Senin, 12 November 2018

BISMILLAHIRROHMANIRROHIIM...

A. BELAJAR BIJAK DARI KUPU-KUPU

Siapapun di dunia ini pasti kenal dengan makhluk ciptaan Tuhan bernama kupu-kupu yang memiliki keindahan dan sedap dipandang mata. Ya, kupu-kupu adalah simbol keindahan dan kecantikan. Namun, pernahkah kita merenung bahwa kupu-kupu yang cantik itu telah melewati berbagai tahap kehidupan yang mengantarkannya menjadi bentuk yang indah seperti saat ini?

Selain sebagai simbol keindahan, sesungguhnya makhluk yang berasal dari seekor ulat yang menjijikkan ini adalah ikon perjuangan dalam meraih kebahagiaan hidup. Siapa sangka ulat yang dulunya menjijikan telah berubah menjadi makhluk yang disukai banyak orang.

Sebagai manusia yang dibekali akal dan rasionalitas serta kebijaksanaan, terkadang kita perlu bahkan harus belajar dari rangkain kehidupan, makna dan filosofi yang diberikan Tuhan, lewat Kupu-kupu itu misalnya. Semoga dengan belajar dari rangkain kehidupan sang kupu-kupu, kita akan mampu bermetamorfosis menjadi pribadi yang bahagia, disukai banyak orang, menebar kebajikan, dan tentunya bebas melalang buana menapaki setiap pilar kehidupan yang penuh warna.


# Segala Yang Kita Lakukan Hari Ini Akan Berguna Untuk Masa Depan

Sebelum membalut dirinya dalam kepompong, seekor ulat hanya memiliki satu tugas. Makan, makan, dan makan. Itu saja yang dilakukannya setiap saat. Namun ini adalah bagian dari tahapan sang ulat ketika berada dalam kesendirian dan kesunyian balutan kepompong nanti.

Untuk hidup pun kita harus melakukan sesuatu yang bermanfaat hari ini untuk manfaat yang lebih besar di masa mendatang. Pengalaman, ilmu, dan pencapain-pencapain kecil yang kita lakukan dan peroleh hari ini adalah bekal yang cukup untuk menjalani fasekehidupan kita dimasa yang akan datang.

# Kesunyian Akan Membentuk Kepribadian Yang Matang

Tahapan kepompong yang dilalui kupu-kupu mengajarkan kita bagaimana melakukan internalisasi dalam hidup, yaitu proses perenungan diri untuk mentafakuri makna hidup yang sebenarnya dengan perlahan-lahan melakukan persiapan.

Larva dalam kepompong berada dalam kesunyian, menggantung di dahan atau dedaunan. Ia tak peduli walau panas terik menyengat serta dingin malam menusuknya. Ia tetap kokoh untuk berubah menjadi diri yang baru, diri yang penuh pesona, indah memukau dengan sayap barunya dan tubuh yang cantik.

Dalam hidup pun kita harusnya mampu meniru ketenangan sang kepompong. Meski lingkungan yang kita tempati kadang keras dan kejam, namun jika kita tetap fokus pada tujuan dan berpegang teguh pada prinsip hidup kita, maka pada akhirnya kita akan keluar dari lingkungan itu sebagai pribadi yang dihargai dan disukai banyak orang.

# Jika Tak Ada Yang Berubah Maka Takkan Ada Perubahan

Filosofi paling sakral dari kupu-kupu adalah perubahan yang dikenal dengan sebutan metamorfosis. Berawal dari seekor ulat kemudian menjadikan dirinya berada dalam kesunyian (kepompong), hingga akhirnya menjadi kupu-kupu. Tahapan-tahapan ini harus dilalui tanpa satupun yang dilewati. Ulat tidak akan menjadi kupu-kupu tanpa menjadi kepompong terlebih dahulu.

Terkadang dalam hidup kita mengharapkan keberhasilan atau pencapaian yang besar dengan jalan pintas atau cara yang instan. Memang kemudian banyak yang berhasil dengan cara-cara singkat semacam itu, namun percayalah keberhasilan yang diperoleh dengan cara instan akan berakhir dengan instan pula.


Pernah seorang pemuda mengamati kupu-kupu muda yang masih terbungkus kepompong dan berjuang untuk keluar. Beberapa saat setelah diamati pemuda itu, sang kupu-kupu muda belum juga keluar, bahkan terlihat sangat kelelahan, pemuda tersebut kemudian memutuskan untuk membantunya. Dia mengambil sebuah gunting dan memotong sisa kekangan dari kepompong itu.

Kupu-kupu tersebut keluar dengan mudahnya. Namun, dia mempunyai tubuh gembung dan kecil, sayap-sayap mengkerut. Pemuda tersebut mengamatinya karena dia berharap bahwa pada suatu saat sayap-sayap itu akan mekar dan melebar sehingga mampu menopang tubuhnya, yang mungkin akan berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Semuanya tak pernah terjadi. Kenyataannya, kupu-kupu itu menghabiskan sisa hidupnya merangkak disekitarnya dengan tubuh gembung dan sayap-sayap mengkerut. Dia tidak pernah bisa terbang.

