Selasa, 21 Desember 2021

Keimana

 

Sejenak Merenungi Akhirat

1 March 2019  Ichwan eM

اَلْحَمْدُ لِلهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ الْقَاهِر. الْمَلِكِ الْسُلْطَانِ الْقَادِر. فَسُبْحَانَهُ مِنْ إلهٍ أَوْجَدَ الْمَخْلُوْقِيْنَ بِقُدْرَتِهِ وَدَبَّرَهُمْ بِحِكْمَتِهِ وَهُوَ لِأَقْوَالِهِمْ سَامِعٌ وَإِلَيْهِمْ نَاظِر. أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ عَلَى مَا أَوْلَاهُ مِنْ بِرِّهِ وَإِحْسَانِهِ الْمُتَظَاهِر. وَأَشْكُرُهُ وَقَدْ وَعَدَ بِالْمَزِيْدِ لِلشَّاكِر. وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَلَاضِدَّ وَلَانِدَّ وَلَامُعِيْنَ وَلَامُظَاهِر. شَهَادَةً أَدَّخِرُهَا لِيَوْمٍ لَاتَنْفَعُ فِيْهِ الْأَمْوَالُ وَلَاالْعَشَائِر. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُطَهَّرُ الطَّاهِر. الْمُصْطَفَى مِنْ زَكِيِّ الْعَنَاصِر. الْمُؤَيَّدُ بِالْآيَاتِ الْمُعْجِزَاتِ وَالْبَصَائِر. اللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى  عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أُوْلِي الْفَضَائِلِ وَالْمَفَاخِر. (أَمَّا بَعْدُ)  فَيَآ أَيَّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ تَعَالَى وَاعْمَلُوا لِيَوْمٍ تَتَصَدَّعُ فِيْهِ الْمَرَائِر. وَتَنْكَشِفُ فِيْهِ السَّرَائِر .


Hadirin Jamaah Jumat Rahimakumullah …


Marilah kita tingkatkan takwa kita kepada Allah SWT serta beramal kebaikan sebagai bekal kita menghadapi hari dimana dunia ini akan terbelah tanpa menyisakan apa pun. Hari dimana semua tabir rahasia terbuka dan semua dosa akan dihitung, baik yang kecil maupun yang besar. Hari dimana tampak jelas apa-apa yang telah di sembunyikan di dalam hati. Sebagaimana firman Allah SWT


يَوْمَئِذٍ تُعْرَضُونَ لَا تَخْفَى مِنْكُمْ خَافِيَةٌ


“Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Tuhanmu), tiada sesuatu pun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi Allah).” (QS. al-Hâqqoh: 18)


Hari dimana bencana menyelimuti orang-orang yang berbuat dosa dan dikibarkannya bendera-bendera kehinaan bagi setiap orang yang melanggar janji. Hari ditegakkannya timbangan dan dibukanya buku catatan amal. Maka setiap hamba akan mendapati segala sesuatu yang telah ia kerjakan. Ada kalanya orang yang mengambil buku catatan dengan tangan kanan, dan ada pula yang mengambil dengan tangan kiri. Sungguh kerugian besar bagi orang-orang yang berbuat aniaya dan pendusta. Dan keberuntungan bagi orang-orang yang mengikuti perintah Allah SWT  dan Rasul-Nya yakni orang-orang yang yang beriman dan beramal saleh, karena mereka berada di dalam surga yang abadi. Allah SWT berfirman:


وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ يَوْمَئِذٍ يَتَفَرَّقُونَ◌فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَهُمْ فِي رَوْضَةٍ يُحْبَرُونَ.


“Dan pada hari terjadinya kiamat, di hari itu mereka (manusia) bergolong-golongan. Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, maka mereka di dalam taman (surga) bergembira.” (QS. ar-Rum: 14-15)


Hadirin Rahimakumullah…


Oleh karena itu, marilah kita tingkatkan takwa kita kepada Allah SWT. Karena ketakwaan kita akan menjadi perantara dan tabungan yang bermanfaat bagi kita semua. Jangan sampai kita menjadi golongan orang-orang yang mengganti nikmat-nikmat Allah SWT dengan kekufuran dan tidak mempedulikan terhadap apa yang akan ia hadapi. Tidakkah kita ingat ancaman Allah SWT terhadap orang-orang yang mengganti nikmat-Nya dengan kekufuran. Allah SWT berfirman:


أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ بَدَّلُوا نِعْمَتَ اللَّهِ كُفْرًا وَأَحَلُّوا قَوْمَهُمْ دَارَ الْبَوَارِ ◌ جَهَنَّمَ يَصْلَوْنَهَا وَبِئْسَ الْقَرَارُ.


“Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan?, Yaitu neraka Jahannam; mereka masuk ke dalamnya; dan itulah seburuk-buruk tempat kediaman.” (QS. Ibrôhîm: 27-29)


أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. وَكُلَّ إِنسَانٍ أَلْزَمْنَاهُ طَآئِرَهُ فِي عُنُقِهِ وَنُخْرِجُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كِتَابًا يَلْقَاهُ مَنشُورًا. اقْرَأْ كَتَابَكَ كَفَى بِنَفْسِكَ الْيَوْمَ عَلَيْكَ حَسِيبًا. بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنَا وَإِيَّاكُمْ بِالْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ إِنَّهُ تَعَالَى جَوّاَدٌكَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَءُوْفٌ رَّحِيْم.


Keimanan Menciptakan Keharmonisan Masyarakat

7 January 2021  santri lirboyo

KHUTBAH I


الحمد لله الَّذِي أَنْعَمَ عَلَيْنا بِأَنْواعِ النَّعَمِ ولَطَائِفِ الْإِحْسَان, وفَضَّلَنا عَلى سائِرِ خَلْقِهِ بِتَعْلِيْمِ الْعِلْمِ والْبَيَان, أَشهد أَنْ لاإِلهَ إلَّا الله وأَشهد أَنَّ سَيَّدَنا محمدًا عبدُهُ ورَسُولُهُ . اللَّهُمَّ صَلِّ صَلاَةً كَامِلَةً وَسَلِّمْ سَلاَماً تَامّاً عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الَّذِيْ تَنْحَلُّ بِهِ الْعُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ، وَتُقْضَى بِهِ الْحَوَائِجُ، وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ وَحُسْنُ الْخَوَاتِمِ، وَيُسْتَسْقَى الْغَمَامُ بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ، فِيْ كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ بِعَدَدِ كُلِّ مَعْلُوْمٍ لَكَ


أمَّا بعدُ. فَيا عِبادَ اللهِ أُوصِيْكُمْ  ونَفْسِي  بِتقوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ فَقَدْ قالَ الله تعالى في كِتابِهِ الكَرِيْمِ : إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ


فَياعِبادَ اللهِ. اتَّقُوااللهَ  حَقَّ تُقاتِهِ  ولا تَمُوتُنَّ إِلَّا وأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.


Hadirin Jama’ah Sidang Jum’at yang dirahmati Allah …


            Di hari dan tempat yang mulia ini, marilah kita senantiasa meningkatkan kwalitas keimanan dan ketakwaan kepada Allah Subhanahu wata’ala dengan berusaha menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala yang dilarang-Nya.


            Mari kita letakkan sesuatu pada tempat yang selayaknya dan kerjakanlah sesuatu pada waktunya. Ketahuilah bahwa seorang hamba dibangkitkan dalam keadaan bagaimana ia mati. Karena itu janganlah kita mati kecuali dalam keadaan muslim. Sejalan dengan firman Allah Swt :


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُون


Artinya :” Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kalian mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” ( Q.S. al-Imron : 102 ).


Rasulullah Saw. telah bersabda :


عَنْ أَنَسٍ بن مالِكٍ رضي الله عنه عَنِ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ لا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ( متفق عليه)


Artinya : Dari Anasbin Malik r.a. bahwa Nabi SAW bersabda, “Tidak sempurna keimanan seseorang dari kalian, sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri”( Mutaafaqun ‘alaih).


Hadirin Kaum Muslimin yang berbahagia di sisi Allah …


Hadist ini cukup pendek, tapi makna dan cakupannya sangat luas. Dapat kita ambil beberapa pelajaran yang sangat berharga. Di antaranya pentingnya persatuan dan kasih sayang. Islam bertujuan menciptakan manusia yang penuh keharmonisan dan penuh kasih sayang. Setiap individu hendaknya berusaha mendahulukan kemaslahatan umum dan kedamaian masyarakat sehingga tercipta keadilan dan kedamaian. Semuanya tidak akan terwujud kecuali jika individu yang ada dalam masyarakat menghendaki kebaikan dan kebahagiaan kepada orang lain seperti ia menghendaki untuk dirinya sendiri. Karena itu Rasulullah Saw. menjadikan sikap ini erat kaitannya dengan keimanan, bahkan menjadi konsistensi keimanan seseorang dalam dimensi kemanusiaan.


Keimanan yang sempurna. Keimanan tidak akan kokoh dan mengakar di hati kita sebagai umat muslim kecuali jika kita menjadi manusia yang baik, menghindari egoisme, rasa dendam, kebencian, dan kedengkian. Kita berusaha menghendaki kebaikan dan kebahagiaan untuk orang lain sebagaimana menghendaki kebaikan dan kebahagiaan untuk kita sendiri.


Peduli terhadap sesama manusia. Termasuk bentuk kesempurnaan iman adalah kepedulian dan kecintaan terhadap sesama manusia termasuk terhadap non-muslim. Mencintai orang- orang non-muslim artinya mencintai mereka agar beriman juga membenci kekafiran dan kefasikan yang mereka lakukan sebagaiamana seorang muslim membenci kefasikan dan kekafiran yang terjadi pada dirinya.


