teman yang memberi. Kalau teman untuk diberi, aduh banyak sekali.”
Semakin sedikit kebaikan seseorang, makin banyak dia mengharapkan pujian. Semakin sedikit keburukannya, makin tegar dia akan celaan. #
Jauh lebih mudah mendapat kawan dengan tertarik pada orang lain, daripada dengan mencoba membuat orang lain tertarik pada diri kita. #
Berikan nasehat pada seseorang dalam sunyi dan rahasia. Sebab nasehat di tengah ramai terasa sebagai hinaan yang melukai. #AsySyafi‘i
Menikahi orang yang dicintai, hanya kemungkinan. Mencintai orang yang dinikahi, jelas kewajiban. #
Jadilah kawan yang mengetahui kelemahan tapi menunjukkan kekuatan, mengenali ketidakmampuan tapi memberi kesempatan. Dunia akan takluk! #
Iman tak menjamin kau selalu berlimpah dan tertawa. Iman hanya menjaminmu bisa merasakan kelembutan tanganNya pada apapun dera yang menimpa
Bicara benar di waktu tepat itu tak mudah. Lebih sulit lagi, tak mengatakan yang keliru di saat paling menggoda untuk mengucapkannya. #
Kerjakan yang semestinya kita kerjakan. Sebab jika tidak, kita akan mendapat kesulitan yang semestinya tidak kita dapatkan.
Berdirimu di waktu malam, sujudmu yang dalam, mengokohkan hatimu melebihi gunung membiru. Lalu kau terima beban tuk mencintai semesta. #Nabi
Rabbi, Kau uji aku dengan nikmat lalu aku bisa bersyukur, lebih aku sukai daripada Kau uji aku dengan musibah lalu aku harus bersabar.


Ditungtun ku SANTUN
Diraksa ku RASA
Dilatih ku PEURIH
Diasuh ku LUNGGUH
Diasah ku KANYA'AH
Disipuh ku KARIPUH

Taya nu gampang dina ngambah kahirupan.
Anging tarekah nu dibarung ku du'a tina ati anu léah nu baris mawa kana kabagjaan.

Nalika di alam kubur teu aya batur, ukur amal nu baris nungtun.
Ka sawarga atawa naraka, amal urang nu nangtukeun.

Cinta ka dunya ulah kamalinaan, komo bari mopohokeun alam kalanggengan.
Satemena di dunya ukur ngumbara, di ahirat kahirupan nu sabenerna.

Tong sombong ku tagog, ulah reueus ku rupa, da eta mah bakal sirna.
Kasép atawa geulis moal dipeunteun, ukur haté anu baris diajén.

Paralun anu kasuhun, lain rék ngélingan batur.Ieu mah ukur jang diri sorangan, salaku jalma nu pinuh ku kakurangan

😇 Mugia Alloh salamina nangtayungan urang, Maparin jalan pikeun ngadongkang kabagjaan, kalayan lungsur-langsar ngabalungbang

Nun Gusti nu maha agung, tebihkeun diri tina hianat, paralun tisoledat kana maksiat.

Aamiin... hatur nuhun Gusti mugi maparin ridhoNa. 🙏🙏👳🏻‍♀

Artinya :

DIBIMBING OLEH ETIKA
DIJIWAI OLEH RASA
DILATIH OLEH KEPEDIHAN
DIPELIHARA OLEH APA ADANYA
DI ASAH OLEH KASIH DAN SAYANG
DIBALUT OLEH KESUSAHAN DAN PENDERITAAN

TIDAK MUDAH MENGARUNGI KEHIDUPAN.
HANYA TAREKAT (MELAKUKAN DALAM KE KHUSYU AN) YANG DIIRINGI DO'A DARI HATI YANG LEGA DAN TERANG YANG AKAN MEMBAWA KEPADA KEBAHAGIAAN.

KARENA DI ALAM KUBUR TIADA TEMAN, CARI DAN UKURLAH AMAL PERBUATAN, YANG BISA MENJADI TUNTUNAN.
KE SURGA ATAU NERAKA, AMAL KITALAH YANG MENENTUKAN.

CINTA TERHADAP DUNIA, JANGANLAH BERLEBIHAN, APALAGI SAMPAI MELUPAKAN ALAM KEABADIAN.
SESUNGGUHNYA  DUNIA HANYALAH PERJALANAN DALAM  PENGEMBARAAN, DI AKHIRATLAH KEHIDUPAN SEBENARNYA.