Untuk berubah menjadi kupu-kupu indah dengan sayap yang kuat dibutuhkan perjuangan yang tidaklah mudah. Karena perjuangan adalah sesuatu yang kita perlukan dalam hidup kita. Jika Tuhan membiarkan kita hidup tanpa hambatan perjuangan, itu mungkin justru akan melumpuhkan kita. kita mungkin tidak sekuat yang semestinya yang dibutuhkan untuk menopang cita-cita dan harapan yang kita mintakan.

Beranilah untuk berubah, bulatkan tekad untuk berjuang, jangan mengharapkan jalan pintas, karena kepintasan dan ketergesa-gesaan hanya akan membuat kita menjadi manusia-manusia prematur.  Untuk menjadi diri kita yang sesungguhnya niatkan untuk berubah dan terus menjadi lebih baik seperti kupu-kupu yang menghiasi alam dan menjadi teladan bagi kita manusia, yakin bahwa selalu ada makna dan keindahan dalam setiap moment hidup yang kita lalui.

 

#Tak perlu org lain tahu tentang kebaikanMu tapi mereka perlu tahu keburukanMu,

Agar mereka bisa menerima apa adanya dirimu bahkan membantuMu memperbaiki diriMu#

#Apabila kita menerapkan kebaikan-kebaikan dalam hidup, yakinlah bahwa hasil yang kita peroleh pun juga sama baiknya dan Sebaliknya#.