Berlomba-lomba untuk melakukan kebaikan. Berlomba- lomba dalam kebaikan adalah merupakan sebagian dari kesempurnaan iman. Karena itu seseorang yang ingin memiliki keimanan dan ketakwaan seperti yang di miliki orang yang lebih saleh bukanlah sesuatu yang salah dan juga bukan sifat dengki, bahkan sikap seperti ini merupakan bukti keimanan seseorang dan termasuk perbuatan yang di isyaratkan Allah dalam firman-Nya :


وَفِي ذَٰلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُونَ


Artinya : “dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba.” ( Q.S. al-Muthoffifin : 26 ).


Keimanan menciptakan masyarakat yang bersih dan berwibawah. Hadist yang berbunyi :


” لا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ “


Mendorong setiap musim agar senantiasa berusaha membantu orang lain untuk melakukan kebaikan. Karena hal ini merupakan kebaikan dan bukti tanda keimanan. Dengan demikian akan tercipta masyarakat yang bersih da berwibawah. Kebaikan akan tersebar luas, kejahatan dan kedzaliman akan tersisih sehingga terciptalah keharmonisan dalam setiap lini kehidupan. Mereka seakan satu hati. Kebahagian saudaranya adalah kebahagiannya, kesedihan saudaranya adalah kesedihannya juga. Masyarakat yang seperti inilah yang seharuslah terbentuk dalam komunitas muslim sebagaimana di sinyalir beliau Rasulullah Saw. dalam hadistnya :


عَن النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ( مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ؛ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى  ( متفق عليه)


Artinya : “Riwayat dari Nu’man bin Basyir berkata, Rasulullah saw bersabda: “Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam cinta dan kasih sayang mereka dan saling mengasihinya adalah laksana satu tubuh, jika satu anggota badan mengeluh sakit, maka anggota tubuh yang lainnya pun ikut sakit, dan panas turut merasakan sakitnya ”. (H.R.  al-Bukhari dan Muslim).


Hadirin Jama’ah Sholat Jum’at yang berbahagia …


Mudah-mudahan khutbah singkat ini bisa memberikan kemanfaatan bagi kita semua, dan di jadikan nilai tambah dalam rangka peningkatan kwalitas iman dan islam kita ke taraf yang lebih baik. Semoga Allah berkenan menjadikan kita semuanya menjadi orang-orang yang istiqomah iman, istiqomah dalam tauhid istiqomah dalam amaliah.


وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ. بارَكَ اللهُ لِي ولَكُمْ فِي الْقُرْءانِ الْعَظِيمِ  ونَفَعَنِي وإِيَّاكُمْ مِنَ الْآياتِ  وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ أَقُلُ قَوْلِي  هذا وَأَسْتَغفِرُ اللهَ لِيْ ولَكُمْ ولِجَمِيعِ الْمٌسلِمِين فاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّه تعالى جَوادٌ كَرِيمٌ مَلِكُ بَرٌّ رَءُوْفٌ رَحِيمٌ.


Khutbah II


اَلحمْدُ للهِ حَمْدًا كما أَمَرَ.وأَشْهدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ إِرْغامًا لِمَنْ جَحَدَ بِه وكَفَرَ. وأَشْهَدُ أَنَّ سَيّدَنا محمَّدًا عَبدُهُ ورسُولُهُ سَيِّدُ الْإِنْسِ والْبَشَرِ.اللَّهمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ على سيِّدِنا على عَبْدِكَ  ورَسُولِك محمَّدٍ وآلِه وصَحْبِه مَااتَّصَلَتْ عَينٌ بِنَظَرٍ وأُذُنٌ بِخَبَرٍ. ( أمّا بعدُ ) فيَآايُّهاالنّاسُ اتَّقُوا اللهَ


تعالى وَذَرُوا الْفَواحِشَ ما ظهَرَ مِنْها وما بَطَنَ وحافَظُوا على الطَّاعَةِ وَحُضُورِ الْجُمُعَةِ والجَماعَةِ . وَاعْلَمُوا  أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ  فِيه بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلائكةِ قُدْسِهِ. فَقالَ تعالى ولَمْ يَزَلْ قائِلاً عَلِيمًا: إِنَّ اللهَ وَملائكتَهُ يُصَلُّونَ على النَّبِيِّ يَآ أَيّها الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا اللَّهمَّ صَلِّ وسَلِّمْ على سيِّدِنا محمَّدٍ وعلى آلِ سيِدِنَا محمَّدٍ  كَما صَلَّيْتَ على سيِّدِنا إِبراهِيمَ وعلى آلِ سيِّدِنَا إِبراهِيمَ في الْعالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ. اللَّهمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاء الرّاشِدِينَ الَّذينَ قَضَوْا بِالْحَقِّ وَكانُوا بِهِ يَعْدِلُونَ أَبي بَكْرٍ وعُمرَ و عُثْمانَ وعلِيٍّ وَعَنِ السَتَّةِ الْمُتَمِّمِينَ لِلْعَشْرَةِ الْكِرامِ وعَنْ سائِرِ أَصْحابِ نَبِيِّكَ أَجْمَعينَ وَعَنِ التَّابِعِينَ وتَابِعِي التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسانٍ إِلَى يَومِ الدِّينِ.


اللَّهمَّ لا تَجْعَلْ لِأَحَدٍ مِنْهُمْ فِي عُنُقِنَا ظَلَامَة ونَجِّنَا بِحُبِّهِمْ مِنْ أَهْوالِ يَومِ الْقِيامَةِ. اللَّهمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ والمُسلمينَ وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ والمُشْركِينَ. ودَمِّرْ أَعْداءَ الدِّينِ.


اللَّهمَّ آمِنَّا فِي دُوْرِنا وأَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُورِنا. وَاجْعَلِ اللَّهمَّ وِلَايَتَنا فِيمَنْ خافَكَ وَاتَّقَاكَ. اللَّهمَّ اغْفِرْ لِلمُسلِمينَ والمُسلماتِ والمُؤْمنينَ والمُؤْمِناتِ الْأَحْياءِ مِنْهُمْ والْأَمْواتِ بِرَحْمَتِكَ يَا وَاهِبَ الْعَطِيَّاتِ. اللَّهمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ والوَباءَ والزِّنا والزَّلَازِلَ وَالمِحَنَ وَسُوءَ الفِتَنِ ما ظَهَرَ مِنْها وما بَطَنَ عَنْ بَلَدِنا هَذا خاصَّةً وعَنْ سائِرِ بِلَادِ الْمُسلمينَ عامَّةً يا رَبَّ الْعَالَمِينَ.رَبَّنا آتِنا في الدّنيا حَسَنَةً وَفي الآخرة حَسَنَةً  وقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبادَ اللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ والْإِحْسان وإِيتاءَ ذِي الْقُرْبَى  ويَنْهَى عَنِ الْفَحْشاءِ والْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ العَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوهُ على نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْئَلُوهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ أَكْبَرُ


Muhasabah Membuat Diri Berubah

13 February 2020  Muhammad Chozinul Fahmi

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته 

الحَمْدُ لِلهِ الَّذِي قَهَّرَ وَغَلَبَ. فَلَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَى وَلَا مُنِعَ لِمَا سَلَب.

فَسُبْحَانَهُ مِن إِلهٍ وَفَّقَ أَحْبَابُهُ لِمَرَاضِيهِ وَيَسَّرَ لَهُمُ المُسَبَّبَاتِ والسَّبَب.

أَحْمدُهُ سُبْحَانَهُ حَمْدَ مَنْ تَابَ إِلَيهِ وَهَرَب. وَأَشكُرُهُ شُكرًا يَفُوقُ عَدَّ مَنْ عَدَّ وَحِسَابَ مَن حَسَب.

وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ فَارِجُ الكَرَب. وَالمُنْجِي مِنَ الوَرْطَاتِ والعَطَب.

وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ سَيِّدُ العَجَمِ وَالعَرَب.

اللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُولِكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنِ اقْتَفَى شَرْعُهُ المُطَهَّرَ وَإِلَى دِينِهِ الحَنِيفِيِّ انتَسَب.

(أَمَّا بَعدُ) فَيَا أيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللهَ تَعَالَى. واعْلَمُوا أَنَّ اللهَ يَعْلَمُ مَا فِي أَنْفُسِكُمْ فَاحْذَرُوهَ.


Hadirin jama’ah jumat yang berbahagia…

Marilah kita meningkatkatkan keimanan dan ketakwaan kita, kapanpun dan di manapun kita berada.

Waktu yang telah kita lewati, kejadian yang kita hadapi, kondisi yang kita alami telah meninggalkan berbagai coretan amal dalam buku catatan amal kita. 

Apakah perbuatan baik kita lebih banyak daripada perbuatan buruk kita? Atau justru sebaliknya?

Sekecil apapun kebaikan maupun keburukan yang kita lakukan, pasti kita akan mendapatkan balasannya.

Allah Swt. berfirman:


يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ النَّاسُ أَشْتَاتًا لِيُرَوْا أَعْمَالَهُم , فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ , وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ.


Artinya: “Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) perbuatan mereka,

Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat biji sawipun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.

Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar biji sawipun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.”


Oleh karena itu, kita perlu untuk berintrospeksi, mengoreksi setiap hal yang dilakukan oleh anggota tubuh kita.

Itulah yang oleh para Ulama disebut dengan muhasabah.