JANGAN SOMBONG TAKABUR KARENA KEBERADAAN DUNIAWI, JANGAN HANYUT OLEH BENTUK, KARENA ITU SEMUA AKAN SIRNA.
GAGAH ATAU CANTIK TIDAK DINILAI, HANYA HATI YANG MULIA KEPADA SESAMA

MOHON MAAF YANG SEBESAR-BESARNYA KEPADA YANG TERHORMAT, BUKAN UNTUK MENGAJARI KE SIAPAPUN, INI SEMUA HANYA UNTUK DIRI SENDIRI, SEBAGAI MANUSIA YANG PENUH DENGAN SEGALA KEKURANGAN

SEMOGA ALLAH SELAMANYA MELINDUNGI KITA,DAN MEMBERI JALAN HINGGA TERANGLAH MENUJU KEBAHAGIAAN, HINGGA KEBAHAGIAAN ITU TERUS TURUN DERAS MEMBENTUK TELAGA

YAA YANG MAHA BERKUASA LAGI MAHA AGUNG, JAUHKANLAH DIRI INI DARI KHIANAT, MOHON AMPUN SEBESAR-BESARNYA BILA TERPELESET KEPADA MAKSIAT.

AMIIIIN......, TRIMA KASIH YA YANG MAHA KUASA, SEMOGA "ENGKAU" MERIDHOI.



SILIH WANGI, BUKANLAH SUATU BANGSA, KERAJAAN, NEGARA ATAUPUN SUATU KAUM............, SILIH WANGI ADALAH "JIWA SEORANG SEJATI"........, SEJATI KARENA MENYATU DENGAN "SHANG YHANG WIDHI" (MAHA TUNGGAL DENGAN MAHA KEHENDAK"NYA" TANPA TERHALANG)........................, YAITU "URANG-URANG TATAR SUNDHA" (YAITU JIWA-JIWA YANG SELAMA BERSAMA DALAM SAMA, SERTA SALING MEMBERI WANGI)

HARIMAU SILIHWANGI, BUKANLAH KARENA LORENG, HITAM ATAU PUTIHNYA..........., TETAPI SIAPAPUN YANG MEMILIKI JIWA SATRIA HARIMAU..............

NYATANYA.........., HARIMAU DIKALAHKAN OLEH NYAMUK !!!......, HARIMAU TIDAK BERDAYA KETIKA DISERANG NYAMUK !!!......., NYAMUK HIDUP HANYA TIGA HARI...., YAITU KEMARIN.., SEKARANG.... DAN BESOK...., NYAMUK BERTELUR DIATAS PERMUKAAN AIR YANG JERNIH LAGI DIAM TIDAK GOYAH DAN BERUBAH.... (AL QUR'AN YANG MENJADI DASAR KEHIDUPAN DAN  KEBUDAYAAN)......., SETELAH MENETAS MENJADI JENTIK-JENTIK MEREKA MENYELAM KE AIR JERNIH TADI (SETELAH TUMBUH MENJADI ANAK-ANAK, MEREKA MENYELAMI HINGGA KE DASAR AL QUR'AN)........, SETELAH MEREKA MEMILIKI SAYAP......, TERBANGLAH MEREKA.... (SETELAH MEMILIKI AMANATULLAH...., TERBANGLAH MEREKA.....), NYAMUK KETIKA INGIN MEMANGSA, SELALU MEMBERI TANDA SUARA KEPADA MANGSANYA........., NYAMUK SIAP HANCUR LEBUR DIHANTAM MANGSANYA SENDIRI......!!!..., BETAPA GAGAHNYA NYAMUK !!!, HINGGA PARA HARIMAU SILIHWANGI MENGATAKAN DAN MENYATAKAN : "MARHABAN !!!... MARHABAN !!!... MARHABAN !!!... YAA AHADD !!!!....., SAMI'NA.... WA ATHO'NA......, GHUFRONNAKAA....., WA ILAIKAL MASHIIIR.........."*🙏🙏🙏

Allah SWT berfirman:

innalloha laa yastahyiii ay yadhriba masalam maa ba'uudhotan fa maa fauqohaa, fa ammallaziina aamanuu fa ya'lamuuna annahul-haqqu mir robbihim, wa ammallaziina kafaruu fa yaquuluuna maazaaa aroodallohu bihaazaa masalaa, yudhillu bihii kasiirow wa yahdii bihii kasiiroo, wa maa yudhillu bihiii illal-faasiqiin

"Sesungguhnya Allah tidak segan membuat perumpamaan seekor nyamuk atau yang lebih kecil dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, mereka tahu bahwa itu kebenaran dari Tuhan. Tetapi mereka yang kafir berkata, Apa maksud Allah dengan perumpamaan ini? Dengan (perumpamaan) itu banyak orang yang dibiarkan-Nya sesat, dan dengan itu banyak (pula) orang yang diberi-Nya petunjuk. Tetapi tidak ada yang Dia sesatkan dengan (perumpamaan) itu selain orang-orang fasik,"
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 26)



Aku, sebutir debu kotor, yang hanya ingin menempel DI TELAPAK KAKI MAHA RAJA


Tazkiyatun Nafs ( Penyucian Jiwa Dalam Islam)
Judul Asli :Al-Bahru Ar-raa’iq fiz Zuhudi war raqaa’iq
                             Bukukarya Syaikh Ahmad Faridya
Penulis : Hamba Allah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENGERTIAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL

   Pengertian Manusia sebagai Makhluk Sosial Manusia merupakan makhluk hidup yang selalu berinteraksi dengan sesama, tidak dapat hidup sendi...