Hirah itu ..
Berhijrah itu tidak susah, susah itu hanya ada dalam pikiran kita.
HIJRAH adalah proses perjalanan hamba menuju taat, bukan tentang siapa yang lebih dulu dimulai, tetapi tentang siapa yang bertahan sampai husnul khatimah.
Berhijrah karena niatnya karena Allah, Bukan karena jodoh.
Hijrah itu… perjalanan indah namun berliku.
Hijrah itu berat, tetapi di sana ada rasa nikmat.
Hijrah itu oleh Allah, untuk Allah, dari Allah, kepada Allah.
Hijrah dari gelap menuju terang, dari maksiat menuju taat.
Hijrah adalah jalan yang sedang kutempuh.
Hijrah itu bukan merupakan niat, tetapi dibuktikan dengan taat.
Hijrah itu berat, namun kita akan sulit. Jangan menyerah hanya karena cibiran orang. Jangan didengar! Lebih baik dengar saja seruan Allah.
Hijrah itu pindah, berubah, terus!
Pindah ke mana (apa) yang Allah katakan Ya!
Ya ke sesuatu yang lebih baik. Ya meninggalkan kemaksiatan dan kemungkaran, hati, perkataan, dan bertindak.
Hijrah yang nyata ..
Saat shalat mampu mengubah hidup kita.
Ketika lisan berhenti mengucap dusta.
Tidak lagi memandang bahaya.
Saat pendengaran terhindar dari yang sia-sia, dan
Ketika hati mengingat dari riya '.
Apakah hijrah hanya mengubah penampilan saja? tentu tidak.
Bersabar, Istiqamah, dan Mantap dalam Hijrah
Wahai diri, istiqamahlah ..
Biar pelan, yang penting konstan.
Biar sedikit, yang penting rutin.
Kala mulai lelah, ingatlah Allah.
Ingat awal mula bagamana ingin hijrah dulu.
Hijrah kadang membuat kita menghabiskan banyak orang. Haruskah bukan masalah, karena hijrah hanya butuh Allah, bukan tepuk tangan gempita dan apresiasi atas perubahan.
Sudah kusadari bahwa itu berat ISTIQAMAH, bukan RINDU.
Allah tahu kamu capek, kamu lelah, kamu kesakitan, kamu kesusahan. Allah mendengarkan semua jeritan dan doamu. Yang perlu kamu ketahui adalah Allah tidak akan memberikan ujian di luar batas kemampuanmu.
ISTIQAMAH itu berat. Jika ringan itu namanya ISTIRAHAT.
Jika kesabaran sudah di tangan, maka berbagai hinaan dan cacian yang mereka lontarkan hanya akan terasa bagai debu kecil yang beterbangan.
Niat baik memang gak selalu diterima dengan baik. Tetapi akan selalu menemui akhir yang baik.
HIJRAH. Jangan ambil pusing karena kau terasing.
Jika ingin berubah menjadi lebih baik, bismillah dan ubahlah. Tak perlu tergesa-gesa, karena semua ada prosesnya. Sedikit demi sedikit pun tak apa, yang terpenting istiqamah.
Jika meninggalkan sudah di jalan yang benar menuju Allah, maka berlarilah. Jika sulit bagimu, maka cobalah kecillah. Jika kamu lelah, berjalanlah. Jika itupun tidak mampu, merangkaklah. Namun, jangan pernah berbalik arah atau berhenti. - Imam Syafi'i
HIJRAH .. Tidak
peduli apakah yang memperlambat proses berproses, tetapi sebaliknya bergerak layaknya siput, itu jauh lebih baik dan lebih membutuhkan Allah.
Ayo Hijrah!
Hijrah tidak akan terhenti sampai tertutupnya pintu taubat. Dan pintu taubat tidak akan terhenti sampai matahari terbit dari barat. - (HR. Abu Dawud)
Seperti adab bertamu, kita tidak mungkin menunggu pintu dibukakan oleh pemilik rumah kita dapat mengetuk atau bersalam dulu. Begitulah hidayah, jangan hanya ditunggu, tapi antar jemputlah agar pemilik hati membukakan pintu hidayah.
Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan, mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. - (QS. Ar-Ra'd: 11)
Waktu takkan pernah bisa diputar balik. Maka tunggu apa lagi, cepatlah menjadi baik.
Berhijrah dengan Benar
Ketika kita memilih untuk berhijrah, maka kita pun harus belajar cara berkawan dengan lawan jenis yang baik seperti apa, harus tahu perbatasan seperti apa. Jangan takut menjadi asing dan jangan sampai hijrah kita hanya pada status saja.
Jika kita berhijrah untuk mendapatkan jodoh terbaik, hijrah kita terbatas, hanya akan berhenti setelah bertemu dan menikahinya. Namun jika kita berhijrah untuk Allah, karena mengharap ridha Allah, maka hijrah kita tak akan mengenal batas.
Proses Hijrah
Memang, hijrah senang hanya hijab dan hanya syar'i, dan Jubah, Gamis koko muslim. Namun, lebih baik dari orang-orang yang bisa mendapatkan, berkomentar, dan mencela perubahannya.
Hargailah proses hijrah seseorang. Sebab mengapa tidak akan pernah tahu betapa sakitnya ia akan berubah menjadi lebih baik.
Bukan ingin menjadi lebih baik dari orang lain, tetapi aku hanya ingin lebih baik dari diriku yang dulu.
Rumus berubah "3 M"
- Mulai dari hal kecil
- Mulai dari diri sendiri
- Mulai dari saat ini
Muslim atau Muslimah berhijrah bukan Malaikat, namun sedang menuju taat.
Pahala Berhijrah
Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumah dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh harus tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. - (QS. An-Nisa ': 100)
Bahagia dalam Hijrah
Hai mantan, Apa kabar?
Ternyata kamu benar, aku memang lebih bahagia tanpamu. Aku menemukan yang lebih mendamaikan, menyenangkan, dan memenangkan dari pada kamu, makasih ya .. Terima kasih
Tuhan.
Terimakasih telah memberi luka. Ku jadikan luka ini sebagai pintu hijrahku.
Karena beberapa kata motivasi adalah tentang hijrah yang semoga bisa menjadi penyemangat dan nasihat dalam proses berhijrah menuju ketaatan kepada Allah.
Hargailah proses hijrah seseorang. Sebab mengapa tidak akan pernah tahu betapa sakitnya ia akan berubah menjadi lebih baik.
Bukan ingin menjadi lebih baik dari orang lain, tetapi aku hanya ingin lebih baik dari diriku yang dulu.
Rumus berubah "3 M"
- Mulai dari hal kecil
- Mulai dari diri sendiri
- Mulai dari saat ini
Muslimah berhijrah bukan Malaikat, namun sedang menuju taat.
Pahala Berhijrah
Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumah dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh harus tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. - (QS. An-Nisa ': 100)
Bahagia dalam Hijrah
Hai mantan, Apa kabar?
Ternyata kamu benar, aku memang lebih bahagia tanpamu. Aku menemukan yang lebih mendamaikan, menyenangkan, dan memenangkan dari pada kamu, makasih ya .. Terima kasih
Tuhan.
Terimakasih telah memberi luka. Ku jadikan luka ini sebagai pintu hijrahku.
Karena beberapa kata motivasi adalah tentang hijrah yang semoga bisa menjadi penyemangat dan nasihat dalam proses berhijrah menuju ketaatan kepada Allah.
Berhijrahlah semata mata karena Allah...
Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yg mengubah apa yg ada pada diri mereka ( QS. Ar Rad : 11 ).

Bukalah hatimu, ia yang menegur dan memberi nasihat padamu karna ia sayang padamu bukan membencimu. 

Hanya orang-orang pedulilah yang mau mengurusi orang lain kepada kebaikan.

Manusia adalah makhluk yang lemah dan serba kekurangan, janganlah sombong merasa diri sudah benar. Orang yang sombong adalah orang yang tidak mau mendengar dan menerima kebenaran. Ketika kebenaran itu telah datang padanya ia malah mengolok-ngolokkan.

Ambilah hikmah dari kata-katanya, belum tentu esok engkau mendapatkan teman seperti itu. Suatu saat engkau akan mencarinya juga. Semoga bermanfaat..!!!