Sahabat Umar Radliyallahu ‘anhu memerintahkan:


حَاسِبُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوا ، وَزِنُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُوزَنُوا ، وَتَزَيَّنُوا لِلْعَرْضِ الأَكْبَرِ، يَوْمَئِذٍ تُعْرَضُونَ لا تَخْفَى مِنْكُمْ خَافِيَة 


Artinya: “Koreksilah dirimu sebelum kamu dihisab, timbanglah amalmu sebelum kamu ditimbang, dan persiapkanlah bekal untuk menghadapi hari pertemuan besar , hari di mana kalian dihadapkan kepada Allah Swt. dan tidak ada perkara yang samar dari kalian.”


Jama’ah jum’at rahimakumullah…

Selagi kita masih hidup di dunia ini, berarti kita masih memiliki kesempatan untuk mengoreksi diri.

Mulut kita, masihkah kita menggunakannya untuk mengucapkan hal-hal yang tidak baik?

Mata kita, masihkah kita menggunakannya untuk melihat hal-hal yang diharamkan?

Telinga kita, hati kita, farji kita, tangan dan kaki kita, masihkah kita menggunakannya untuk hal-hal yang tidak baik?


Dengan menanyakan hal-hal seperti itu pada diri kita sendiri, maka kita akan bisa menyadari hal-hal yang tidak baik yang telah dilakukan oleh anggota tubuh kita, sehingga kita bisa memperbaiki diri untuk menjadi lebih baik di kemudian hari.


مَنْ كَانَ يَومُهُ خَيرًا مِنْ أَمْسِهِ فَهُوَ رَابِحٌ.


“Barang siapa yang hari ini lebih baik daripada hari kemarin, maka dia adalah orang yang beruntung.”

Imam Al-Ghazzali mengatakan dalam kitab ihya’nya:


مَنْ حَاسَبَ نَفْسَهُ قَبْلَ أَنْ يُحَاسَبَ خُفَّ فِي القِيَامَةِ حِسَابُهُ.


“Barang siapa yang berintrospeksi sebelum diinterogasi di akhirat nanti, dia akan diringankan hisabnya pada hari kiamat yang menanti.”


Dengan membaca istighfar setiap hari, diiringi penyesalan dan tekad kuat untuk memperbaiki diri, mudah-mudahan kita mendapati akhir yang baik dalam perjalanan kehidupan kita di dunia ini.


بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُم فِى القُرْآنِ الْعَظِيمِ وَنَفَعَنِى وَإِيَّاكُمْ  بِمَا فيهِ مِن آيَةٍ وَذِكرِ الحَكِيمِ. وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا  وَمِنكُم تِلَاوَتَهُ وَإنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ العَلِيمُ.

أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيطَانِ الرَّجِيمِ. الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ. وَقُل رَّبِّ ٱغْفِرْ وَٱرْحَمْ وَأَنتَ خَيْرُ ٱلرَّٰحِمِينَ


Khutbah II


اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا


أَمَّا بَعْدُ فَياَ أَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَّى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَتكَ اْلمُقَرَّبِيْنَ اللّهُمَّ وَارْضَ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِيٍّ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ


اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ الأَحْيآءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.


رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوهُ مِن فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ أكبَر


Supaya Amal Bisa Diterima

17 January 2020  Muhammad Chozinul Fahmi

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته


الحَمدُ لِلهِ الَّذِي وَفَّقَنَا لِأَدَاءِ أفْضَلِ العِبَادَات. وَهَدَانَا عَلَى كَيفِيَّةِ اكتِسَابِ السَّعَادَاتِ.

وَأشْهَدُ أَن لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَريكَ لَهُ رَبُّ الْأَرَضِينَ وَالسَّمَوَاتِ.

وَأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبدُهُ وَرَسُولُهُ المَبعُوثُ إِلَى جَمِيعِ الكَائِناتِ.

اَللهُمَّ صَلِ وسَلِّم عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأصْحَابِهِ الدَّاعِي إِلَى الطَّاعَاتِ.

فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ. اِتَّقُوا اللهَ فِي جَمِيعِ الْأوقَاتِ وَالحَالَاتِ.


Jama’ah jumat rahimakumullah…

              Marilah kita meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita dengan selalu memperbaiki kuwalitas amal ibadah kita.  Perlu kita sadari bahwa diciptakannya kita di dunia ini, merupakan anugerah dari Allah Swt. sebagai makhluk yang dibekali hati nurani kita harus mempunyai rasa syukur kepada Sang Khaliq dengan cara memenuhi apa yang menjadi tujuan diciptakannya kita.

Allah Swt. berfirman:


وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ


“Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.”

            

Jama’ah Jumat rahimakumullah…

             Penyakit yang sering kita hadapi saat kita beribadah, saat kita berbuat baik adalah timbulnya rasa riya’ atau pamer. 

Ini merupakan hal yang sangat dikhawatirkan oleh Rasulullah Saw. Beliau pernah bersabda:


إِنَّ أَخْوَفَ مَا أَخَافُ عَلَيكُمُ الشِّرْكُ الأَصْغَرُ.


“Sesungguhnya hal yang paling mengkhawatirkan yang aku khawatirkan pada kalian adalah syirik kecil.”

Kemudian para sahabat bertanya: “Apa syirik kecil itu wahai Rasululloh?”

Rasululloh menjawab:


اَلرِّيَاء. يَقُولُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ يَوْمَ القِيَامَةِ إِذَا جَازَى العِبَادَ بِأَعْمَالِهِمْ: اِذْهَبُوا إِلى الَّذِينَ كُنتُمْ تُرَاءُونَ فِي الدُّنْيَا, فَانظُرُوا هَلْ تَجِدُونَ عِنْدَهُمُ الجَزَاءَ؟


 “(Syirik kecil itu adalah) Riya’. Pada hari kiamat ketika Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Agung membalas hambanya terhadap amal-amal mereka, Allah berfirman, ‘Pergilah kalian kepada orang-orang yang kalian ria kepada mereka ketika di dunia. Maka lihatlah! Apakah kalian mendapatkan balasan di sisi mereka?”

Rasululloh Saw. juga bersabda:


لَا يَقْبَلُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ عَمَلًا فِيهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِن رِيَاءٍ.


“Allah ‘Azza wa Jalla tidak menerima amal yang didalamnya terdapat seberat biji sawi dari riya’.”


Baca Juga Mewaspadai musuh Abadi Manusia


          Imam al-Ghozzali menerangkan bahwa riya’ adalah sifat seseorang yang mencari kedudukan di hati orang lain dengan memperlihatkan kebaikan.

Beliau merangkumnya menjadi tiga tingkatan.

Pertama: riya’ yang paling berat adalah memperlihatkan kebaikan kepada orang lain dengan tujuan untuk meloloskan diri dalam berbuat kemaksiatan.

Riya’ yang kedua adalah memamerkan kebaikan kepada orang lain dengan tujuan untuk mendapatkan urusan duniawi, baik harta, tahta maupun wanita.

Riya’ yang paling ringan adalah memperlihatkan kebaikan karena khawatir akan dipandang jelek di mata orang lain.


Akan tetapi selama tujuan memperlihatkan kebaikan adalah supaya bisa dicontoh dan menjadi motivasi bagi orang lain untuk berbuat kebaikan, maka hal itu diperbolehkan dalam syariat.

Syaikh Hasan al-Basri berkata: “Sesungguhnya merahasiakan amal itu lebih bisa menjaga amal itu sendiri. Akan tetapi menampakkan amal juga mempunyai manfaat. Oleh karena itu Allah ta’ala memuji terhadap orang yang merahasiakan amal baik maupun yang menampakkannya. Allah berfirman:


إِنْ تُبْدُوا الصَّدَقَاتِ فَنِعِمَّا هِيَ ۖ وَإِنْ تُخْفُوهَا وَتُؤْتُوهَا الْفُقَرَاءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ


“Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang faqir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu.”


Jama’ah jumat rahimakumullah…

Mengingat zaman ini adalah zaman yang setiap orang mudah untuk memperlihatkan kebaikan dan menyebarkannya kepada khalayak umum, maka solusi supaya kita terhindar dari sifat riya adalah dengan menanamkan tujuan di dalam hati kita, supaya kebaikan yang kita lakukan bisa ditiru oleh orang lain dan menjadi motivasi bagi mereka untuk melakukan kebaikan tersebut.

Firman Allah ta’ala:


فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا


Artinya: ”Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Tuhannya”.


Mudah-mudahan kita bisa terhindar dari sifat riya’ dan bisa menjadi golongan orang-orang yang ikhlas dalam beribadah.


بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُم فِى القُرْآنِ الْعَظِيمِ وَنَفَعَنِى وَإِيَّاكُمْ  بِمَا فيهِ مِن آيَةٍ وَذِكرِ الحَكِيمِ. وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا  وَمِنكُم تِلَاوَتَهُ وَإنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ العَلِيمُ. وَأَقُولُ قَولِي هذَا فَاستَغفِرُوا اللهَ العَظِيمَ إنَّهُ هُوَ الغَفُورُ الرَّحِيمُ


Khutbah II


اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا


أَمَّا بَعْدُ فَياَ أَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَّى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَتكَ اْلمُقَرَّبِيْنَ اللّهُمَّ وَارْضَ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِيٍّ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ


اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ الأَحْيآءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.


رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوهُ مِن فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ أكبَر

Membebaskan Diri dari Kehidupan yang Merugi

KHUTBAH I

اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحاتُ, أَشهد أَنْ لاإِلهَ إلَّا الله وأَشهد أَنَّ سَيَّدَنا محمدًا عبدُهُ ورَسُولُهُ, اللهمَّ  صَلِّ وسَلِّمْ علَى نُورِ الْأَنْوارِ و سِرِّ الْأَسْرارِ وتِرْياكِ الْأَخْيارِ و مِفْتاحِ بابِ الْيَسارِ, سَيِّدِنا محمدٍ الْمُخْتارِ وآله الْأَدْهار وأَصْحابِهِ الْأَخْيارِ,  عَدَدَ نِعَمِهِ وإِفْضالِهِ.

أمّا بعد. فَقَدْ قالَ الله تعالى في كِتابِهِ الكَرِيْمِ : بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ  .

فَياعِبادَ اللهِ. اتَّقُوااللهَ  حَقَّ تُقاتِهِ  ولا تَمُوتُنَّ إِلَّا وأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

Hadirin Sidang Sidang Jum’at yang di Rahmati Allah …

            Marilah kita senantiasa untuk selalu meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt., dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Dan janganlah sekali-kali kita meninggalkan Dunia ini kecuali dalam keadaan Islam dan khusnul khotimah. Amin.

Hadirin Kaum Muslimin yang berbahagia …

Waktu adalah kehidupan. Jika sebagian waktu kita hilang secara percuma maka hilang pula sebagian usia kita. Menyia-nyiakan waktu itu lebih berbahaya dari pada sebuah kematian, karena memutus hubungan kita dengan Allah dan Akhirat. Sedangkan kematian hanya memutus dari kehidupan Dunia dan sanak keluarga. Allah Swt telah berfirman :

وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْ إِلَّا وأَنْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ  )3)

Artinya :” Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran”. (QS. al-Ashr).

Hadirin Sidang Jama’ah Sholat Jum’at yang bersahaja …

            Waktu menjadi bermakna bila didasari dengan iman yang kokoh. Ditindak lanjuti dengan aneka kesalehan,  diperindah dan dikembangkan dengan nasihat dan menasehi tentang kebenaran dan kesabaran. Waktu sangat berharga dalam kehidupan kita, waktu tidak dapat berputar kembali, waktu akan berputar sesuai porosnya. Maka kita harus cerdas membagi dan menghormatinya. Memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya demi mengasilkan dan kemanfaatan bagi kehidupan kita.

Hadirin Jama’ah Sholat Jum’at yang di rahmati Allah Swt. …

            Agar terhindar dari kerugian, kita harus mengisi waktu dengan empat hal sebagaimana yang telah diabadikan Allah pada surat al-‘Ashr.

Pertama, iman yang benar. Artinya iman yang benar mejadi faktor untuk mewujudkan kehidupan yang baik. Allah Swt. telah berfirman :

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Arinya :’’ Barang siapa yang mengerjakan amal saleh —baik laki-laki maupun perempuan— dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik. Dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang telah mereka kerjakan.” ( q. S. An-Nahl : 97 ).

Hadirin Kaum Muslimin yang berbahagia …

               Ayat ini mengandung pelajaran bahwa sebenarnya kebahagian itu tidak perlu kita cari dengan keliling dunia. Menghabiskan biaya, waktu, dan energi yang banyak, tapi penting kita yakini, karena keyakinan melebihi ilmu pengetahuan bahwa kebahagiaan adalah produk dari hidup yang baik. Hidup menjadi baik, bermakna, dan berkah manakala kita mengikuti petunjuk Allah dan petunjuk Rasulullah Saw.

Kedua, amal soleh  yang didasari oleh iman. Sebagaimana yang telah ditegaskan dalam surat al-‘Ashr bisa mencegah manusia dari kerugian, bahkan di akhirat menjadi bekal untuk berjumpa dengan Allah. Hal ini bisa kita temukan dalam al-qur’anul Karim :

قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلا صَالِحًا وَلا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا

Artinya : “Katakanlah, “Sesungguhnya Aku ini hanya seorang manusia seperti kalian, yang diwahyukan kepadaku bahwa sesungguhnya Tuhan kalian adalah Tuhan Yang Maha Esa. Barang siapa mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadat kepada Tuhannya.”( Q.S. al-Kahfi : 110 ).

               Ketiga, saling menasehati dalam kebenaran. Manusia dilengkapi oleh Allah dengan insting dan perasaan. Karena itu seseoarng mudah terpengaruh oleh segala  sesuatu yang terjadi di sekitarnya. Bereaksi terhadap sesuatu apa yang dilihat dan didengar dapat menyebabkan lupa akan sebuah kebenaran yang hakiki. Maka sangatlah penting untuk saling menasehati agar tetap dalam koridor kebenaran. Oleh karena itu ada pesan khusus dari Allah Swt dalam al-Qur’anul Karim :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ

Artinya :” Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.” ( Q.S. at-Taubat : 119 ).

Hadirin Kaum Muslimin yang berbahagia …

Keempat, saling Menasehati dalam kesabaran. Dalam menjalani kehidupan, manusia berhadapan dengan godaan dan tantangan. Maka diperlukan kesabaran agar manusia tidak mengalami kerugian. Allah berfirman dalam al-Qur’anul Karim :

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الأمْوَالِ وَالأنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ

Artinya : “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” ( Q.S. al-Baqarah : 155 ).

Hadirin Kaum Muslimin yang berbahagia …

            Demikian khutbah pada kesempatan ini, semoga kita semua bisa mengamalkan isi khutbah ini dan bisa menghantarkan untuk meraih kehidupan yang barokah serta mendapatkan predikat min Ahlil Jannah di Akhirat kelak. Amin. 

بارَكَ اللهُ لِي ولَكُمْ فِي الْقُرْءانِ الْعَظِيمِ  ونَفَعَنِي وإِيَّاكُمْ مِنَ الْآياتِ  وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ أَقُلُ قَوْلِي  هذا وَأَسْتَغفِرُ اللهَ لِيْ ولَكُمْ ولِجَمِيعِ الْمٌسلِمِين فاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّه تعالى جَوادٌ كَرِيمٌ مَلِكُ بَرٌّ رَءُوْفٌ رَحِيمٌ.

Khutbah II

اَلحمْدُ للهِ حَمْدًا كما أَمَرَ.وأَشْهدُ أَنْ لا إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ إِرْغامًا لِمَنْ جَحَدَ بِه وكَفَرَ. وأَشْهَدُ أَنَّ سَيّدَنا محمَّدًا عَبدُهُ ورسُولُهُ سَيِّدُ الْإِنْسِ والْبَشَرِ.اللَّهمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ على سيِّدِنا على عَبْدِكَ  ورَسُولِك محمَّدٍ وآلِه وصَحْبِه مَااتَّصَلَتْ عَينٌ بِنَظَرٍ وأُذُنٌ بِخَبَرٍ. ( أمّا بعدُ ) فيَآايُّهاالنّاسُ اتَّقُوا اللهَ

تعالى وَذَرُوا الْفَواحِشَ ما ظهَرَ مِنْها وما بَطَنَ وحافَظُوا على الطَّاعَةِ وَحُضُورِ الْجُمُعَةِ والجَماعَةِ . وَاعْلَمُوا  أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ  فِيه بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلائكةِ قُدْسِهِ. فَقالَ تعالى ولَمْ يَزَلْ قائِلاً عَلِيمًا: إِنَّ اللهَ وَملائكتَهُ يُصَلُّونَ على النَّبِيِّ يَآ أَيّها الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا اللَّهمَّ صَلِّ وسَلِّمْ على سيِّدِنا محمَّدٍ وعلى آلِ سيِدِنَا محمَّدٍ  كَما صَلَّيْتَ على سيِّدِنا إِبراهِيمَ وعلى آلِ سيِّدِنَا إِبراهِيمَ في الْعالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.

اللَّهمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاء الرّاشِدِينَ الَّذينَ قَضَوْا بِالْحَقِّ وَكانُوا بِهِ يَعْدِلُونَ أَبي بَكْرٍ وعُمرَ و عُثْمانَ وعلِيٍّ وَعَنِ السَتَّةِ الْمُتَمِّمِينَ لِلْعَشْرَةِ الْكِرامِ وعَنْ سائِرِ أَصْحابِ نَبِيِّكَ أَجْمَعينَ وَعَنِ التَّابِعِينَ وتَابِعِي التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسانٍ إِلَى يَومِ الدِّينِ. اللَّهمَّ لا تَجْعَلْ لِأَحَدٍ مِنْهُمْ فِي عُنُقِنَا ظَلَامَة ونَجِّنَا بِحُبِّهِمْ مِنْ أَهْوالِ يَومِ الْقِيامَةِ. اللَّهمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ والمُسلمينَ وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ والمُشْركِينَ. ودَمِّرْ أَعْداءَ الدِّينِ. اللَّهمَّ آمِنَّا فِي دُوْرِنا وأَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُورِنا. وَاجْعَلِ اللَّهمَّ وِلَايَتَنا فِيمَنْ خافَكَ وَاتَّقَاكَ.

اللَّهمَّ اغْفِرْ لِلمُسلِمينَ والمُسلماتِ والمُؤْمنينَ والمُؤْمِناتِ الْأَحْياءِ مِنْهُمْ والْأَمْواتِ بِرَحْمَتِكَ يَا وَاهِبَ الْعَطِيَّاتِ. اللَّهمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ والوَباءَ والزِّنا والزَّلَازِلَ وَالمِحَنَ وَسُوءَ الفِتَنِ ما ظَهَرَ مِنْها وما بَطَنَ عَنْ بَلَدِنا هَذا خاصَّةً وعَنْ سائِرِ بِلَادِ الْمُسلمينَ عامَّةً يا رَبَّ الْعَالَمِينَ.رَبَّنا آتِنا في الدّنيا حَسَنَةً وَفي الآخرة حَسَنَةً  وقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبادَ اللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ والْإِحْسان وإِيتاءَ ذِي الْقُرْبَى  ويَنْهَى عَنِ الْفَحْشاءِ والْمُنْكَرِ       وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ العَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوهُ على نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْئَلُوهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ أَكْبَرُ.