# Terjemahan harfiahnya: AdabGuru dan Murid.Buku ini membahas secara panjang lebar tentang masalahadab. Kyai Hasyim Asy’ari membuka kitabnya dengan mengutip hadits Rasulullah saw:“Haqqul waladi ‘alaa waalidihi an-yuhsina ismahu, wa yuhsina murdhi’ahu, wa yuhsina adabahu.” (Hak seorang anak atas orang tuanya adalah mendapatkan nama yang baik, pengasuhan yang baik, dan adab yang baik).Dikutip juga perkataan sejumlah ulama. Hasan al-Bashry misalnya, yang menyatakan: “In kaana al-rajulu la-yakhruja fii adabi nafsihial-siniina tsumma siniina.”(Hendaknya seseorang senantiasa mendidik dirinya dari tahun ke tahun).Habib bin as-Syahid suatu ketika menasehati putranya:“Ishhabil fuqahaa-a wa ta’allam minhum adabahum, fainna dzaalika ahabbu ilayya min katsiirin minal hadiitsi.”(Bergaullah engkau dengan para fuqaha sertapelajarilah adab mereka. Sesungguhnya yangdemikian itu akan lebih aku cintai daripada banyak hadits.” Ruwaim juga pernah menasehati putranya:“Yaa bunayya ij’al ‘ilmaka milhan wa adabaka daqiiqan.”(Wahai putraku, jadikanlah ilmumu seperti garam dan adabmu sebagai tepung).Ibn al-Mubarak menyatakan:“Nahnu ilaa qaliilin minal adabi ahwaja minnaa ilaa katsiirin mina ’ilmi.” (Mempunyai adab meskipun sedikit lebih kami butuhkan daripada banyak ilmu pengetahuan).Suatu ketika Imam Syafii pernah ditanya oleh seseorang: ”Sejauh manakah perhatianmu terhadap adab? Beliau menjawab: Setiap kali telingaku menyimak suatu pengajaran adab meski hanya satu huruf, maka seluruh organ tubuhku akan ikut merasakan (mendengarnya) seolah-olah setiap organ itu memiliki alat pendengaran (telinga). Demikianlah perumpamaan hasrat dan kecintaanku terhadap pengajaran adab.”   Beliau ditanya lagi, ”Lalu bagaimanakah usaha-usaha dalam mencari adab itu?” Beliaumenjawab, ”Aku akan senantiasa mencarinyalaksana usaha seorang ibu yang mencari anak satu-satunya yang hilang.””Berdasarkan beberapa hadits Rasulullah saw dan keterangan para ulama di atas, kiranya tidak perlu kita ragukan lagi betapa luhurnya kedudukan adab di dalam ajaran agama Islam. Karena, tanpa adab dan perilaku yang terpuji maka apa pun amal ibadah yang dilakukan seseorang tidak akan diterima di sisi Allah SWT (sebagai satu amalkebaikan), baik menyangkut amal qalbiyah (hati), badaniyah (badan), qauliyah (ucapan), maupun fi’liyah (perbuatan). Dengan demikian, dapat kita maklumi bahwa salah satu indikator amal ibadah seseorang diterima atau tidak di sisi Allah SWT adalah melalui sejauh mana aspek adab disertakan dalam setiap amal perbuatan yang dilakukannya.” (K.H. M. Hasyim Asy’ari,Etika Pendidikan Islam (terj.), (Yogyakarta: Titian Wacana, 2007).Demikianlah penjelasan KH Hasyim Asy’ari tentang makna adab. Menyimak paparan ulama terkenal tentang adab tersebut, maka tidak bisa tidak, kata adab memang merupakan istilah yang khas maknanya dalam Islam. Adab terkait dengan iman dan ibadah dalam Islam. Adab bukan sekedar”sopan santun”.  Maka, tentunya sangat masuk akal jika orang Islam memahami kata adab dalam sila kedua itu sebagaimana dipahami oleh sumber-sumber ajaran Islam dan para ulama Islam. Sebab, memang itu istilah yang sangat khas dalam Islam. Jika adab hanya dimaknai sebagai ”sopan-santun”, maka bisa-bisa ada orang yang menyatakan, Nabi Ibrahim a.s. sebagai orang yang tidak beradab, karena berani menyatakan kepada ayahnya,”Sesungguhnyaaku melihatmu dan kaummu berada dalam kesesatan yang nyata.”(QS 6:74). Bisa jadi, jika hanya berdasarkan sopan santun, tindakan mencegah kemunkaran (nahyu ’anil munkar) akan dikatakan sebagai tindakan tidak beradab. Sebagian malah ada yang menganggap, menanyakan identitas agama pada seseorang dianggap tidak sopan. Banyak yang menganggap entang dosa zina, dan dianggap tidak etis jika masalah itu diangkat ke permukaan, sementara masalah korupsi harta bisa diangkat ke permukaan.Karena itulah, menurut Islam harkat dan martabat sesuatu adalah berdasarkan pada ketentuan Allah, dan bukan pada manusia. Sebagai contoh, kriteria orang yang mulia, menurut al-Quran adalah orang yang paling taqwa. (Inna akramakum ’indallaahi atqaakum/QS 49:13). Maka, seharusnya, dalam masyarakat yang beradab, kaum Muslim harus menghormati seseorang karena keimanan dan ketaqwaannya. Bukan karena jabatannya, kekayaaannya, kecantikannya, atau popularitasnya. Itu baru namanya beradab, menurut al-Quran.Begitu juga ketika al-Quran memuliakan orang yang berilmu (QS 35:28, 3:7, 58:11),  maka sesuai konsep adab, seorang Muslim wajib memuliakan orang yang berilmu dan terlibat dalam aktivitas keilmuan. Masyarakatyang beradab juga masyarakat yang menghargai aktivitas keilmuan. Tentu menjadi tidak beradab, jika aktivitas keilmuandikecilkan, sementara aktivitas hiburan diagung-agungkan. Tidak mungkin suatu bangsa akan maju jika tidak menjadikan tradisi ilmu sebagai bagian dari tradisinya. Imam Syafii dalam sejumlah syairnya berkata:Wa’lam bi-anna al-ilma laysa yanaaluhu, man hammuhu fi math’amin aw malbasin. (Ketahuilah,  ilmu itu tidak akan didapat oleh orang yang cita-cita hidupnya hanya untuk makanan dan pakaian);Falaw laa al-ilmu maa sa’idat rijaalun, wa laa ’urifa al-halaalu wa laa al-haraamu. (Andaikan tanpa ilmu, maka seorang tidak akan mendapatkan kebahagiaan dan tidak dapat mengetahui mana halal dan mana haram).


Islam memandang kedudukan ilmu sangatlah penting, sebagai jalan mengenal Allah dan beribadah kepada-Nya. Ilmu juga satu-satunya jalan meraih adab. Orang yang berilmu (ulama) adalah pewaris nabi. Karena itu, dalamBidayatul Hidayah, Imam Al-Ghazali mengingatkan, orang yang mecari ilmu denganniat yang salah, untuk mencari keuntungan duniawi dan pujian manusia, sama saja dengan menghancurkan agama. Dalam kitabnya,Adabul ‘Alim wal-Muta’allim, KH Hasyim Asy’ari juga mengutip hadits Rasulullah saw:“Barangsiapa mencari ilmu bukan karena Allah atau ia mengharapkan selain keridhaan Allah Ta’ala, maka bersiaplah dia mendapatkan tempat di neraka.”


B.  *" PASIR "*

Seorang anak kehilangan sepatunya di laut, lalu dia menulis di pinggir pantai ...

LAUT INI MALING ...
Tak lama datanglah nelayan yg membawa hasil tangkapan ikan begitu banyak, lalu dia menulis di pantai ...

LAUT INI BAIK HATI ...
Seorang anak tenggelam di lautan lalu ibunya menulis di pantai ...

LAUT INI PEMBUNUH ...
Seorang berperahu dan di hantam badai, lalu menulis dipantai ...

LAUT INI PENUH MARABAHAYA Tak lama datanglah Seorang lelaki yg menemukan sebongkah mutiara di dalam lautan, lalu dia menulis di pantai ...

LAUT INI PENUH BERKAH ...
Sementara seisi lautan tak pernah mengeluh. Kemudian datanglah ombak besar dan menghapus semua tulisan di pantai itu tanpa sisa.MAKA.......

JANGAN RISAUKAN OMONGAN ORANG,KARENA SETIAP ORANG MEMBACA DUNIA DENGAN PEMAHAMAN DAN PENGALAMAN YANG BERBEDA.
Teruslah melangkah, selama engkau di jalan yang baik. Meski terkadang kebaikan tidak senantiasa di hargai. 
Tak usah repot repot mau menjelaskan tentang diri mu kepada siapa pun, 
Karena yang menyukai mu tidak butuh itu, Dan 
yang membenci mu tidak percaya itu.

Hidup bukan tentang siapa yang terbaik, Tapi Siapa yang mau berbuat baik. Jangan menghapus Persaudaraan hanya karena sebuah Kesalahan ...
Namun Hapuslah kesalahan demi lanjutnya Persaudaraan..Jika datang kepadamu gangguan...
Jangan berpikir bagaimana cara Membalas dengan yang lebih Perih, Tapi berpikirlah bagaimana cara Membalas dengan yang lebih Baik. Kurangi mengeluhteruslah berdoa dan berikhtiar. Sibukkan diri dalam kebaikan. 
Hingga keburukan lelah mengikuti kita.Tugas kita adalah berbuat yang baik & benarBukan menghakimi. Memaafkan adalah memaafkan tanpa tapi..Menghargai adalah menghargai tanpa tapi..
Jangan pakai hukum sebab akibat untuk membenarkan amarahmu..
Karena jika kita baik,amarah tak tumbuh subur
*selamat menebar kebaikan*
Semoga ada manfaatnya untuk kita semua...


C.  Bismillahirrohmanirrohim.....

Bicara Baik atau Diam

Sungguh beruntung orang yang banyak diam Ucapannya dihitung sebagai makanan pokok Tidak semua yang kita ucapkan ada jawabnya Jawaban yang tidak disukai adalah diam Sungguh mengherankan orang yang Dihadapannya. 