Senin, 20 Desember 2021

Kutbah Jum' at

 Tiga Pembagian Ilmu Syariat yang Wajib Dipelajari | Seseorang yang sudah mencapai umur baligh diwajibkan untuk belajar ilmu syariat. Belajar ilmu ini tidak lain untuk mendapatkan ridha dari Allah SWT.

Dalam memahami ilmu syariat, ulama membagi ilmu ini menjadi tiga kategori, yaitu:

1Belajar tentang ilmu yang dapat menjaga ketaatan kita kepada Allah SWT

Belajar ilmu ini adalah untuk mengetahui agar wudhu, shalat, puasa, zakat, haji dan bermu’amalah dapat dianggap sah oleh syariat.  

Ibnu Ruslan dalam kitab Zubadnya mengungkapkan:

وَكُلُّ مَنْ بِغَيْرِعِلْمٍ يَعْمَلُ          اَعْمَالَهُ مَرْدُوْدُةٌ لَا تَقْبَلُ

“Barangsiapa yang beramal tanpa menggunakan ilmu, maka amalnya ditolak dan tidak diterima.

2Ilmu aqidah agar keyakinan seseorang menjadi benar

Mempelajari ilmu ini adalah agar keyakinan seseorang dapat serupa seperti kepercayaan yang diyakini oleh ulama-ulama Ahlu Sunnah wal Jama’ah, serta menghilangkan keraguan dan dijauhkan dari keyakinan yang salah; seperti keyakinannya kaum Mu’tazilah, kaum Jabariyyah dan kaum Mujassimah.

3Ilmu yang dapat membersihkan hati

Mempelajari ilmu ini adalah agar hati seseorang dapat dibersihkan dari akhlak-akhlak yang buruk, seperti sombong, riya, hasad, dan selainnya dari penyakit hati. Orang yang mempelajari ilmu ini diharapkan tidak mudah menyalahkan orang lain.


Kewajiban mengetahui dan mengamalkannya

Ketiga kategori ilmu syariat ini wajib untuk dipelajari bagi setiap orang yang sudah mukalaf (terkena taklif) dan tidak diperbolehkan untuk tidak mengatahui akan ketiga ilmu syariat ini.

Kemudian bagi seseorang yang telah mengatahuinya, diwajibkan pula bagi mereka untuk mengamalkannya. Karena tidak ada keselamatan bagi orang yang telah mengatahui kecuali dengan mengamalkan apa yang telah diketahuinya.

Barangsiapa yang telah melakukan semua kriteria yang telah dijelaskan di atas, maka seseorang akan mendapatkan kebahagiaan di akhirat serta dapat meraih derajat yang tinggi di sisi Allah SWT.

Rasulullah SAW juga bersabda:

إِنَّ قَلِيْلَ الْعَمَلِ يَنْفَعُ مَعَ الْعِلْمِ وَأَنْ كَثِيْرَ الْعَمَلِ لَا يَنْفَعُ مَعَ الْجَهْلِ

“Sesunggunya amal yang sedikit itu lebih bermanfaat bila disertai dengan pengatahuan dan amal yang banyak itu tidak akan bermanfaat bila disertai dengan ketidaktahuan.” [1]

[1] Takhrij Ahadisu Ihya ‘



Hormatilah GuruMu

اَلحَمدُ لِلهِ الَّذِي فَضَّلَ بَنِي آدَمَ  بِالعِلمِ وَالعَمَل.

أَشهَدُ أَن لَا إِلهَ إلَّا اللهُ العَليمُ الجَمَال.

وَأَشهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبدُهُ وَرَسُولُهُ الهَادِي إلَى دَرَجَاتِ العيال.

أللهُمَّ صَلِّ وَسَلِّم عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأصحَابِهِ وَمَن تَبِعَ هُدَاهُ إِلَى يَومِ القِيَامَة.

أَمَّا بَعدُ. فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوصِيكُم وَإِيَّايَ بِتَقوَى اللهِ. فَقَد فَازَ المُتَّقُونَ.  وَقَالَ تَعَالى وَمِنَ النَّاسِ وَالدَّوَابِّ وَالْأَنْعَامِ مُخْتَلِفٌ أَلْوَانُهُ كَذَٰلِكَ ۗ إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ.


Hadirin jama’ah jumat rohimakumulloh,


Pendidikan merupakan hal sangat penting dalam membangun peradaban yang tinggi di dunia ini. Dengan adanya pendidikan, ilmu-ilmu yang sudah terdahulu disampaikan bisa disalurkan bahkan dikembangkan. Pendidikan yang berhasil akan melahirkan generasi-generasi yang berpengetahuan luas dan bertaqwa. Nabi Saw. bersabda:


إذا أتَى عَلَيَّ يَومٌ لَا أَزدَادُ فِيهِ عِلمًا يُقَرِّبُنِي إِلَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ فَلَا بُورِكَ لِي فِي طُلُوعِ شَمسِ ذلِكَ اليَومِ


Artinya: “Jika suatu hari mendatangiku sedangkan di hari itu ilmuku tidak membuatku dekat kepada Allah, maka aku tidak diberkahi sepanjang hari itu.”


Nabi memberi tahu kepada kita bahwa tujuan akhir dari proses pendidikan adalah untuk mencapai derajat ketaqwaan.


Salah satu hal yang menjadi faktor keberhasilan pendidikan adalah menghormatinya murid kepada sang Guru. Sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Az-Zarnuji dalam kitab ta’limal muta’allim


اِعْلَمْ بِأَنَّ طَالِبَ العِلْمِ لَا يَنَالُ العِلْمَ وَلَا يَنتَفِعُ بِهِ إِلَّا بِتَعظِيمِ العِلمِ وَأَهلِهِ وَتَعْظِيمِ الأُسْتَاذِ.


“Ketahuilah bahwasannya seorang pencari ilmu tidak akan bisa memperoleh ilmu dan tidak akan mendapatkan manfaatnya kecuali dengan menghormati ilmu, ahli ilmu, maupun guru.”


Begitu berjasanya seorang guru, sampai-sampai shohabat ‘Ali kwh. Mengungkapkan:


أَنَا عَبْدُ مَنْ عَلَّمَنِي حَرْفًا وَاحِدًا إِنْ شَاءَ بَاعَ وَإنْ شَاء استَرَقَ.


Artinya: “Aku adalah hamba seseorang yang mengajariku satu huruf. Jika dia mau dia menjualku, dan jika dia mau dia menjadikanku budak.”


Dengan kita mempunyai ilmu, maka kehidupan kita menjadi semakin terasa hidup. Karena ada pepatah mengatakan:


“Orang-orang berilmu akan tetap hidup dan abadi setelah wafatnya, meski tubuhnya telah berkalang debu menjadi serpihan tak berarti. Sementara orang yang tak berilmu tak ubahnya bangkai yang berjalan di atas tanah, ia dianggap hidup padahal ia telah mati”.


Jama’ah Jumat rohimakumulloh,


Oleh karena begitu berharganya ilmu, maka sudah selayaknya kita menghormati guru-guru kita. Semoga dengan begitu kita bisa mendapatkan ilmu yang berkah bagi diri kita dan bermanfaat bagi orang lain. Aamiin, aamiin, yaa Robbal ‘alamin.


بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُم فِى القُرْآنِ الْعَظِيمِ وَنَفَعَنِى وَإِيَّاكُمْ  بِمَا فيهِ مِن آيَةٍ وَذِكرِ الحَكِيمِ. وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا  وَمِنكُم تِلَاوَتَهُ وَإنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ العَلِيمُ. وَأَقُولُ قَولِي هذَا فَاستَغفِرُوا اللهَ إنَّهُ هُوَ الغَفُورُ الرَّحِيمُ.


Khutbah II


اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا


أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ اللّهُمَّ وَارْضَ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ


اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.


رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أكبر

#Alam Permulaan Perjalanan Akhirat#

اَلحَمدُ لِلهِ عَلَا وَقَهَرَ.وَعَزَّ وَاقْتَدَرَ. فَسُبحَانَهُ مِن إلهٍ عَظِيمٍ لَا يُمَاثَلُ وَلَا يُضَاهَا وَلَا يُدرِكُهُ بَصَرَ. أَحمَدُهُ سُبحَانَهُ عَلَى نِعَمِهِ مَا اختَفَى مِنهَا وَمَا ظَهَرَ. وَأَشكُرُهُ  وَلَم يَزَل سُبحَانَهُ يُولِي إِحسَانَهُ مَن شَكَر. وَأشهَدُ أن لَا إِلَاه إِلَّا اللهُ وَحدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ عَلَى رَغمِ أَنفِ مَن جَحَدَ بِهِ وَكَفَر. شَهَادَةً أَدَّخِرُهَا لِيَومٍ لَا مَلجَأَ فِيهِ وَلَا وَزَر.  وَأَشهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبدُهُ  وَرَسُولُهُ سَيِّدُ البَشَر. اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّم عَلَى عَبدِكَ وَرَسُولِكَ محمدٍ الَّذِي قَرَّرَ قَوَاعِدَ الإِسلَامِ حَتَّى استَقَرّ. وَعَلَى آلِهِ وَأَصحَابِهِ السَّادَةِ الغُرَر. الَّذِينَ جَاهَدُوا فِي اللهِ حَقَّ جِهَادِهِ فَمَا وَهِيَ عَزمُ أحَدِهِم وَلَا فَتَر. (أَمَّا بَعدُ) فَيَا أَيُّهَا النَّاس اتَّقُوا اللهَ تَعَالى كَمَا أَمَر. وَاترُكُوا الفَوَاحِشَ مَا بَطَنَ مِنهَا وَمَاظَهَر.

            Hadirin jamaah Jum’at rahimakumullah…

            Marilah kita tingkatkan takwa kita kepada Allah Swt. dengan senantiasa melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Perlu kita sadari bahwa dunia hanyalah tempat persinggahan sementara, sedangkan akhirat adalah tempat tinggal yang abadi.

            Bukankah kita sering menyaksikan bagaimana kematian telah memaksa banyak orang meninggalkan orang-orang yang dikasihinya, jabatannya, harta yang dihimpunnya dengan jerih payah, lalu melemparkannya pada ruang sempit yang kita sebut sebagai liang lahat. Kita juga melihat bagaimana akhir kehidupan orang-orang yang angkuh dan melampaui batas, orang-orang yang tidak mau beriman dan justru mengajak pada kekufuran, lalu dengan tiba-tiba maut datang menghampiri mereka, sedangkan mereka dalam keadaan lalai, sehingga mati dalam su’ul khatimah dan membawa segala dosa yang telah diperbuat. Dan terhadap kenyataan itu, kita tentu sadar bahwa cepat atau lambat pasti akan menyusul mereka.

            Hadirin yang berbahagia…

            Perlu kita ketahui bahwa perjalanan hidup di dunia tidaklah sama dengan kehidupan akhirat. Awal dari persinggahan akhirat adalah alam kubur yang sangat mendebarkan. Jika kita selamat dari siksanya, maka perjalanan setelahnya akan lebih mudah bagi kita. Sebaliknya, jika kita tidak selamat darinya, maka perjalanan setelahnya akan semakin sulit. Rasulullah Saw. bersabda:

إِنَّ القَبرَ أَوَّلُ مَنَازِلِ الآخِرَةِ فَإِن نَجَا مِنهُ فَمَا بَعدَهُ  أيسَرُ  مِنهُ وَإِن لَم يَنجُ مِنهُ فَمَا بَعدَهُ أَشَدُّ مِنهُ

Artinya: “Sesungguhnya kubur adalah awal perjalanan akhirat. Maka jika seseorang selamat darinya maka perjalanan setelahnya akan lebih mudah. Dan jika seseorang tidak selamat darinya, maka perjalanan setelahnya akan lebih sulit.” (H.R. Turmudz)

            Hadirin rahimakumullah…

            Kemudian setelah itu adalah hari yang lebih pahit, yaitu hari ketika para Malaikat mengajak para makhluk pada sesuatu yang sangat sulit, yaitu hari kebangkitan dari alam kubur. Pandangan para makhluk akan tunduk, mereka akan keluar dari liang lahatnya bagaikan belalang yang berterbangan.

            Pada hari itu, orang-orang kafir akan berkata, “Ini adalah hari yang sulit.” Sedangkan tempat bagi orang-orang yang berbuat dosa adalah Neraka Saqar. Allah Swt. berfirman:

إِنَّ الْمُجْرِمِينَ فِي ضَلَالٍ وَسُعُرٍ . يَوْمَ يُسْحَبُونَ فِي النَّارِ عَلَىٰ وُجُوهِهِمْ ذُوقُوا مَسَّ سَقَرَ

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang berdosa berada dalam kesesatan (di dunia) dan dalam neraka. (Ingatlah) pada hari mereka diseret ke neraka atas muka mereka. (Dikatakan kepada mereka), ‘Rasakanlah sentuhan api neraka!’” (Qs. Al-Qamar: 47-48)

          Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah…

          Oleh karena itu, marilah kita manfaatkan waktu yang tersisa dari jatah usia kita dengan berupaya keras meningkatkan kualitas ketakwaan kita kepada Allah Swt. Melakukan amal saleh sebanyak mungkin sebagai bekal untuk menghadapi perjalanan panjang menuju akhirat. Sebelum semuanya menjadi terlambat dan penyesalan kemudian menjadi tidak berguna. Semoga kita senantiasa dibimbing oleh Allah Swt. Agar selalu di jalan-Nya. Aamiin…

أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيطَانِ الرَّجِيمِ. وَلَو تَرَى إِذ وُقِفُوا عَلَى النَّارِ فَقَالُوا يَا لَيتَنَا نُرَدُّ وَلَانُكَذِّبَ بِآيَاتِ رَبِّنَا وَنَكُونَ مِنَ المُؤمِنِينَ. بَل بَدَا لَهُم مَّا  كَانُوا يُخفُونَ مِن قَبلُ وَلَو رُدُّوا لَعَادُوا لِمَا نُهُوا عَنهُ وَإنَّهُم لَكَاذِبُون. بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُم فِي القُرآنِ العَظِيمِ وَنَفَعَنَا وَإِيَّاكُم بِالآيَاتِ وَالذِّكرِ الحَكِيمِ إنَّهُ تَعَالَى جَوَّادٌ كَرِيمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ.

Khutbah II

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا

أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ اللّهُمَّ وَارْضَ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أكبر


#Prasangka Baik Kunci Keharmonisan#

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته


اَلحَمدُ لِلهِ الحَكِيمِ السَّتَّارِ, المُتَفَضِّلِ بِالْعَطَاءِ المِدرَارِ, النَّافِذِ قَضَائُهُ بِمَا تَجرِي فِيهِ الأَقْدَارُ, المُرْسِلِ السَّمَاءَ مَعَ النَّفعِ العَآمِّ بالطَّاعَةِ وَالإستِغْفَارِ. أَشهَدُ أن لَا إله إِلا اللهُ وَحدَهُ لا شَريكَ له مُكَوِّرُ اللَّيلِ عَلَى النَّهَارِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبدُهُ وَرَسولُهُ المُصطَفَى المُختَارُ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَولَانَا محمد الشَّنِيعِ المُنجِيِّ مِنَ النَّارِ, وَعَلَى ألِهِ وَصَحْبِهِ مَا طَلَعَ فَجْرٌ وَاسْتَنَار.

أمَّا بَعد. فَيَا عِبادَ الله, اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُسلِمُونَ.


Jama’ah jumat rohimakumulloh…


            Marilah kita mempertahankan kepatuhan, memperkuat keimanan, serta meningkatkan ketaqwaan sebagai bukti rasa syukur kita kepada Alloh karena kita telah diciptakan sebagai makhluk yang bisa membangun relasi di muka bumi ini.


            Sebagai makhluk sosial tentu kita tidak bisa terlepas dari berhubungan dengan orang lain. Keharmonisan berinteraksi dengan orang lain merupakan hal yang diinginkan oleh setiap insan yang bijaksana. Hal ini tentu tidak akan terwujud jika di dalam hati manusia masih terdapat prasangka buruk.

Allah Swt. berfirman dalam Qs. Al-Hujurat ayat 12:


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ


“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.”


Allah Swt. mengingatkan kita untuk menjaga hal yang mendasar dalam menjaga kerukunan dan keharmonisan, yaitu menjaga perasaan kita agar senantiasa berprasangka baik kepada sesama Muslim. Kita tahu, adanya kerusuhan yang terjadi di dunia nyata, keributan yang terjadi di dunia maya, itu semua tidak terlepas dari awal mula prasangka yang buruk terhadap sesama.


Diriwayatkan dari Sahabat Umar bin Khottob bahwa Rosululloh Saw. bersabda :


وَلَا تَظُنَّنَّ بِكَلِمةٍ خَرَجَتْ مِنْ أَخِيكَ المُسْلِم إِلَّا خَيْرًا


“Sungguh, janganlah kamu menyangka terhadap kalimat yang keluar dari saudaramu sesama Muslim kecuali dengan prasangka yang baik.”


Imam Al-Ghazzali menuturkan dalam kitab Ihya’ ‘Ulumuddin bahwa kita tidak berhak untuk berprasangka buruk kepada orang lain kecuali ketika telah jelas bagi kita keburukan tersebut dan tidak memungkinkan untuk menta’wil keburukan tersebut dengan kebaikan.


Oleh karena itu, Jama’ah jumat rohimakumulloh,


Marilah kita tetap menjaga hati kita dengan prasangka yang baik, agar tercipta kerukunan dan keharmonisan baik di dunia nyata maupun dunia maya.


بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُم فِى القُرْآنِ الْعَظِيمِ وَنَفَعَنِى وَإِيَّاكُمْ  بِمَا فيهِ مِن آيَةٍ وَذِكرِ الحَكِيمِ. وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنَّا  وَمِنكُم تِلَاوَتَهُ وَإنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ العَلِيمُ. وَأَقُولُ قَولِي هذَا فَاستَغفِرُوا اللهَ إنَّهُ هُوَ الغَفُورُ الرَّحِيمُ.