Sungguh beruntung orang yang banyak diam
Ucapannya dihitung sebagai makanan pokok
Tidak semua yang kita ucapkan ada jawabnya
Jawaban yang tidak disukai adalah diam
Sungguh mengherankan orang yang banyak berbuat aniaya
Sementara meyakini bahwa ia akan mati
Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata,
Seseorang mati karena tersandung lidahnya
Dan seseorang tidak mati karena tersandung kakinya
Tersandung mulutnya akan menambah (pening) kepalanya
Sedang tersandung kakinya akan sembuh perlahan
.”
Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam kitabShahih-nya (hadits no. 6474) dari Sahl bin Sa’id bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Barang siapa bisa memberikan jaminan kepadaku (untuk menjaga) sesuatu yang ada di antara dua janggutnya dan dua kakinya, kuberikan kepadanya jaminan masuk surga.”
Yang dimaksud dengan “sesuatu yang ada di antara dua janggutnya” adalah mulut, sedangkan “sesuatu yang ada di antara dua kakinya” adalah kemaluan.
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُت
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.” (Muttafaq ‘alaih: Al-Bukhari, no. 6018; Muslim, no.47)
Ibnu Hajar menjelaskan, “Ini adalah sebuah ucapan ringkas yang padat makna; semua perkataan bisa berupa kebaikan, keburukan, atau salah satu di antara keduanya. Perkataan baik (boleh jadi) tergolong perkataan yang wajib atau sunnah untuk diucapkan. Karenanya, perkataan itu boleh diungkapkan sesuai dengan isinya. Segala perkataan yang berorientasi kepadanya (kepada hal wajib atau sunnah) termasuk dalam kategori perkataan baik. (Perkataan) yang tidak termasuk dalam kategori tersebut berarti tergolong perkataan jelek atau yang mengarah kepada kejelekan. Oleh karena itu, orang yang terseret masuk dalam lubangnya (perkataan jelek atau yang mengarah kepada kejelekan) hendaklah diam.” (lihat Al-Fath, 10:446)
Imam An-Nawawi rahimahullah menyebutkan dalam Syarah Arbain, bahwa Imam Syafi’irahimahullah mengatakan, “Jika seseorang hendak berbicara maka hendaklah dia berpikir terlebih dahulu. Jika dia merasa bahwa ucapan tersebut tidak merugikannya, silakan diucapkan. Jika dia merasa ucapan tersebut ada mudharatnya atau ia ragu, maka ditahan (jangan bicara).”
Sebagian ulama berkata, “Seandainya kalian yang membelikan kertas untuk para malaikat yang mencatat amal kalian, niscaya kalian akan lebih banyak diam daripada berbicara.”
Imam Abu Hatim Ibnu Hibban Al-Busti berkata dalam kitabnya, Raudhah Al-‘Uqala wa Nazhah Al-Fudhala, hlm. 45, “Orang yang berakal selayaknya lebih banyak diam daripada bicara, karena betapa banyak orang yang menyesal karena bicara dan sedikit yang menyesal karena diam. Orang yang paling celaka dan paling besar mendapat bagian musibah adalah orang yang lisannya senantiasa berbicara, sedangkan pikirannya tidak mau jalan”.
Beliau berkata pula di hlm. 47, “Orang yang berakal seharusnya lebih banyak mempergunakan kedua telinganya daripada mulutnya. Dia perlu menyadari bahwa dia diberi dua telinga, sedangkan diberi hanya satu mulut, supaya dia lebih banyak mendengar daripada berbicara. Sering kali orang menyesal pada kemudian hari karena perkataan yang diucapkannya, sementara diamnya tidak akan pernah membawa penyesalan. Menarik diri dari perkataan yang belum diucapkan itu lebih mudah daripada menarik perkataan yang telah terlanjur diucapkan. Hal itu karena biasanya apabila seseorang tengah berbicara maka perkataan-perkataannya akan menguasai dirinya. Sebaliknya, bila tidak sedang berbicara maka dia akan mampu mengontrol perkataan-perkataannya.”
Beliau menambahkan di hlm. 49, “Lisan seorang yang berakal berada di bawah kendali hatinya. Ketika dia hendak berbicara, dia akan bertanya terlebih dahulu kepada hatinya. Apabila perkataan tersebut bermanfaat bagi dirinya maka dia akan bebicara, tetapi apabila tidak bermanfaat maka dia akan diam. Sementara orang yang bodoh, hatinya berada di bawah kendali lisannya. Dia akan berbicara apa saja yang ingin diucapkan oleh lisannya. Seseorang yang tidak bisa menjaga lidahnya berarti tidak paham terhadap agamanya.”
Diriwayatkan oleh Bukhari dalam kitab Shahih-nya, hadits no.10; dari Abdullah bin Umarradhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Seorang muslim adalah seseorang yang orang muslim lainnya selamat dari ganguan lisan dan tangannya.”
Hadits di atas juga diriwayatkan oleh Muslim, no. 64, dengan lafal,