Khutbah II


اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا


أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ اللّهُمَّ وَارْضَ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ


اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكبَر

#Meraup Keuntungan Dunia dan Akhirat dengan Ilmu#

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته


الحمد لله علَّمَ الإِنسَانَ. عَلَّمَ الإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ. مِنْ لَدُنْ أَبِيهِ أَدَمَ إِلَى هذِهِ الأَيَّامِ. بِعِلمِهِ القَدِيمِ الَّذِي لَم يَزَل مَوصُوفاً بِهِ فِي أَزَلِ الأَزَالِ. كُلُّ شَيءٍ مَوجُودٌ بِقَضَائِهِ وَقَدَرِهِ وَمَشِيئَتِهِ. وَكَوَّرَ اللَّيْلَ عَلَى النَّهَارِ فَجَعَلَ اللَّيْلَ لِبَاسًا وَالنَّهَارَ مَعَاشًا. لِيَنتَشِرَ خَلقُهُ فِي ابْتِغَاءِ فَضلِهِ وَيَنتَعِشُونَ بِهِ عَن ضَرَاعَة الحَا جَات انتعَاشًا.


أَشْهَدُ أنْ لَا إِله إِلَّا الله وَحدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ فِي مُلكِهِ وَمَلَكُوتِهِ. وَأَشهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبدُهُ وَرَسُولُهُ المَبعُوثُ إِلَى كَافَةِ الأَنَامِ

بِحَمْلِ شَرِيعَتِهِ وَكَلَامِهِ الحَكِيمِ. اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّم عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ألِهِ وَأَصحَابِهِ أَحْيَوا دِينَ خَلِيلِكَ أَمَّا بَعدُ.


Hadirin jamaah jumat,


Pada kesempatan yang berbahagia ini, marilah kita sejenak mengingat salah satu perintah Allah kepada para hamba-Nya. Yakni perintah untuk senantiasa bertakwa dan meningkatkan ketakwaan. Kemudian mari kita niatkan dan kita nadzarkan dalam sanubari, untuk melaksanakan perintah takwa itu. Hal ini tidak lain  adalah agar kita dapat menggapai maqom muttaqin dalam pandangan Allah. Yakni orang yang bertakwa dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya. Allah Swt. berfirman,


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ


Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.”

(QS. Ali ‘Imran; 102)


Hadirin jamaah jumat,


Zaman di mana kita hidup sekarang ini adalah zaman yang penuh persaingan. Kita sudah merasakan betapa mencari sumber penghidupan di masa ini sangat berat dan penuh tantangan. Ketika seseorang tidak memiliki bekal dalam mengarungi hidupnya, niscaya ia akan tersisih dan terpinggirkan. Pertarungan untuk mendapatkan sumber penghidupan tiada habisnya. Karena hal itu sudah menjadi titah Allah pada umat manusia. Sebagaimana telah disebutkan dalam Al-Quran:


وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ


“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumiز” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. (Qs. Al-Baqoroh; 30)


Sekelompok sahabat nabi mengatakan bahwa Allah berfirman kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. Mereka (malaikat) berkata, “Bagaimana sifat-sifat khalifah Anda itu?” Allah menjawab, “Ia memiliki keturunan yang akan membuat kerusakan di muka bumi. Mereka saling mendengki dan menumpahkan darah.”


Kedengkian merupakan sifat yang muncul karena ada sebab yang memicu. Dan pemicu mayoritas adalah karena adanya persaingan-persaingan. Persaingan adalah bagian dari sunatullah yang berjalan di bumi. Walaupun demikian, tidak seharusnya ia menyebabkan kita saling bermusuhan akibat sifat saling mendengki tersebut. Nabi yang menjadi junjungan kita, jauh-jauh hari sudah memperingatkan kita agar kita menjauhi sifat dengki. Nabi bersabda,


إيَّاكُم وَالكِبْرَ فَإِنَّ إِبْلِيسَ حَمَلَهُ الكِبرُ عَلَى أَن لَا يَسجُدَ لِآدَمَ وَإِيَّاكُم وَالحِرصَ فَإِنَّ آدَمَ حَمَلَهُ الحِرصُ عَلَى أَن أَكَلَ مِنَ الشَّجَرَةِ وَإِيَّاكُم وَالحَسَدَ فَإِنَّ بَنِي آدَمَ قَتَلَ أَحَدُهُمَا صَاحِبَهُ حَسَدٌا فَهُنَّ أصلُ كُلِّ خَطِيئَةٍ


“Takutlah pada kesombongan, karena sesungguhnya sifat sombong telah mendorong Iblis untuk tidak mau bersujud pada Adam. Takutlah pada kerakusan, karena ia telah mendorong Adam memakan pohon (khuldi). Takutlah kalian pada kedengkian. Karena sesungguhnya keturunan Adam menumpahkan darah saudaranya karena rasa dengki. Ketiganya adalah sumber segala kejelekan.

(Ibnu Asakir dari Ibnu Mas’ud)


Dalam ayat lain, Allah menjelaskan, manusia hendaknya salinga berlomba-lomba dalam kebaikan. Tentunya dengan persaingan yang sportif dan jujur. Karena Allah hanya menganjurkan perlombaan dalam kebaikan.


لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا ۚ وَلَوْ شَاءَ اللَّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَٰكِنْ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُمْ ۖ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ ۚ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ


“Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,”  (Qs. Al-Maidah; 48)


Perlombaan yang diridlai Allah hanyalah perlombaan dalam konteks kebaikan, bukan dalam kejahatan dan kemaksiatan. Maka untuk menjalankan perintah berlomba-lomba dalam kebaikan, hendaknya kita dapat membedakan mana perkara yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh. Untuk mengetahui hal itu, hanya ada satu cara yakni dengan ilmu. Hanya dengan ilmu, maka perkara yang dilarang dan yang dihalalkan Allah akan dapat diketahui.


Hadirin jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,


Dari sinilah para Ulama merumuskan bahwa bagi seorang Muslim wajib mengetahui hukum pekerjaan dan tindakan yang akan ia kerjakan sebelum memasukinya. Hal ini tentunya adalah untuk mencegah agar kita tidak mudah terjatuh ke dalam lubang kemaksiatan ketika bekerja.


Karena selain memerintahkan hambanya untuk bekerja, Allah juga memerintahkannya untuk menjaga dari melakukan larangan-larangan-Nya.


Allah berfirman,


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَأْكُلُوا أَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ إِلَّا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِنْكُمْ


“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan saling merelakan di antara kamu.”

(Qs. An-Nisa; 29)


Sufyan At-Tsauri seorang mujtahid dan sufi besar di zamannya mengatakan,


مَن أَرَادَ الدُّنْيَا وَالآخِرَةَ فَعَلَيهِ بِطَلَبِ العِلمِ


“Barang siapa yang menginginkan (kemakmuran) dunia dan (kemakmuran) akhirat, maka hendaknya ia mencari ilmu.”


Keuntungan dunia tidak ada artinya jika diperoleh dengan cara yang tidak benar. Begitu pula kebahagiaan akhirat, tidak akan dapat dicapai kecuali dengan amal yang dilandasi dengan ilmu. Maka menambah pengetahuan, baik untuk urusan dunia maupun akhirat sangat penting, dan tidak boleh ditinggalkan oleh seorang muslim.


بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُم فِى القُرْآنِ الْعَظِيمِ وَنَفَعَنِى وَإِيَّاكُمْ بِفَهْمِهِ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ


Khutbah II


اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا


أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ اللّهُمَّ وَارْضَ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ


اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ


#Antara Tawakkal dan Takdir#

Khutbah I

اَلْحَمْدُ للهِ حَمْداً يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَه، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِي لِجَلَالِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَلِعَظِيْمِ سُلْطَانِك. سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِك. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَه، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداًداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُه. خَيْرَ نَبِيٍّ أَرْسَلَه. أَرْسَلَهُ اللهُ إِلَى الْعَالَمِ كُلِّهِ بَشِيرْاً وَنَذِيْراً. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً وَسَلَاماً دَائِمَيْنِ مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن.

أَمَّا بَعْدُ فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ: اَلَيْسَ اللّٰهُ بِكَافٍ عَبْدَهٗۗ وَيُخَوِّفُوْنَكَ بِالَّذِيْنَ مِنْ دُوْنِهٖۗ وَمَنْ يُّضْلِلِ اللّٰهُ فَمَا لَهٗ مِنْ هَادٍۚ


Ma’asyiral muslimin rahimakumullah.

Pada kesempatan yang mulia di siang hari ini, khatib berpesan khususnya kepada diri khatib sendiri dan kepada Hadirin Sidang Jumat pada umumnya, untuk selalu memaksimalkan ketakwaan kita kepada Allah Swt. Takwa dalam arti menjauhi segala hal yang dilarang syariat dan menunaikan apa-apa yang diperintahkan. Karena dengan begitu kita telah berusaha menjadi hamba yang benar-benar menghamba.


Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Sebagai orang yang beriman, tentu kita meyakini bahwa semua yang terjadi atas diri kita, berupa rejeki, umur, kesehatan, musibah dan segala hal tentang alur kehidupan lainnya, bermuara atas kehendak dan ketetapan dari Allah Swt. Sejak dini kita sudah ditanamkan pemahaman demikian, dan itu menjadi pondasi keimanan kita. Semakin kuat bobot keimanan seseorang, keyakinannya akan hal demikian juga semakin kukuh.

Mencari rejeki untuk memenuhi kebutuhan hidup, menjaga kesehatan, menghindarkan diri dari hal yang membahayakan dan rangkaian ikhtiar lainnya, selain merupakan sifat manusiawi, siapapun akan melakukannya, yang demikian itu juga merupakan perintah.

Namun juga jangan lupa, dalam berikhtiar dan berupaya, kita sandarkan hasil akhir dan keputusannya kepada Allah, seperti itulah yang dinamakan tawakkal. Mempercayakan sepenuhnya dalam segala hal, baik itu urusan duniawi maupun ukhrawi, kepada Allah Swt. dengan tetap berusaha sampai batas kemampuan.