Ada seorang laki-laki yang bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Siapakah orang muslim yang paling baik?’ Beliau menjawab, ‘Seseorang yang orang-orang muslim yang lain selamat dari gangguan lisan dan tangannya.’
Hadis tersebut juga diriwayatkan oleh Muslim dari Jabir, hadits no. 65, dengan lafal seperti yang diriwayatkan oleh Bukhari dari Abdullah bin Umar.
Al-Hafizh (Ibnu Hajar Al-Asqalani) menjelaskan hadis tersebut. Beliau berkata, “Hadits ini bersifat umum bila dinisbatkan kepada lisan. Hal itu karena lisan memungkinkan berbicara tentang sesuatu yang telah berlalu, yang sedang terjadi sekarang, dan juga yang akan terjadi pada masa mendatang. Berbeda dengan tangan; pengaruh tangan tidak seluas pengaruh lisan. Walaupun begitu, tangan bisa juga mempunyai pengaruh yang luas sebagaimana lisan, yaitu melalui tulisan. Dan pengaruh tulisan juga tidak kalah hebatnya dengan pengaruh lisan.”
Oleh karena itu, dalam sebuah syair disebutkan,
Aku menulis dan aku yakin pada saat aku menulisnya
Tanganku kan lenyap, namun tulisan tanganku kan abadi
Bila tanganku menulis kebaikan, kan diganjar setimpal
Jika tanganku menulis kejelekan, tinggal menunggu balasan.”
Tentang hadits (yang artinya), “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam,” Imam Ibnu Daqiqil ‘Idrahimahullah mengatakan dalam Syarah Hadits Arbain, “‘Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir‘, maknanya: siapa saja yang beriman dengan keimanan yang sempurna, yang menyelamatkan dari azab Allah dan mengantarkan kepada keridhaan Allah maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam. Barang siapa yang beriman kepada Allah dengan keimanan yang sebenarnya, ia takut ancaman-Nya, mengharap pahala-Nya, berusaha mengerjakan apa yang diperintahkan-Nya, dan meninggalkan segala yang dilarang-Nya. Kemudian memelihara seluruh anggota tubuhnya yang menjadi gembalaannya, dan ia bertangung jawab terhadapnya, sebagaimana firman-Nya,

Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggung-jawaban.’ (QS. Al-Isra’:36)

Tiada suatu kalimat pun yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.’ (QS. Qaf :18)
Yakni selalu mengawasinya dan menyaksikan hal ihwalnya, seperti yang disebutkan dalam firman-Nya,
Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah), dan yang mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu). Mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.’ (QS. Al-Infithar:10–12)”
Demikian pula, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada yang menyungkurkan leher manusia di dalam neraka melainkan hasil lisan mereka.” (Dinilaishahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’, no. 5136)
Siapa pun yang mengetahui hal itu dan mengimaninya dengan keimanan yang sebenarnya maka ia bertakwa kepada Allah berkenaan dengan lisannya, sehingga ia tidak berbicara kecuali kebaikan atau diam.” (Tafsir As-Sa’di)
Semoga Allah selalu menjaga lisan kita dari hal-hal yang tidak berguna, agar tidak menuai sesal di hari akhir dengan tidak membawa amal sedikit pun dari jerih payah amal kita di dunia.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu; bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda, “Tahukah kalian siapa orang yang bangkrut?
Para shahabat pun menjawab, ”Orang yang bangkrut adalah orang yang tidak memiliki uang dirham maupun harta benda.”
Beliau menimpali, ”Sesungguhnya orang yang bangkrut di kalangan umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa, dan zakat, tetapi ia juga datang membawa dosa berupa perbuatan mencela, menuduh, memakan harta, menumpahkan darah, dan memukul orang lain. Kelak kebaikan-kebaikannya akan diberikan kepada orang yang terzalimi. Apabila amalan kebaikannya sudah habis diberikan, sementara belum selesai pembalasan tindak kezalimannya, maka diambillah dosa-dosa orang yang terzalimi itu, lalu diberikan kepadanya. Kemudian dia pun dicampakkan ke dalam neraka.” (HR. Muslim dalam Shahih-nya, no. 2581)

Allah Ta'ala berfirman: 

"Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka (selalu) berdoa kepada Kami dengan berharap dan takut. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu' (dalam beribadah)" (QS al-Anbiyaa': 90).

Wallaahu a 'lam Bisshowaf...
Wahai Rabb, ampunilah dosa-dosa hamba, bimbinglah hamba untuk senantiasa taat kepada-Mu dan masukkanlah kami kedalam golongan orang-orang yang Engkau beri Rahmat.
Aamiin yaa allah...
Keterangan :
  • Taisir Karimir Rahman, karya Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di.
  • Syarah Arbain An-Nawawi, karya Sayyid bin Ibrahim Al-Huwaithi.
  • Ad-Daa’ wa Ad-Dawaa’, karya Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah.
  • Tazkiyatun Nafs, karya: Ibnu Rajab Al-Hambali, Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, dan Imam Al-Ghazali.

Sumber : Artikel Diam atau Berkata Baik. 
Semoga bermanfaat untuk kita semua terutama diri saya pribadi.aamiin

ALLAH TA'ALA Berfirman :


“……….Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa, (yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sholat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.” (QS. Al-Hajj: 40-41)
ALLAH TA'ALA Berfirman :

( QS. Al Ghafir : 60 )
Dan Tuhanmu berfirman, "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk ke Neraka Jahanam dalam keadaan hina dina." ( QS. Al Ghafir : 60 )
Semoga bermanfaat untuk kita semua.aamiin yaa allah


Hati kita bagaikan wadah dan amal kita sebagai makanannya, jika makanan kita yg lezat ditaruh diwadah yg kotor maka akan rusak. Begitupun juga ibadah dgn Hati yg kotor
Tidak ada yg pantas kita beratkan didunia ini kecuali hati yg Bahagia untuk berjumpa Rasul ( Nabi Muhammad ) dan hati yg tetap lurus, Ikhlas dlm Bersujud kepada Allah.
Allahumma Sholli 'alaa sayyidina
Wa habibina wa maulana Muhammad
Belajar untuk selalu Menikmati org lain dgn Kaca Mata.( KH. Agus Ali Mashuri )
Belajarlah memandang org lain dgn Kaca Mata Kebaikan, krn sesungguhnya org yg paling buruk diantara kita adlh org yg banyak memandang keburukan org lain. ( KH. Agus Ali Mashuri )
Awak dinggo berjuang rusak, ora dinggo berjuang yo rusak. Awak dinggo ngibadah rusak, ora dinggo ngibadah yo rusak. Lewih becik kanggo berjuang lan ngibadah. ( KH. Muntaha Al Hafidz ).
Tubuh dipake buat Berjuang akan rusak, tidak dipake buat Berjuang pun juga sama akan rusak. Tubuh dipake buat Beribadah akan rusak, tidak dipake buat Beribadah pun akan rusak. Jadi lebih baik dipake buat Berjuang dan Beribadah. ( KH. Muntaha Al Hafidz )
Sukses memang sulit, tiket kesurga memang mahal. Hanya org org yg rela menderita dan siap bersusah payahlah yg akan meraih cita - cita dan menggapai kesuksesan dunia dan akhirat. ( KH. Abdullah Faqih )
Tidak ada surga yg instan. Tidak ada kesuksesan yg digapai dlm 1 hari. Teruslah berikhtiar sampai Allah memanggil...
"Irji 'ii robbiki rodhiyatan mardiyyah".( KH. Abdullah Faqih ).
Pekerjaan itu kalau sudah ikhlas pasti akan bernilai ibadah, maka ibadah yg paling mudah adlh Bekerja dgn ikhlas. ( KH. Imam Mawardi Hakim )
Hati yg Bersih tidak butuh penghargaan, penghormatan, tidak butuh pengakuan,  dan akan Senantiasa ditumbuhi oleh Keikhlasan dan Istiqomah. ( KH. Dimyati Rois )
Jadilah org yg Bermanfaat, jgn hanya pandai memanfaatkan. dan jgn sampai hanya Dimanfaatkan. ( KH. Hasan Abdulloh Sahal )
Sanajan Dunya gempa tilu kali, wayah ngaji mah kudu ngaji. ( Guru Besar Abuya Dimyathi, Cidahu Banten )
Kualitas seseorang terletak pada sejauh mana kedekatan dgn Sang Pencipta. ( Guru Besar Abuya Dimyati Cilongok )
Mumpung urang dibere modal Umur ku gusti Allah, tur Sehat...
Supaya nempo alam akherat lamun aya Pengajian dimana bae...
Nukira - kira Kiayai na Bener, mawa ilmu,
Bakal ngebukaken, tur bakal bisa mere Keyakinan...
NGAJI...
( Guru Besar Abuya Uci Turtusi )
Dgn pergaulan dgn sesama, marilah kita gunakan akhlaqul karimah, yg didasari dgn selalu merasa orang lain lebih mulia ketimbang diri kita. Dan diri kita lebih hina ketimbang org lain.( Guru Besar Abuya Uci Turtusi )
Kualitas iman seseorang bisa diukur salah satunya dari sejauh mana sensivitas dan kepedulian org tersebut terhadap kelangsungan lingkungan hidup.
#Tanpa Bimbingan Seorang Guru Aku Takkan bisa Mengenal Tuhanku ( Allah Subhanahuwata 'ala )#
#dengan Bimbingan guru yang telah menunjukkan kejalan Allah Subhanahuwata 'ala, aku mengenal Tuhanku ( Allah Subhanahuwata 'ala ). Jikalau tidak ada guruku niscaya aku tidak akan mengenal siapa Tuhanku yang wajib disembah#
"Iman itu bukan sebatas penampilan dan angan-angan, akan tetapi iman adalah sesuatu yang tertanam dalam hati dan dibenarkan oleh tingkah laku".
wajahmu memang tak pernah alpa hadir dan berdiam di sana, mungkin sudah cukup lama, entahlah aku tak begitu tahu kapan pastinya. Mungkin juga itu sebuah tanda bahwa kamu memiliki perasaan yang sama. Ah, semoga saja bukan sekedar angan kosong semata atau hanya fatamorgana belaka...

Ya ayyuhan nafsul muthmainnah, irji’i ila rabbiki radhiyatam mardhiyyah (wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati puas lagi diridhai-Nya),” (surat Al-Fajr: 27-28).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PENGERTIAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL

   Pengertian Manusia sebagai Makhluk Sosial Manusia merupakan makhluk hidup yang selalu berinteraksi dengan sesama, tidak dapat hidup sendi...