Hadirin rahimakumullah

Orang yang tawakkal dan selalu menggantungkan segala urusannya kepada Allah itu diibaratkan hubungan anak kecil dengan ibunya. Bagi anak, ibu adalah satu-satunya yang ia kenal sekaligus menjadi penenangnya. Ia akan mencari sosok ibunya kala jauh. Anak akan mempercayakan segala urusannya kepada ibu. Mulai makan, minum dan membersihkan tubuhnya, karena dia tidak tahu dan merasa tidak mampu untuk melakukan itu semua. Ia hanya bisa menangis atas keinginan dan apa yang dirasakannya.

Begitupun selayaknya bagi seorang hamba, urusan rejeki, umur, jodoh dan segala hal yang sudah di luar kemampuan, hendaknya kita rengekkan kepada Allah. Karena hanya Dia yang bisa memenuhi semua itu dan Dia yang tahu bagaimana sebaiknya. Firman-Nya dalam sebuah hadis qudsi :


قال النَّبِيُّ – صلى الله عليه وسلم – : يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بي ، وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِيْ


Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya Allah berkata: “Aku sesuai prasangka hambaku pada-Ku dan Aku bersamanya apabila ia memohon kepada-Ku” (HR Muslim)


Hadirin jamaah jumat rahimakumullah

Usaha keras, berdoa, berobat saat sakit, meminta tolong kepada orang lain dalam menggapai sebab-sebab yang dapat mengantarkan seseorang untuk menggapai keinginannya, semua itu tidaklah membatalkan pengertian dari tawakkal itu sendiri. Bahkan yang demikian termasuk dalam rangkaian tawakkal.

Jadi tawakal itu berpaling dari satu takdir ke takdir yang lain. Semisal seorang yang tengah sakit, dengan dia berobat, dia berpindah ke takdirnya yang lain. Dari takdir yang berupa sakit, ingin kesembuhan yang menjadi takdir berikutnya. Begitupun dengan berdoa dari mara bahaya dan meminta kebaikan.

Sebab Allah menciptakan banyak takdir untuk hamba-Nya. Dan masing-masing takdir dibarengi dengan sebab-sebab yang dapat dilakukan seorang hamba sebagai jalan dan cara untuk mencapainya.

Sehingga segala usaha yang dilakukan manusia dalam mencapai takdirnya adalah ketaatan kepada Allah dari sisi lahiriah. Sedangkan tawakkal, dengan mempercayakan sepenuhnya atas segala urusan kepada Allah merupakan amaliyah hati.

Dalam Surat At-Talaq Ayat 3 Allah berfirman :


وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُۥٓ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَٰلِغُ أَمْرِهِۦ ۚ قَدْ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَىْءٍ قَدْرًا


Artinya : “Dan Allah memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.”


Ketika seseorang sudah memiliki sifat tawakkal yang teguh, dia akan merasa tenang atas semua hal yang dihadapi, tidak ada rasa gelisah dan khawatir. Sebab ia sudah yakin dan memasrahkan segalanya kepada Allah. Jika sudah demikian, seorang hamba tidaklah mungkin akan melakukan hal-hal yang dilarang Allah dan Rasul-Nya demi menggapai keinginan dan ambisinya, atau karena putus asa dari kenyataan hidup dan musibah yang dia hadapi. Sebagai pengingat Nabi Saw. bersabda :


أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِى الطَّلَبِ فَإِنَّ نَفْسًا لَنْ تَمُوتَ حَتَّى تَسْتَوْفِىَ رِزْقَهَا وَإِنْ أَبْطَأَ عَنْهَا فَاتَّقُواا اللَّهَ وَأَجْمِلُوا فِى الطَّلَبِ خُذُوا مَا حَلَّ وَدَعُوا مَا حَرُمَ


“Wahai umat manusia, bertakwalah kalian kepada Allah, dan tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rezeki, karena sesungguhnya tidaklah seorang hamba akan mati, hingga ia benar-benar telah mengenyam seluruh rezekinya, walaupun terlambat datangnya. Maka bertakwalah kepada Allah, dan tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rezeki. Tempuhlah jalan-jalan mencari rezeki yang halal dan tinggalkan yang haram.” (HR. Ibnu Majah no. 2144)


Rezeki tidaklah melulu tentang harta, namun juga kesehatan dan segala macam nikmat hidup lainnya. Semoga kita terus mendapatkan bimbingan-Nya sehingga bisa berjalan di jalur yang benar. Amiin.


باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ وذِكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ


Khutbah II

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ.. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَههُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِي إلَى رِضْوَانِهِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًاا أَمَّا بَعْدُ فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَممَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّٰهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَككْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيّ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ


اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ الْاَحْيَآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللّٰهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلَامَ و وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلَاءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلَازِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خَآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عَآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ


Menjalin Kerukunan

26 April 2019  Ichwan eM

أَلْحَمْدُ للهِ خَالِقِ الْخَلَائِقِ وَ بَاسِطِ الرِّزْقِ كَمَا وَصَفَ نَفْسَهُ بِأَنَّهُ الرَّزَّاقُ أَبْدَعَ الْمَصْنُوْعَاتِ بِلَاشَرِيْكٍ وِلَامُشَاقِق فَسُبْحَانَ مَنْ نَوَّرَ قُلُوْبَ أَوْلِيَائِهِ بِأَنْوَارِ الْحَقَائِقِ  أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ حَمْدَ مُؤْمِنٍ صَادِقٍ وَ أَشْكُرُهُ وَالشُّكْرُ لِحِفْظِ نِعَامِهِ أَوْثَقَ الْوَثَائِقِ وَ أَشْهَدُ أَنْ لَاإله إِلَّاالله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ أللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وَ عَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ أُولِى الْفَضْلِ وَ السَّوَابِقِ فَيَا عِبَادَاللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَتَزَوَّدُوْا فَإِنَّ خَيْرَالزَّادِ التَّقْوَى فَقَالَ اللهُ عَزَّ مِنْ قَائِلٍ: يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ



Di antara ibadah yang utama adalah menjaga rasa persaudaraan, mengapa demikian? Karena, sungguh, rasa permusuhan akan berdampak pada ketenangan jiwa dan raga kita. Jiwa kita akan menjadi tidak tenang jika kita memelihara rasa permusuhan, pikiran kita akan tersibukkan oleh hal-hal yang sebenarnya biasa-biasa saja andai tidak ada rasa permusuhan tadi. Begitu pula dengan raga kita, sifat tenteram kita akan selalu merasa dihantui oleh pihak-pihak yang kita sangka akan berniat buruk pada kita.


Dari itu saja, sejatinya kita sudah bisa memahami tentang pentingnya rasa persaudaraan yang menjadi penunjang penting dalam ketenteraman dan keamanan hidup serta ibadah kita. Sampai saat ini, perbedaan masih menjadi momok yang sering kali menimbulkan hal-hal yang bersifat perpecahan. Padahal Allah swt, telah berfirman dalam surat al-Hujurat ayat 13:


يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ


Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”


Jemaah Jumat Yang dirahmati Allah..


Pemilihan telah usai, adanya perbedaan diantara kita yang mencuat saat pemilihan yang lalu, hendaknya segera kita sudahi. Mari kita saling membuka hati dan menghilangkan hal-hal tak perlu yang menjadi sekat persaudaraan diantara kita. Karena siapa pun nantinya yang terpilih adalah hasil itikad baik dari kita semua.


Demikianlah perbedaan yang ada, dan dalam segala hal hendaknya dijadikan bahan dan tambahan wawasan bagi kita untuk saling mengenal dan mengerti satu sama lain. Allah swt. berfirman:


وَلَوْ شَاء اللّهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلَـكِن لِّيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُم فَاسْتَبِقُوا الخَيْرَاتِ


Artinya: “Kalau Allah Menghendaki, niscaya kamu Dijadikan- Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak Menguji kamu terhadap karunia yang telah Diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lomba lah berbuat kebajikan.” (QS. al-Maidah: 48)


Dalam firmannya, Allah swt. Menyatakan bahwa perbedaan ada untuk menguji sejauh mana kita mampu menghayatinya dan menjadikannya jalan untuk berlomba-lomba dalam hal kebaikan.


Semoga saja, berbagai macam perbedaan yang tengah mengemuka ini, tidak memudarkan rasa persaudaraan yang sudah sekian lama mengakar itu.


Jemaah Jumat Yang dirahmati Allah..


Marilah kita sikapi hasil penyelenggaraan bagian demokrasi kita ini dengan dewasa dan tetap menjunjung tinggi rasa persaudaraan. Karena bagaimana pun juga


جَعَلَنَا اللهُ وَاِيَّاكُمْ مِنَ الْفَائِزِيْنَ الْاَمِنِيْنَ, وَأَدْخَلَنَاوَاِيَّاكُمْ فِى عِبَادِهِ الصَّالِحِيْن


بَارَكَ اللّه لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. وَالْعَصْرِ. إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ. إِلَّا الّذِيْنَ  آمَنُوْا وَعَمِلُوْا الصَّالِحَاتِ وَتَوَا صَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ فَاسْتَغْفَرُوْا رَبَّكُمْ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمِ


Khutbah Kedua


الحمد للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا


أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ


اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ


PENGERTIAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL

   Pengertian Manusia sebagai Makhluk Sosial Manusia merupakan makhluk hidup yang selalu berinteraksi dengan sesama, tidak dapat hidup sendi...